61. Jangan Ikut Campur!

7.9K 1.3K 188
                                    

Jaemin merasa takut jika senior itu melakukan sesuatu. Ia terus melamun dan dirinya terkejut ketika mendapati Jeno tengah menatapnya, "Ada apa?"

"Tidak. Hanya ingin melihat sampai kapan kau ingin memikirkan apa pun yang kau pikirkan itu.

"Maaf! Aku melamun sebentar." jawab Jaemin cepat.

"Tidak. Kau mengkhawatirkan Renjun, bukan?"

"Aku juga tidak menyukai Renjun, tetapi mendengar kata-kata Kak Tzuyu, aku jadi agak khawatir."

"Kau sebenarnya suka pada Renjun, bukan?"

"Apa maksudmu?! Iya, aku tahu aku salah."

"Kau menjadi kekasihku hanya karena aku mengatakan bahwa aku suka padamu, bukan?"

"Jangan berbicara seperti itu! Kau pasti tahu bahwa aku hanya suka padamu!"

Jeno membuka mulutnya, kemudian menutupnya lagi sembari memegamg dahinya. Ia merasa kesal karena tidak bisa marah, "Tetapi, bagaimana pun juga aku tidak suka jika kau berurusan dengannya. Kau seharusnya menghindar darinya karena tidak suka, tetapi mengapa... Itu namanya ikut campur."

Iya, benar sekali, aku memang ikut campur. Sebenarnya apa yang ingin kulakukan? Hentikan saja. Batin Jaemin.

🔥

"Bagaimana jika kita makan bersama?"

Jaemin menoleh ketika mendengar suara Yootae di koridor itu. Ia dapat melihat seniornya itu sedang berbicara dengan Renjun.

"Apa?" kata Renjun.

Yootae memegang tangannya, "Hari ini makan malam denganku. Bagaimana jika kita makan ayam BBQ? Kita juga akan minum!"

Renjun menarik tangannya, tetapi ia tersenyum, "Hanya berdua dengan kakak?"

"Iya. Yang lain ada janji semua. Aku ingin menghiburmu yang sedang patah hati, maka aku yang akan membayar. Hal-hal seperti ini harus dilupakan dengan minum."

"Sebenarnya aku juga ada janji hari ini. Maaf. Sayang sekali." kata Renjun berbohong.

Yootae tampak kecewa, "Janjinya lebih penting daripada aku?"

Renjun tertawa palsu, "Waktunya kurang tepat. Lain kali saja, kak."

"Diundur ke lain waktu?" tanya Yootae, masih dengan perasaan kecewa.

"Aku coba bertanya dulu, kak."

"Iya. Jangan membuatku malu karena ditolak." Yootae berbalik pergi meninggalkan Renjun. Lelaki mungil itu menatap kepergiannya sembari mengingat perkataan Yootae yang tidak sengaja ia dengar.

"Akhir-akhir ini reputasi Renjun kurang bagus. Jika kau berbuat baik padanya, ia pasti luluh."

Lelaki mungil itu merasa kecewa. Pikirannya buyar saat Jaemin lewat di sebelahnya.

"Hei. Kau pasti tidak suka jika aku mengajakmu berbicara. Sebenarnya aku juga tidak ingin mengajakmu berbicara, tetapi... Aku tahu bahwa aku terlihat ikut campur." Jaemin menggerutu dalam hatinya karena ia terlalu banyak berbasa-basi, "Kak Yootae bukan orang baik. Kau pasti pernah mendengar ia berbicara macam-macam tentangmu, lalu mengajakmu minum di malam hari. Sepertinya kurang aman."

Jaemin merasa dirinya selalu ikut campur, tetapi...

"Sebenarnya jika harus memilih antara dua orang itu, orang lain pasti akan memilih Renjun, tetapi kau dan aku yang selalu dikelilingi oleh perempuan dan laki-laki submisif pasti mengerti. Ada kalanya tubuh lebih penting daripada wajah."

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now