47. Bagiku Kak Senior Itu..

8.1K 1.5K 71
                                    

Mengapa ia membenciku? Apakah karena Jeno? Tetapi, apakah sejak dulu ia sudah tidak suka padaku? Ia sering terlihat seperti sedang menyindirku. Memangnya apa salahku? Apakah karena aku melakukan operasi plastik?

Jaemin bangkit berdiri dan berpikir untuk menceritakan kejadian itu pada Tzuyu. Tiba-tiba, ia teringat pada Minhyung dan memutuskan untuk menemuinya. Ia mencari kontak dengan nama Kak Minhyung di ponselnya dan menelepon lelaki itu. Dua kali nada dering dan Minhyung langsung menjawab panggilannya.

"Ya, Jaemin?"

"Kakak di mana? Ada yang ingin kubicarakan. Apakah kita bisa bertemu?"

"Jaemin, sekarang kau yang mengajakku bertemu lebih dulu? Aku sedang berada di depan kampus."

Dari suara ribut yang terdengar dari seberang sana, Jaemin mengira Minhyung sedang bersama temannya, "Kakak sekarang sedang bersama teman-teman? Bagaimana jika kita bertemu besok?"

"Tidak! Sekarang saja! Kau di mana? Aku akan naik."

"Tidak apa-apa! Aku saja yang ke tempat kakak karena aku juga ingin pulang, jadi harus turun." Jaemin mengakhiri panggilan dan menuruni tangga. Begitu sampai di depan kampus, Minhyung memanggilnya dengan wajah merah dan Jaemin dapat membuat kesimpulan bahwa laki-laki itu sedang mabuk.

"Jaemin! Kemari!"

"Maaf. Padahal kakak sedang bersama teman-teman."

"Tidak apa-apa! Jaemin datang untuk menemuiku maka aku harus keluar!"

Jaemin menunduk, "Kakak kelihatannya mabuk. Apakah tidak apa-apa?"

"Tidak. Hanya mabuk sedikit. Sebenarnya aku bukan tipe yang suka minum sampai mabuk, tetapi entah mengapa aku sedang ingin."

"Kakak ada masalah?" tanya Jaemin hati-hati.

"Mungkin, ada hubungannya dengan hal yang akan kau katakan." Minhyung tersenyum. Jaemin pun merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Katakan saja."

"Aku... sekarang sepertinya tidak bisa bertemu kakak lagi. Maaf."

Minhyung tidak langsung menjawab. Ia memejamkan matanya, "Padahal aku sudah mempersiapkan hati, tetapi begitu mendengar... sepertinya aku menyukaimu lebih dari yang kukira. Biasanya jika aku sudah mendekati orang seperti ini, aku tidak akan pernah ditolak, jadi aku agak terkejut."

"Maaf!" jawab Jaemin cepat, "Aku juga sebenarnya tidak tahu apakah aku boleh melakukan hal seperti ini. Apakah aku boleh menolak seseorang?"

"Tentu saja. Itu wajar. Kau harus menyukai orang yang memang kau suka. Semoga kau berhasil dengan Jeno. Sepertinya ia adalah orang yang lebih baik dari yang kubayangkan, selain itu ia juga tampan."

"Jangan salah paham! Bukan karena wajah! Benar-benar bukan seperti itu! Kakak juga tampan! Pokoknya bukan karena wajah!" Jaemin panik.

Minhyung tersenyum, "Jaemin, suka karena wajah itu tidak dilarang. Tidak ada orang yang tidak boleh melakukannya. Lakukan sesuai apa yang kau rasakan. Kau sendiri yang paling tahu bahwa sebenarnya tidak ada orang yang berhak menertawakanmu. Kau terus bertanya padaku mengapa aku menyukaimu, bukan? Itu tentu saja karena kau memang cantik, tetapi alasan mengapa aku menyukaimu karena kau adalah orang yang pantas disukai."

Jaemin baru membuka mulutnya untuk menjawab, tetapi Minhyung menyelanya, "Aku sekarang tidak terlihat mabuk berat, bukan?"

"Tidak."

"Entah mengapa rasanya ini seperti yang terakhir." Minhyung tertawa agar suasana tidak terlalu tegang, "Aku memang belum lama kenal denganmu, tetapi aku berharap kau bahagia. Aku serius."

Jaemin menatap Minhyung dengan wajah yang bersemu di bawah lampu jalanan, "Terima kasih. Untukku kakak benar-benar..."

"Jangan menangis." ujar Minhyung ketika melihat setetes air mata keluar dari mata besar itu. Ia menyekanya dan Jaemin mengangkat kepalanya terkejut.

"Terima kasih!" Jaemin sedikit menjauhkan dirinya dari jangkauan tangan Minhyung.

"Maaf. Sepertinya aku benar-benar mabuk."

🧑

"Kak Jeongyeon dan senior lainnya juga minum, jadi aku dan Changbin juga ikut. Rumahmu dekat. Jangan depresi sendiri. Datang saja. Kita minum bersama!" ujar Tzuyu di seberang telepon dan Jeno memutuskan untuk menurutinya. Ia pergi ke kedai soju yang biasa didatangi oleh anak kampus dan menemukan Jaemin yang berdiri di depan kedai serta Minhyung yang baru saja masuk.

"Tunggu!" ujar Jaemin ketika Jeno berbalik saat melihatnya, "Bukan seperti itu! Bukan—"

"Seperti itu apa? Kau tidak perlu menjelaskannya padaku."

"Itu... Tunggu!" Jaemin berlari-lari kecil menyusul langkah Jeno yang panjang-panjang.

"Loh? Jaemin juga ikut?" tanya Tzuyu ketika melihat mereka berdua memasuki kedai.

Dan di sana juga ada Yootae—orang yang membicarakan Jaemin tempo hari.

🧑

Double up lagi ah.

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominOn viuen les histories. Descobreix ara