11. Berlutut

15.2K 2.6K 466
                                    

Ini 2 chapter dijadiin 1 hihi. Happy reading!












"Bukan membedakan wajah dengan alasan rendahan seperti yang kau pikirkan. Ah, mengapa juga aku harus menjelaskan ini?" Jaemin menghela nafasnya, "Kau tidak mengerti? Kau tahu wajahku?"

"Ada yang harus melakukan, ada yang tidak perlu? Bila kau memandang dunia seperti itu, tidak heran bila kau selalu ingin menusuk wajahmu dengan pisau." Jeno menatap Jaemin datar.

"Apa? Waktu itu kau melihatku. Kau juga pasti berpikir bahwa aku sangat jelek sampai tidak bisa dilihat. Benar? Wajah yang tidak bisa hidup normal bila tidak dibetulkan dan selalu menjadi bahan tertawaan." Jaemin terdiam sejenak, "Aku tidak mengharapkan wajah cantik seperti Renjun. Bahkan tidak juga berharap seperti Kak Tzuyu. Seperti Yeeun juga tidak. Seperti Dahyun juga sudah berlebih. Tapi, jika yang seperti itu adalah wajah yang normal, jika wajahku seperti mereka, aku juga tidak akan pernah melakukan operasi."

Jeno terdiam. Jaemin merasa bahwa ia sudah berlebihan dalam mengungkapkan suasana hatinya pada orang yang masih asing seperti Jeno.

"Kau sampai membuat peringkat untuk wajah orang?"

Jaemin hanya mampu menunduk.

"Pasti kau memberi nilai pada mereka." Jeno berbalik hendak meninggalkan Jaemin, "Kau sama menyedihkannya dengan orang-orang yang membicarakan di belakang soal Gangnam beauty atau apa pun itu. Daripada wajah, operasi pikiranmu yang menjijikkan itu."

Dan Jeno benar-benar berjalan menjauh, meninggalkan Jaemin yang terpuruk sendirian. Jaemin tahu bahwa dirinya selalu memberikan penilaian setiap melihat perempuan atau laki-laki manis dan ia merasa bahwa dirinya benar-benar menjijikkan.

"Hei!"

Jaemin terlonjak saat seseorang mengguncang tubuhnya.

"Kau angkatan 18? Mengapa berdiri diam saja?"

"Apa?"

Laki-laki yang barusan menggucang tubuhnya menatapnya tajam, "Tidak melihat group chat? Jika sampai ada satu yang kabur, semuanya akan kena. Ingat itu."

Jaemin segera tersadar dari keterpurukannya dan buru-buru mengecek ponselnya yang sedari tadi berbunyi namun tidak disadarinya.

🦄

"Kak Jongdae mengumpulkan anak angkatan kita?"

"Iya, Renjun. Katanya jika kabur kehidupan kita di jurusan akan hancur." jawab Yeeun sambil menatap ponselnya gelisah.

"Senior ini setiap hari kerjaannya menyuruh adik kelas menurutinya." gerutu Woojin.

"Tidak apa-apa? Kudengar dia keras sekali dalam pendisiplinan di kimia."

"Memangnya mau apa dia?" Woojin tampak kesal.

"Di zaman sekarang ini..."

BRAK

"Brengsek semuanya! Bercanda ya?! Disuruh berkumpul yang datang hanya sebanyak ini?! Kalian tidak mendengar perintah senior?!"

Woojin, Renjun, Jinyoung, dan Yeeun yang baru datang langsung terkejut mendengar Jongdae memukul pintu.

"Itu karena sudah ada anak yang pulang." jawab salah satu anak.

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now