19. TAK PERLU ALASAN

6.8K 587 3
                                    

Pagi ini, Jennie bangun lebih siang dari biasanya. Ia pulang terlalu larut malam. Sekalipun kurang tidur, tapi Jennie merasa cukup bersemangat untuk bersiap melakukan rutinitasnya.

Selesai mandi, Jennie duduk didepan meja riasnya. Ia memandangi pantulan wajahnya dari kaca. Perhatiannya mulai terganggu ketika ia mendengar dering handphonenya berbunyi dengan sangat keras.

Incoming call..

Appa...

"Appaaaaaa..." Jennie menyapa dengan suara manja. Ia beranjak dari kursi meja riasnya dan meloncat keatas kasur dengan senyuman mengembang di wajahnya.

"Hei putri kesayangan Appa. Bagaimana kabarmu?" terdengar suara Kwon Ji Yong yang disambut tawa bahagia Jennie.

"Baik Appaaa... Appa sendiri bagaimana? Kapan Appa pulang?"

"Appa baik sayang..." jawab Kwon Ji Yong terkekeh. "Appa masih ada urusan disini. Belum tahu kapan bisa pulang."

"Hhmmm... baiklah. Appa... kenapa dari kemarin aku sulit sekali menghubungimu?"

"Mianhae Jennie-yaa... Appa benar-benar sibuk disini. Ditambah lagi kemarin handphone Appa tiba-tiba rusak. Mati, dan tidak mau menyala lagi."

"Appa sudah membeli handphone baru?"

"Ne... makanya Appa bisa menghubungimu sekarang." Mendengar ucapan Appa tercintanya itu, ia tersenyum lega. "Bagaimana dengan persiapan peluncuran produk baru kita sayang? Apakah kau ada kesulitan?"

"Tidak Appa... semua berjalan dengan baik dan lancar. Oiya..." kalimat Jennie menggantung. "Appa... apakah tidak apa-apa kalau tiba-tiba kita harus menunda produk baru?" tanya Jennie.

"Maksudmu?"

"Aku memberi instruksi kepada mereka untuk mengecek ulang produksi produk baru kita Appa. Aku juga meminta mereka untuk mematangkan konsep pemotretan dan promosi. Aku beri mereka waktu 3 minggu. Tapi kalau semisal semuanya berjalan tidak baik..."

"Aahhhh..." Kwon Ji Yong mengerti apa yang dimaksud Jennie. "Ne ne... Appa mengerti maksudmu." Lanjut Kwon Ji Yong. "Kalau memang ada masalah, kabari saja Appa. Atau kalau semisal Appa sedang tidak bisa dihubungi, kau bisa menghubungi asisten Appa. Nanti, asisten Appa pasti akan menyampaikannya pada Appa." Kata Kwon Ji yong lagi.

"Nee Appa... aku hanya ingin peluncuran produk baru kita ini bisa benar-benar sukses. Aku bahkan sudah meminta bagian produksi untuk benar-benar teliti. Jangan sampai kita memproduksi barang cacat." Mendengar ucapan anaknya ini, Kwon Ji Yong langsung tertawa.

"Appa memang selalu bisa mengandalkanmu, Jennie-yaa..." kata Kwon Ji Yong dengan bangga. Jennie tersenyum mendengar pujian dari Appa nya itu. Bagaimanapun juga, Jennie selalu berterimakasih atas didikan Kwon Ji Yong. Untuk masalah bisnis, Kwon Ji Yong memang selalu mendidik Jennie dengan serius. Ia ingin agar anak pertamanya ini bisa benar-benar menjadi penerus bisnis besarnya. "Ngomong-ngomong, dimana kau sekarang?"

"Masih dirumah, Appa. Aku sedang bersiap-siap ke kantor. Hari ini pemotretan hari pertama..."

"Aahh... baiklah. Eomma masih di Jeju?"

"Ne... semalam Eomma bilang, malam ini atau besok Eomma baru pulang..."

"Okee... setelah ini Appa akan menelepon Eomma. Oiya, Appa juga sudah dengar tentang Donghyukie. Bilang padanya untuk tetap menjaga kesehatan. Appa yakin, setelah ini dia pasti akan sibuk sekali. Jangan sampai dia terlarut dalam kesibukan dan sampai lupa menjaga kesehatannya."

STAY Where stories live. Discover now