52. Harus Bagaimana?

8.5K 1.6K 129
                                    

Sembari berjalan, Jaemin memikirkan bagaimana orang lain bergandengan tangan karena ia merasa sangat tegang. Tepat saat itu, Felix dan Dahyun muncul di hadapan mereka sambil berbincang. Jaemin langsung melepaskan pegangan tangan mereka dengan cepat ketika kedua orang itu menoleh.

"Halo, Jaemin." sapa Felix.

"Jeno juga." lanjut Dahyun.

"Halo!" jawab Jaemin cepat, "Kami kebetulan bertemu di depan kampus, jadi kami berjalan bersama."

"Begitukah? Tetapi, ada apa dengan kalian hari ini? Kalian terlihat lebih bergaya." tanya Felix.

"Jeno keren!" kata Dahyun begitu melihat penampilan Jeno.

"Aku juga tidak tahu. Entah mengapa aku ingin berdandan saja hari ini. Jeno, kau kebetulan juga ingin memakai pakaian bagus hari ini, bukan?"

"Iya."

"Ada tempat yang harus kalian berdua datangi?"

"Iya. Sampai bertemu nanti!" Jaemin melambaikan tangannya pada Dahyun dan Felix.

"Maaf." ujar sang lelaki manis ketika kedua temannya sudah menghilang dari pandangan.

"Sudahlah. Tidak perlu sampai meminta maaf."

"Aku masih merasa tidak enak jika orang-orang sampai tahu."

"Mengapa merasa tidak enak?"

"Aku takut." Jaemin menundukkan kepalanya, "Kau boleh mengatakan aku bodoh. Jika orang-orang tahu bahwa kita telah menjadi sepasang kekasih, apa yang akan dikatakan oleh teman-teman dan para senior?"

"Kau tidak bodoh. Aku mengerti. Kita akan merahasiakannya."

Jaemin mengangkat kepalanya, "Benarkah? Tidak apa-apa? Kau tidak merasa kesal?"

"Iya. Jika kau mengatakan hal seperti itu, aku memang tidak mengerti mengapa kau harus takut padahal kau tidak berbuat dosa. Tetapi, kita menjadi sepasang kekasih bukan untuk dipamerkan pada semua orang, jadi lakukan saja semuanya seperti yang kau inginkan."

Dan Jaemin memikirkan apa yang sebenarnya ia inginkan.

🤷

"Kau masih memiliki rasa pada Renjun?"

"Dasar. Sudah kubilang tidak ada!"

Jinyoung tertawa, "Apanya yang tidak ada?"

"Apa?" tanya Woojin heran.

"Tetapi, pada akhirnya orang seperti itu pasti akan bersama dengan yang seperti mereka." Jinyoung menatap cermin di hadapan mereka.

"Apa?" tanya Woojin lagi.

"Maksudku Renjun. Ia berkata bahwa seleranya sama sekali tidak tinggi, tetapi ia malah menyukai Jeno." Jinyoung tertawa, "Jeno itu sifatnya tidak bagus. Aku jadi berpikir bahwa Renjun menyukainya karena ia tampan saja."

Tanpa mereka ketahui, di dalam bilik toilet ada seseorang yang mendengarkan pembicaraan mereka sembari mengetik sesuatu di ponselnya.

JUDUL : ORANG YANG KUSUKAI
PENULIS : CULUN KIMIA

Ada gosip yang mengatakan bahwa ia menyukai laki-laki lain. Yang benar saja? Padahal ia sudah dekat denganku. Apakah ia mempermainkanku?

Laki-laki yang ia sukai itu terkenal. Ia memang tampan sampai orang sepertiku saja tahu namanya. Ini pasti gosip tanpa alasan, bukan?

Bidadari jurusan kimia itu adalah laki-laki submisif yang kudekati. Aku tahu sekali jika ia bukanlah tipe yang melihat orang dari wajah. Jika ternyata ia benar-benar mempermainkanku, aku harus bagaimana? Sepertinya aku bisa marah besar.

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now