TIGA PULUH DELAPAN

2K 59 4
                                    

Perkataan Agus terngiang-ngiang dipikiran Amel. Gadis itu mondar-mandir bagaikan setrika seraya menggigit bibir bawahnya.

Flashback on.

Agus terkekeh. "Tasya. Orang itu sahabat Sandra sekaligus orang yang ingin buat kamu menderita."

"Hah!?" pekik Amel kaget.

Ia langsung membekap mulutnya seraya menyengir ketika seluruh mata menatapnya heran karena pekikannya itu.

"Yang bener kak?!" tanya Amel. Agus mengangguk memastika.

Amel mendengus kesal. "Kalo kak Agus tau hidup aku terancam kenapa nggak ngasih tau aku dan ngelindungi aku sih?!" katanya.

Agus terkekeh. "Malah ketawa." kata Amel kesal.

Agus kembali terkekeh. "Gimana kakak mau ngelindungi kamu? Toh udah ada yang jagain kan? Bahkan sampe bawa bodyguard segala ke sekolah." kata Agus.

Amel mengernyitkan keningnya. "Carga?" tanyanya. Agus mengangguk.

"Aku sama dia udah putus, nggak mungkin dia ngelindungi aku." kata Amel lirih seraya menunduk.

"Dia ngelindungi kamu kok. Kamu aja yang nggak tau." kata Agus. Amel mendonggak dengan wajah bingungnya.

"Setiap hari, dia minta kabar kamu gimana sama Kezia, Angga, Bunda maupun Ayah kamu. Tapi, Carga nyuruh mereka buat diem kalo dia nanyain kabar kamu lewat mereka." kata Agus saat memahami kebingungan Amel.

Amel menangis. Melihat anak majikannya menangis, Agus menepuk-nepuk bahunya dan menenangkannya.

"Udah. Kenapa jadi mewek gini?"

"Aku bersalah banget udah milih opsi pertama orang itu. Aku dijebak kak. Hiks.."

"Sttt.. jangan nangis. Iya, kamu memang dijebak. Tapi kamu juga bodo sih."

Amel menatap Agus tak percaya. "Bodo apanya? Gini-gini juga aku dapet sepuluh besar dikelas ya!"

Agus terkekeh. "Bukan itu. Kalo kamu sayang Carga, kamu pasti ngelakuin apa yang buat kalian tetap bersatu. Tapi kamu malah milih buat percaya sama ancaman bodoh itu."

Amel terdiam. Apa yang dikatakan Agus adalah benar. Ini semua adalah salahnya yang sangat egois. Ia kembali menangis.

"Nangis lagi." gumam Agus.

"Aku harus gimana kak? Hiks.."

"Besok kamu temui dia dan minta maaf lalu kembali mejalin hubungan lagi. Kalau ada yang ancam kamu seperti itu, kamu nggak usah percaya. Kamu harus tau tik-tak orang kayak gitu." balas Agus seraya menatap Amel lekat.

Agus terlihat merogoh sesuatu didalam kantonya lalu memberikannya kepada Amel.

Agus mengernyitkan keningnya bingung saat melihat benda kecil namun banyak itu.

"Itu apa kak?" tanya Amel bingung.

"Ini alat perekam suara. Ini akan memudahkan kakak untuk ngejaga kamu." balas Agus. Amel manggut-manggut seraya ber-oh ria.

"Kok ngasi banyak?" tanya Amel lagi.

Agus mendelikkan bahunya. "Mana tau jatuh." balasnya. Amel terkekeh lalu mengambil alat itu.

"Itu disimpan ditas sekolah, seragam, sling bag, dan benda-benda yang sering kamu bawa termasuk ponsel kamu." kata Agus. Amel mengangguk patuh dan menyimpan benda itu didalam sling bagnya.

CARAMEL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang