22. MAKAN MALAM KITA

6.3K 618 12
                                    

Pukul 08.00 PM

Sebelum berangkat ke apartment Nana, Lisa mampir terlebih dahulu ke supermarket untuk membeli pudding kesukaan kekasihnya itu. Dan saat ini, Lisa sudah berada di gedung apartment Nana. Ia melangkah cepat menuju kamar apartment Nana.

Setibanya didepan pintu kamar Nana, Lisa langsung memencet tombol bel.

"Ne..." terdengar suara Nana dari balik pintu. Dan ketika pintu mulai terbuka, Nana langsung tersenyum begitu lebar melihat Lisa sudah berdiri dihadapannya. "Chagiii..." Nana memeluk tubuh Lisa dengan erat. Tak lama ia langsung melepas pelukannya dan menatap Lisa lekat-lekat. Lisa hanya tersenyum memandang wajah kekasihnya itu.

"Aku membawakan pudding kesukaanmu." Kata Lisa sambil menunjukkan bungkusan plastik berisi dua pudding yang tadi ia beli. Nana hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia meraih tangan Lisa dan menariknya untuk masuk. "Jadi... apa yang kau masak?" tanya Lisa penasaran. Nana tidak menjawab sama sekali. Setelah menutup pintu kamar apartmentnya, tiba-tiba saja ia mendorong tubuh Lisa sampai tersudut ke tembok. Lisa terkejut, dan tidak sengaja ia menjatuhkan bungkusan berisi pudding yang ia bawa. Nana langsung mencium bibir Lisa dengan lembut.

Awalnya, Lisa sama sekali tidak merespon ciuman Nana. Sampai akhirnya, ketika Nana mulai memainkan bibir Lisa, Lisa langsung mendekap tubuh Nana erat dan merespon ciuman itu dengan menggigit lembut bibir bawah Nana. Sontak Nana terkejut dan melepas ciumannya.

"Yaa..." Nana tersenyum malu sambil memukul dada Lisa pelan. Lisa hanya menyunggingkan bibirnya. Ia menyandarkan keningnya ke kening Nana. Melihat sikap manis kekasihnya itu, Nana langsung menyandarkan kepalanya ke dada Lisa. Ia memejamkan matanya. Aku sangat suka mendengar suara detak jantungmu, Lisa, gumam Nana dalam hati. Aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu, katanya lagi dalam hati.

"Hei..." bisik Lisa. "Ada apa denganmu?" tanya Lisa. Nana hanya menggelengkan kepalanya pelan dan tetap memeluk Lisa dengan erat. Melihat kekasihnya terlihat begitu nyaman di dalam pelukannya, Lisa hanya tersenyum manis dan mengecup kepala bagian atas Nana dengan lembut.

"Aku memasak samgyetang..." kata Nana yang terlihat masih enggan melepas pelukannya. Lisa menaikkan kedua alisnya.

"Samgyetang?" Lisa sama sekali tidak menyangka kekasihnya akan memasakkan menu itu.

"Kau tidak suka?" tanya Nana yang langsung mendongakkan kepalanya melihat ke wajah Lisa. Ia terlihat takut Lisa tidak menyukai menu masakan yang ia masak malam itu. Tapi, Lisa tersenyum dengan manis.

"Tentu saja aku suka..." jawab Lisa sambil menatap mata Nana lekat-lekat. "Apapun masakanmu, aku suka..." lanjut Lisa lagi, yang kemudian langsung mengecup bibir Nana pelan.

"Dasar..." Nana melepas pelukannya dan tersenyum malu. "Ayo kita makan? Aku yakin kau pasti sudah lapar..." kata Nana sambil menarik tangan Lisa.

Lisa hanya mengangguk. Ia mengambil bungkusan plastik berisi pudding yang tadi terjatuh, dan berjalan mengikuti Nana dari belakang.

Nana menuntun Lisa ke meja makan. Lisa sendiri terus tersenyum melihat bagaimana Nana melayaninya dengan baik.

"Kau butuh bantuan?" tanya Lisa yang sudah duduk di kursi meja makan.

"Kau tunggu saja disana, chagi..." jawab Nana yang sedang mewadahi samgyetang yang ia masak ke mangkuk besar. Lisa masih tersenyum memandangi punggung Nana. Betapa beruntungnya aku memilikimu, Tuan Putri, kata Lisa dalam hati.

Beberapa menit kemudian, Nana berjalan menuju meja makan sambil membawa sebuah nampan besar berisi makan malam mereka berdua. Semangkuk samgyetang dengan ayam utuh berukuran cukup besar, kimchi, beberapa side dish lainnya dan tentu saja dua mangkuk nasi putih. Lisa menyambut Nana dengan senyuman penuh semangat.

"Waahhhh..." Lisa menggosok-gosokkan tangannya, pertanda ia sudah tidak sabar menikmati makan malam itu.

"Makanlah..." kata Nana yang sudah duduk disamping Lisa. Lisa menganggukkan kepalanya dengan bersemangat dan meraih sendok dihadapannya. Ia tampak menyicipi kuah kaldu samgyetang itu.

"Oh... my God...." Lisa membelalakkan matanya. Nana terkejut melihat respon Lisa.

"Waeyo chagi?" tanya Nana khawatir.

"Ini sangat enak Tuan Putri..." jawab Lisa dengan senyuman lebar.

"Haish... kau membuatku takut..." kata Nana sambil memukul lengan Lisa pelan. Lisa terkekeh dan kembali melanjutkan makannya. Nana terlihat bahagia melihat kekasihnya benar-benar menikmati makanan buatannya.

Malam itu, Lisa makan dengan lahapnya. Masakan buatan kekasihnya adalah masakan terbaik setelah masakan eomma-nya, itu menurut Lisa. Selesai mereka menyantap masakan buatan Nana, barulah mereka memakan pudding yang dibeli Lisa tadi sebagai penutup makan malam mereka.

"Chagi..." Nana memanggil dengan suara pelan. Lisa yang sedang menyendokkan pudding ke mulutnya hanya mengangkat kedua alisnya dan menatap Nana.

"Hhmm?"

"Malam ini... kau bisa menginap?" tanya Nana ragu. Lisa malah terkejut mendengar permintaan mendadak Nana ini.

"Kenapa tiba-tiba...?" pertanyaan Lisa menggantung. Nana mulai merasakan sesak didalam dadanya. Ia menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Hei... are you okay?" Lisa langsung meletakkan pudding yang sedari tadi ia pegang keatas meja makan. Sebelah tangannya langsung merangkul pundak Nana. Cepat-cepat Nana mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Lisa. Ia tersenyum, tapi Lisa tahu, itu adalah senyum yang dipaksakan. Raut wajah Lisa berubah seketika. Ia cemas melihat Nana yang terlalu sering memendam masalahnya.

"Aku hanya ingin bersamamu malam ini, chagi..." jawab Nana. Nana... malam ini kau harus mengatakan semuanya pada Lisa, gumam Nana dalam hati. Jawaban Nana sama sekali tidak berhasil meyakinkan Lisa. Ia malah mengernyitkan dahinya. "Tapi kalau kau tidak bisa... tidak apa-apa, chagi..." tersirat kekecewaan di kalimat Nana. Lisa menggeleng dan langsung memeluk tubuh Nana erat.

"Aku akan menginap..." jawab Lisa cepat. Nana tersenyum lemah di dalam pelukan Lisa. Inilah saatnya... kata Nana dengan berat hati.


STAY Where stories live. Discover now