53. Pertama Kali

8.5K 1.5K 82
                                    

Jaemin terkejut ketika tidak sengaja berpapasan dengan Renjun di depan toilet. Lelaki mungil itu juga tampak sedikit terkejut, namun kemudian ia tersenyum.

"Hai, Jaemin."

Jaemin mengingat perkataan dan ekspresi Renjun kemarin. Bukankah lelaki mungil itu berkata bahwa dirinya jauh lebih cantik daripada Jaemin walaupun ia tidak mengubah wajah sekali pun? Lalu, sekarang?

"Jadi, sekarang kalian sudah resmi berpacaran? Hari ini kalian berdua terlihat cantik dan tampan. Cocok sekali. Tetapi, kalian tidak mengatakan siapa pun jika kalian berpacaran? Sepertinya yang lain tidak tahu. Pokoknya selamat! Aku sudah merasa bahwa kalian berdua memang cocok, tetapi aku tidak tahu yang lain berpikir seperti itu juga atau tidak." Renjun tersenyum sambil berjalan meninggalkan Jaemin. Hal itu membuat Jaemin sedikit kesal.

"Jaemin! Halo!" Tiba-tiba saja, suara Minhyung terdengar di belakangnya sehingga membuat Jaemin sedikit terkejut.

"Halo, kak."

"Rasanya kita sudah lama sekali tidak bertemu." Minhyung tertawa.

"Benar juga." Jaemin tertawa canggung.

"Bagaimana jika nanti- Hai!" Minhyung tersenyum ketika melihat Jeno sedang berjalan ke arah mereka. Jaemin ikut menoleh ke arah pandang Minhyung dan ia terkejut ketika melihat Jeno.

"Sedang apa?" tanya Jeno.

"Menyapa! Kita hanya menyapa!" Jaemin menggerak-gerakkan tangannya panik.

"Ya sudah, Jaemin. Aku- Halo! Merokok?" Minhyung lagi-lagi memutus perkataannya ketika melihat Tzuyu yang berada tidak jauh dari mereka.

"Mengapa pura-pura akrab?" Tzuyu kebingungan.

"Merokok sendiri itu sepi." Minhyung tertawa.

Sementara itu, Jeno dan Jaemin sudah berjalan ke luar gedung kampus. Jeno terlihat cemberut selama mereka berjalan dan Jaemin mencoba menanyakan apa yang membuatnya cemberut seperti itu.

"Mengapa cemberut?"

"Tidak."

"Ada apa sebenarnya? Katakan."

"Bukan apa-apa. Rasanya tidak keren."

"Tidak apa-apa. Katakan saja. Mengapa kau cemberut?"

Jeno terdiam beberapa detik sebelum menjawab, "Aku tidak suka kakak itu."

"Kita benar-benar hanya saling menyapa!"

"Aku tahu. Aku hanya takut jika kau menjadi dekat dengannya. Aku sangat... Sudahlah." Jeno berbicara sambil menundukkan kepalanya dan menurut Jaemin itu sangatlah manis.

☝️

Untuk kedua kalinya Jeno dan Jaemin pergi ke Jackling Gelato & Waffle. Sebenarnya Jaemin agak khawatir karena restoran itu terletak di depan kampus. Ia takut bertemu dengan orang yang mereka kenal. Lelaki manis itu mengintip kekasih barunya dari balik buku menu. Ia berusaha untuk tidak terlalu tegang. Jangan sampai benar-benar terlihat bahwa dirinya baru pertama kali memiliki kekasih. Semoga saja ia tidak gagap karena Jeno pasti akan menganggapnya aneh.

"Jeno, kau ingin makan aー"

"Ya? A, apa?"Jaemin merasa heran karena justru Jenolah yang lebih tegang darinya.

"Mengapa kau membatu seperti itu?"

Jeno meletakkan sebelah tangannya di pipi, "Entah mengapa aku merasa tegang karena kita datang berdua."

"Bukankah dulu kita pernah datang berdua juga?"

"Hei, waktu itu aku juga tegang sekali. Pokoknya setiap kali bersamamu, aku selalu merasa gugup."

Jaemin terlihat berpikir, "Jangan-jangan ini juga pertama kalinya kau memiliki kekasih?"

"Iya."

"Benarkah?" tanya Jaemin dengan wajah berbinar, "Padahal kupikir kau pasti banyak memiliki pengalaman! Ternyata seperti itu! Kau juga baru pertama kali!"

"Mengapa senang sekali?" tanya Jeno.

"Mengapa? Karena kita berdua baru pertama kali." Jaemin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Kau kekasih pertamaku, aku juga kekasih pertamamu. Semua hal yang akan kita lakukan bersama nanti adalah pertama kalinya untuk kita berdua. Entah mengapa aku senang!"

"Seperti itu ya? Aku juga senang."

"Ini tisunya." Seorang pelayan wanita menghampiri mereka sembari tersenyum, "Ada yang bisa saya bantu lagi?"

"Tidak apa-apa." jawab Jaemin.

"Baiklah."

Jaemin memandangi kepergian pelayan itu kemudian bertanya pada Jeno, "Di mata orang lain, apakah kita seperti pasangan?"

"Iya."

Sejujurnya orang pasti berpikir bahwa level kita berdua berbeda. Batin Jaemin.

"Orang pasti hanya akan melihat kita sebagai pasangan biasa. Bahkan orang-orang tidak akan memperhatikan kita sampai seperti itu. Tidak perlu khawatir." ujar Jeno ketika melihat ekspresi Jaemin.

"Terima kasih. Maaf. Aku terlalu pengecut."

"Aku juga."

"Tetapi, mereka tidak akan berpikir bahwa kita adalah pasangan biasa. Kau sama sekali tidak biasa."

"Memang apa urusannya dengan yang dipikirkan orang lain? Yang penting adalah bagaimana perasaanmu padaku."

"Aku? Aku-"

"Kau pernah berkata bahwa kau tidak suka orang yang tampan, bukan? Mengapa seperti itu?"

Jaemin tidak tahu harus menjawab apa sehingga yang keluar dari mulutnya hanyalah kata-kata yang berantakan. Akhirnya, ia memilih untuk izin ke toilet dan ketika baru saja sampai di depan pintu toilet, ia mendengar suara yang sangat dikenalnya.

"Bukankah itu Jeno?"

Ya, Jeongyeon dan Jihoon baru saja memasuki restoran itu dan Jaemin tidak tahu harus bagaimana jika mereka sampai terlihat sedang makan berdua di restoran.

☝️

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now