43. Hari Ini Ada yang Ingin Kukatakan

8.4K 1.5K 207
                                    

Apa yang ia katakan? Batin Jaemin.

"Tidak mungkin! Memangnya aku terlihat seperti itu? Maaf jika kau menjadi tidak nyaman karena salah paham seperti itu. Tetapi, tidak perlu khawatir! Aku benar-benar tidak pernah memiliki perasaan lain. Ini serius. Aku benar-benar hanya menganggapmu sebagai teman."

Jeno tidak menjawab. Jaemin segera pergi meninggalkannya, "Aku harus pergi sekarang! Maaf! Sampai bertemu besok, Jeno!"

Dari ekspresi Jaemin, Jeno bisa tahu jika lelaki manis itu tidak mengatakan yang sebenarnya dan itu membuat rona kemerahan di wajah Jeno, "Bohong."

🗣️

Jaemin berjalan dengan pikiran yang dipenuhi pertanyaan seperti apakah ia benar-benar terlihat seperti menyukai Jeno? Renjun pun pernah menanyakan itu padanya dan ia tidak ingin hal seperti itu terjadi. Menyukai laki-laki yang baru saja dekat dengannya merupakan jalan tercepat untuk menghancurkan hidup bagi orang sepertinya. Ia terus menyangkal bahwa ia menyukai Jeno dan tepat saat itu Minhyung muncul dari belakangnya.

"Jaemin!"

Karena terkejut, Jaemin berteriak, "Mengapa kakak ada di sini?!"

"Apa maksudmu? Bukankah kita ada janji untuk bertemu?"

"Oh ya! Tadi aku sedikit memikirkan hal lain." Jaemin menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Mengapa kau terlihat linglung seperti itu? Ada masalah apa?"

"Masalah—" Perkataan Jaemin terpotong karena ponselnya berbunyi. Ia bisa melihat nama Jeno tertera di layar dan segera memasukkan benda pintar itu ke dalam tas, "Maaf, kak! Aku tahu aku sudah berjanji, tetapi sekarang aku sedang memikirkan banyak hal. Bagaimana jika kita bertemu besok?"

"Ya sudah."

"Maaf, kak!" Jaemin segera pergi meninggalkan Minhyung yang kebingungan.

🗣️

Sementara itu, Jeno memandangi layar ponselnya. Ia sudah menelepon Jaemin sebanyak tiga kali dan ketiganya tidak mendapatkan jawaban.

"Sebenarnya aku ingin mengatakan apa?" gumam lelaki tampan itu. Ia harus memilih antara langsung menyatakan perasaannya pada Jaemin karena lelaki manis itu tidak tahu bahwa ia menyukainya atau melupakannya saja karena ia sudah menolak Jeno secara tidak langsung. Semoga mereka tetap bisa menjadi teman.

"Membuat pusing saja." Jeno meremas rambutnya.

🗣️

Di sisi lain, Renjun juga sedang memandangi layar ponselnya yang menampilkan ruang obrolan dengan Jaemin.

18 Jaemin
Renjun, maaf. Padahal aku sudah berusaha pergi sesuai rencana. Sepertinya ada yang ingin Jeno katakan padaku.
Tadi aku ada janji juga, jadi harus cepat pergi. Bagaimana tadi? Maaf.

Renjun
Tidak apa-apa, Jaemin😀

Renjun memberikan emoji tersenyum, tetapi aslinya tidak ada sedikit pun ekspresi bahagia di wajahnya.

🗣️

Paginya, Renjun sedang berjongkok di hadapan kucing hitamnya yang bernama Jisung ketika Park Jisung lewat tidak jauh darinya.

"Jisung."

Park Jisung menoleh dan ia dapat melihat Renjun yang sedang berbicara dengan kucing, "Maaf, waktu itu aku memberimu tuna tetapi tidak membuang minyaknya. Mungkin memang makanan kucing lebih enak."

"Halo, Jisung. Kau juga tinggal di dekat sini?" Renjun melambaikan tangannya ketika tidak sengaja melihat Park Jisung, "Namanya sama. Kucing ini juga bernama Jisung."

Dan seperti biasa, Jisung langsung memasuki situs yang biasa dikunjunginya.

Bidadari jurusan sepertinya benar-benar menyukaiku.

OO Mimpi?

Serius. Nama kucing yang ia pelihara sama dengan namaku.

MM Jangan-jangan namamu 'meong'? Hahaha.

Namanya bukan nama yang sering dipakai untuk kucing. Benar-benar nama manusia. Tidak mungkin hanya kebetulan, bukan? Jika seperti itu, bukankah ia menyukaiku?

🗣️

"Kudengar Renjun menyukai Jeno?"

"Apa? Benarkah? Akhirnya! Jadi, mereka berdua sudah resmi menjadi sepasang kekasih?"

"Mengapa kau seperti bahagia sekali?"

"Mereka anak paling keren di jurusan kita!"

"Bagaimana dengan orang-orang yang menyukai Renjun? Saingannya seperti itu!"

Setelah mendengar percakapan para mahasiswa, Tzuyu langsung menanyakan kebenarannya pada Jeno yang sedang memilih minuman di mesin penjual otomatis, "Jadi, Renjun menyukaimu?"

"Siapa yang mengatakannya?"

"Semua orang membicarakannya!"

"Berita bodoh." gumam Jeno, "Kau tahu di mana Jaemin?"

Dan Jaemin yang kebetulan baru saja sampai di situ langsung terkejut.

"Halo." sapanya canggung.

"Halo." jawab Jeno tak kalah canggung. Tzuyu memilih untuk meninggalkan mereka berdua.

"Kemarin kau meneleponku? Maaf, aku tidak melihat."

Bohong sekali. Batin Jeno.

"Itu... Jika kau tidak suka, aku bisa mengatakan pada Renjun bahwa aku tidak bisa membantunya." Jaemin menunduk.

"Katakanlah."

"Iya. Aku ke kelas dulu."

"Ada janji saat makan siang?"

"Apa?" Jaemin mengangkat kepalanya, "Tidak ada."

"Hari ini ada yang ingin kukatakan padamu, jadi pokoknya hari ini kau harus mengangkat telepon."

"Apa?" Jaemin kebingungan.

🗣️

"Renjun, bagaimana kemarin?"

"Kelihatannya bagaimana?" tanya Woojin balik pada Yeeun.

"Berhasil atau tidak?" Yeeun menghampiri Renjun yang sedang duduk di kursinya dan ternyata anak itu sedang menangis.

🗣️

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now