EMPAT PULUH DELAPAN (END)

4.5K 77 0
                                    

Hari ini, Amel beserta kawan-kawannya disekolah sudah akan menempuh masa-masa kuliah.

Setelah selesai berkutat dengan soal-soal yang meribetkan dan juga menyusahkan, akhirnya mereka telah menyelesaikan itu dengan harapan mendapat nilai yang baik.

Dan itu semua terkabul. Dimulai dari murid yang tidak terlalu pintar mendapat nilai yang menurut mereka termasuk yang dialami Amel dan Carga dkk.

Setelah kejadian itu, Carga langsung menghampiri Jordan kerumahnya yang masih untung lelaki itu berada dirumahnya.

Flashback on.

"Kamu kenapa sih?" tanya Amel benar-benar bingung.

"Isi suratnya ap---"

Pertanyaan Amel dipotong karena Carga kembali menangis dan memeluknya erat. Amel pun hanya bisa menenangkan lelaki itu.

"Jordan.." lirih Carga. Amel yang mendengarnya hanya mengernyitkan keningnya.

"Dia kena kanker darah.." potong Carga saat Amel hendak berbicara.

Amel menutup mulutnya dengan mata yang membulat. "Seriously?!" tanyanya.

Carga mengangguk dan masih sesenggukan. Kini, malah Amel yang menangis.

"Kenapa nangis?" tanya Carga bingung.

"Dia udah berjasa selagi kamu nggak ada sama aku." balas Amel yang membuat Carga mengernyitkan keningnya bingung.

"Waktu kita putus kemarin, dia yang berjasa buat ngelindungin aku, buat aku ketawa dan berusaha lupain dan ngeringanin masalah aku." jelas Amel.

Carga mengelus punggung Amel penuh kasih sayang dan sesekali menepuk-nepuknya agar Amel terdiam.

"Udah, dia belum keatas. Kita masih bisa ngerawat dan sama-sama lagi sama dia. Maka dari itu, mending sekarang kita kerumahnya. Sebelum dia berangkat ke Medan." ajak Carga.

"Jordan pergi ke Medan? Buat apa?" tanya Amel bingung dan menghapus jejak air matanya dipipinya.

"Dia mau jemput saudaranya yang akan nemenin dia di Singapore. Dia bakal ke Singapore untuk perawatan." balas Carga.

"Kenapa harus di Singapore? Kita kan nggak bisa jenguk dia terus. Beri dia semangat saat dia kemo. Kenapa nggak disini aja? Disini kan masih sama-sama bagus."

"Keluarganya cuma pengen Jordan sembuh dengan cepat. Masa depan Jordan itu masih lama dan dia nggak bakal bisa nikmatin itu kalau keluarganya nggak langsung bertindak langsung. Keluarganya cuma pengen yang terbaik, Mel."

"Tapi kan..."

"Kita bisa semangatin dia lewat telepon atau bahkan skype. Lain waktu, kita juga bakal jenguk dia kalau dia masih sakit."

Akhirnya Amel menghela nafasnya dan mengangguk. Carga mengambil dan menggengam tangannya lalu membawanya kearah motor.

Lalu mereka pergi ke rumah Jordan dan terjadilah tangisan yang kembali keluar disana.

Flashback off.

"Ngelamun aja bos." seru Fauzi yang membuat Carga tersadar dari lamunanya.

Kini, Carga, Amel, Kezia dan lainnya tengah berkumpul di cafe Entala. Mereka berkumpul karena semenjak sibuk mengurus pendaftaran untuk masuk kuliah.

Carga dan yang lainnya sudah mendaftar di universitas di Indonesia saja. Kata Fauzan 'Di Indo aja. Toh mau kuliah dimana aja bakal diterima diperusahaan mana aja kok. Lagian, kuliah di luar mehong shay.'

CARAMEL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang