23. KACAU

6.6K 650 9
                                    

BAR WIND FLOWER

Moon Byul terlihat berjalan enggan memasuki Bar Wind Flower. Ia sama sekali tidak menyapa staff disana, apalagi Jung dan Yonghwa. Moon Byul hanya terus berjalan menuju ruang rias. Dengan kompak Jung dan Yonghwa menghentikan kegiatan mereka dan memandangi punggung Moon Byul yang terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun.

"Nona Moon Byul sepertinya dalam keadaan yang tidak begitu baik..." komentar Jung sambil menumpukan kedua tangannya di pinggang.

"Baru kali ini juga aku melihat wajah Nona Moon Byul menyeramkan seperti itu..." jawab Yonghwa dengan nada khawatir.

Khawatir? Itu sudah pasti. Jung dan Yonghwa terhitung cukup dekat dengan Moon Byul. Tidak hanya dengan Moon Byul, Jung dan Yonghwa juga dekat dengan Whee In dan Chaeyoung. Jung dan Yonghwa juga sering terlihat melindungi mereka bertiga jika ada tamu-tamu yang mengganggu.

"Hei!!" tiba-tiba Whee In muncul dan memukul meja bar dengan cukup keras. Jung dan Yonghwa meloncat kaget.

"Yaaa Nona Whee In!! Apa kau mau membuat kami jantungan???" Jung membelalakkan mata sambil mengelus-ngelus dadanya.

"Jinjjaa... suaramu Nona..." Yonghwa juga merasa jantungnya seperti mau copot karena ia hampir menjatuhkan botol minuman yang sedang ia pegang.

Melihat reaksi mereka berdua, Whee In sontak tertawa dengan puas. Sedang Jung dan Yonghwa masih mengatur nafas mereka.

"Daripada kau menjahili kami, lebih baik kau melihat keadaan Nona Moon Byul, Nona Whee In..." kata Yonghwa akhirnya. Whee In langsung mengernyitkan dahinya.

"Byulyi? Ada apa dengannya?" tanya Whee In penasaran.

"Entahlah..." jawab Jung sambil mengangkat kedua bahunya. "Dia berangkat dengan wajah menyeramkan. Bahkan Nona Moon Byul tidak menyapa kami sama sekali..." lanjut Jung dengan wajah kebingungan.

"Huh?" Whee In makin mengernyitkan dahinya. Ia langsung menoleh kearah pintu ruang rias. Pasti terjadi sesuatu semalam... gumam Whee In. "Baiklah kalau begitu... aku masuk dulu." Kata Whee In sambil berjalan meninggalkan meja bar.

Whee In bergegas menuju ruang rias. Ketika ia membuka pintu, terlihat Moon Byul tidur tengkurap di sofa panjang. Whee In menghela nafas dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hei..." Whee In berjalan mendekati Moon Byul. Moon Byul hanya menoleh dengan wajah enggan.

"Hhmm..." jawab Moon Byul sekenanya.

"Ada apa?" tanya Whee In yang langsung duduk disamping Moon Byul. Moon Byul terlihat enggan. Ia memejamkan mata dan memalingkan wajahnya. "Yaaaaa!!!" Whee In memukul punggung Moon Byul dengan cukup kencang.

"Yaaaaa!!!! Sakiiiittttt!!!" seru Moon Byul yang langsung berbalik dan memandang kearah Whee In dengan kesal. Ia memegangi punggungnya yang terasa panas karena pukulan Whee In.

"Kau yang mulai!!" jawab Whee In membela dirinya.

"Iiisshhttt..." Moon Byul membuang mukanya kesal. Ia memposisikan dirinya duduk sambil tetap memegangi punggungnya.

"Apakah semalam terjadi sesuatu?" tanya Whee In tanpa basa-basi. Moon Byul langsung membeku. Ingatannya tentang kejadian semalam seperti berputar kembali di otaknya. Ia semakin memalingkan wajahnya jauh-jauh. "Yaaaa!!!!" Whee In langsung menarik pundak Moon Byul agar mau menghadap kearahnya. Moon Byul akhirnya menghadap kearah Whee In, tapi wajahnya tertunduk dalam-dalam. "Byulyii..."

"Whee In..." suara Moon Byul terdengar parau. "Apakah aku memang orang yang brengsek?" tanya Moon Byul yang masih tetap menundukkan kepalanya. Whee In mengernyitkan dahinya. Tangannya langsung meraih dagu Moon Byul. Ia menarik dagu Moon Byul agar mau mengangkat wajahnya. Wajah Moon Byul benar-benar terlihat berbeda. Ada kesedihan, kekecewaan, kebingungan, dan kemarahan yang terpancar di wajahnya.

STAY Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu