32. TINDAKAN

5.5K 530 5
                                    

Seorang pria duduk dengan wajah kelelahan. Bukan lelah fisik; lebih tepatnya, pikirannya terasa lelah karena dikuras habis-habisan untuk berpikir. Seorang wanita paruh baya juga duduk tak jauh dari pria itu. Sesekali wanita itu menghela nafasnya. Tatapan matanya kosong, dan tubuhnya terlihat lemas bersandar di sofa.

"Saya sama sekali tidak menyangka masalahnya akan menjadi seperti ini, Nyonya..." kata pria itu. Wanita itu menghela nafasnya kasar.

"Saya juga tidak menyangka, dia menyimpan rahasia seperti ini. Benar-benar terlalu beresiko..." jawab wanita itu, masih dengan tatapan kosongnya. Pria itu menegakkan tubuhnya. Kedua siku tangannya ia tumpukan di paha. "Apakah keputusan saya salah, membiarkan mereka berdua berpacaran, dan go public, Yunhyuk?" tanya wanita itu.

Pria dan wanita yang tak lain adalah Yunhyuk dan Yoo Jin ini memang tengah melakukan pertemuan mendadak. Apa yang terjadi pagi ini terhitung sebagai situasi darurat yang harus segera mereka tindak lanjuti. Tapi, setelah mereka saling bertukar pikiran, keduanya sama-sama menemui jalan buntu. Yunhyuk, sebagai manager pribadi Nana pun merasa tidak bisa memberikan solusi terkait situasi yang terbilang sangat personal ini. Ia juga sama sekali tidak menyangka, apa yang ditakutkannya akan terjadi secepat ini.

"Pertama, pengakuan orientasi seksual Lisa. Kedua, hubungan Lisa dan Nana..." Yoo Jin memijit pelipisnya pelan. Yunhyuk sendiri mengusap wajahnya dengan frustasi. "Lisa adalah idol yang luar biasa, begitu pula Nana, dia juga model yang luar biasa. Tapi saya sama sekali tidak menyangka, mereka berdua akan serumit ini..." lanjutnya dengan suara lelah.

"Kita harus membahas ini bersama dengan Nana, Nyonya Yoo Jin..." sela Yunhyuk. Otaknya saat ini benar-benar tidak bisa ia gunakan untuk berpikir.

"Tentu saja..." jawab Yoo Jin cepat. "Tapi setidaknya kita harus menemukan terlebih dahulu solusi untuk masalah ini..."

"Jujur, saya sudah tidak bisa berpikir lagi, Nyonya..." Yunhyuk menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. "Kita sepertinya sudah tersudut dengan satu pilihan; yaitu merelakan Nana..." lanjut Yunhyuk dengan helaan nafas panjang. Yoo Jin mengangguk lemah. Seberapa keras mereka berdua mencarikan solusi untuk masalah ini, semuanya akan kembali menemui jalan buntu.

Yoo Jin akhirnya beranjak dari sofa. Ia berjalan menuju pintu ruang kerjanya. Yunhyuk hanya mengamati apa yang akan dilakukan oleh atasannya itu.

"Sana..." Yoo Jin memanggil sekretarisnya.

Yoo Jin kembali masuk ke dalam ruangan, diikuti seorang gadis yang melangkah dengan terburu-buru. Yoo Jin kembali duduk di sofa, sedang gadis bernama Sana itu berdiri disampingnya sambil memegang notes kecil dan sebuah pena, bersiap untuk mencatat setiap instruksi dari atasannya ini.

"Sana.. tolong batalkan semua janji saya hari ini. Pindahkan semua janji ke hari lain..." kata Yoo Jin.

"Ta-tapi Nyonya... jadwal Anda di hari lain sudah cukup padat..." sela Sana ragu.

"Padatkan lagi... saya tidak masalah. Yang jelas hari ini saya tidak mau diganggu dulu. Siapapun yang mencari saya hari ini, bilang saja saya sibuk..." Jawab Yoo Jin cepat. Sana mengangguk dan langsung menuliskan perintah atasannya itu di notes yang sedari tadi ia pegang. "Yunhyuk..." panggilan Yoo Jin sontak membuat Yunhyuk menoleh kearahnya. "Apakah hari ini Nana ada jadwal?"

"Ada Nyonya... pemotretan untuk produk kosmetik Kiss Me dan produk softlens O-Lens." Jawab Yunhyuk cepat.

"Coba kau urus terlebih dahulu jadwal Nana. Kalau bisa, tunda semua pemotretan sebelum masalah ini selesai..." kata Yoo Jin. Yunhyuk hanya bisa menganggukkan kepalanya cepat. "Setelah kau selesai mengurus jadwal Nana beberapa hari ke depan, panggil dia kesini." Lanjutnya dengan wajah serius. "Sana... panggilkan Wendy kesini. Bilang padanya untuk mengosongkan jadwalnya hari ini."

STAY Where stories live. Discover now