62. Aku Sangat Membencimu

7.8K 1.4K 75
                                    

Jaemin menopang kepalanya dengan tangan di atas meja. Ia merasa pusing setelah menghabiskan satu botol soju. Jeno menatapnya dan bertanya, "Kau sudah mabuk?"

"Tidak." jawab Jaemin.

"Kau sangat mabuk. Itu terlihat jelas."

"Aku minum terlalu banyak agar tidak ketahuan jika kita sedang mengikuti Renjun dan tanpa sadar..."

"Kau bodoh? Apakah kau tidak apa-apa?"

Jaemin menahan dirinya agar tidak muntah saat itu juga, "Aku... Perutku..."

"Tunggu. Aku akan membeli sesuatu di mini market." Jeno bangkit berdiri dari kursinya.

"Maaf." cicit Jaemin.

😠

"Foto apakah ini?" Renjun menunjukkan folder yang tadi ia temukan di ponsel Yootae.

"Apa?" Yootae tampak terkejut, "Kembalikan ponselku!"

"Jawab dulu."

"Ini hanya... Jangan salah paham. Aku sedang menjelajahi internet dan melihat foto ini, lalu kusimpan. Hanya itu."

"Itu aku."

"Apa?! Ini kau?!"

"Dilihat darimana pun, itu aku. Terlihat jelas sekali."

"Apa? Bukankah hanya orang yang mirip? Siapa yang memfoto?"

Renjun tampak marah, "Bagaimana aku bisa tahu? Bahkan aku tidak sadar ketika difoto."

Yootae tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun.

"Fotoku tersebar di internet dan kakak menyimpannya karena mirip denganku." Renjun menghapus folder itu dari ponsel Yootae dan meninggalkan lelaki itu.

"Hei, tunggu!" Yootae berusaha mengejar Renjun. Jaemin juga bangkit berdiri dari tempat duduknya ketika keadaan sudah mulai kacau, padahal dirinya sedang pusing.

"Kak, bayar dulu!" ujar sang kasir.

"Oh ya." kata Jaemin.

Sementara itu, Yootae sudah memojokkan Renjun ke dinding, "Tunggu sebentar!"

"Ingin bicara apa lagi?"

"Kukatakan bahwa ini salah paham! Aku tidak tahu bahwa itu kau! Jika aku tahu, aku tidak akan menyimpannya!" Yootae berusaha membuat dirinya lebih tenang, "Lagipula orang lain juga melihat dan mereka mengatakan bahwa itu bukan dirimu. Kukirimkan foto itu pada Woojin dan Jinyoung, mereka mengatakan bahwa itu bukan kau."

"Mengapa kakak tidak bertanya padaku?"

"Apa? Itu..." Yootae tidak tahu harus menjawab apa.

"Di mana kakak menemukan foto itu?"

"Aku tidak ingat. Sudah kukatakan bahwa aku melihatnya ketika menjelajahi internet."

Siapa? Siapa yang memotretku? Siapa yang memasukkan fotonya ke internet? Batin Renjun sembari mengingat fotonya yang tadi ia lihat di ponsel Yootae.

Siapa? Siapa yang memotretku? Siapa yang memasukkan fotonya ke internet? Batin Renjun sembari mengingat fotonya yang tadi ia lihat di ponsel Yootae

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku takut.

Renjun hendak pergi meninggalkan Yootae, tetapi lelaki itu menahan tangannya, "Tunggu! Jadi, kita tidak menjadi pasangan?!"

Perkataan Yootae membuat Renjun menatapnya tidak percaya, "Ap... Orang gila."

"Apa?"

"Kau pikir ini sebuah candaan?!"

"Aku sudah menjelaskannya!" Yootae mengeratkan cengkeramannya di tangan Renjun.

"Hentikan!"

Mereka berdua menoleh bersamaan ke arah Jaemin yang sudah berada di samping mereka.

"Pusing." gumam Jaemin. Ia sebenarnya masih mabuk.

"Apa? Kau Jaemin, bukan?" tanya Yootae.

"Tolong hentikan." ulang Jaemin.

"Ini urusan kami berdua! Pergi kau!" gertak Yootae.

"Tidak bisa. Renjun tidak mau!"

"Kami sedang berbicara serius! Jangan ganggu!"

"Jangan dorong." ujar Jaemin ketika tubuhnya hampir terhuyung ke belakang karena Yootae mendorongnya.

"Kau jangan mengganggu! Pergi!" Yootae mendorong Jaemin untuk kedua kalinya.

"Tunggu! Sudah kukatakan jangan mendorongku!" Setelah mengatakan itu, Jaemin memuntahkan isi perutnya di hadapan Yootae dan Renjun.

"Dasar gila." gumam Yootae. Ia tampak sangat terkejut.

"Ternyata ada di sini. Apa yang kau lakukan?" Tiba-tiba Jeno muncul dari belakang mereka dan menghampiri Jaemin, "Akhirnya muntah juga. Tidak apa-apa?"

"Kau lagi! Brengsek! Apa-apaan ini?!" Yootae pergi meninggalkan mereka.

"Renjun, kau tidak apa-apa?" tanya Jaemin ketika Yootae sudah pergi. Ia hendak menghampiri Renjun, tetapi Jeno memegangi tangannya, "Aku bertanya apakah kau baik-baik saja? Tadi kau mengatakan fotomu—"

"Tolong tutup mulutmu." sela Renjun, "Jika tidak ingin kubunuh."

Jeno dengan refleks menatap Renjun ketika mendengar kalimat itu. Ia memegangi Jaemin yang menundukkan kepalanya.

"Mengapa kau sangat membenciku?" tanya Jaemin.

"Mengapa? Kau tidak tahu? Siapa juga yang suka pada orang sepertimu? Kau melakukan operasi plastik dan tidak tahu diri. Bodoh, pura-pura bersikap baik, membuatku kesal setengah mati, memancing kemarahanku, selalu ikut campur, dan membuat orang muak!" Renjun mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhnya, "Padahal aku sudah tidak mempedulikanmu, tetapi kau tetap mendekatiku. Oleh karena itu aku sangat membencimu."

"Dasar." gumam Jeno setelah Renjun pergi. Ia melepaskan genggamannya di tangan Jaemin.

"Aku..."

"Apa?" tanya Jeno tidak mengerti.

"Sudah sampai batas." Tubuh Jaemin terhuyung ke samping, "Aku mengantuk."

Jeno dengan sigap menahan tubuh kekasihnya yang sudah setengah sadar, "Hei?"

😠

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now