71. Indah (Episode Terakhir)

11.4K 1.3K 62
                                    

"Maaf."

Jaemin menoleh ketika mendengar suara itu. Ia dapat melihat Yeeun yang menatapnya takut-takut dan Woojin yang bahkan tak berani menatapnya sedikit pun.

"Apa?" tanya Jaemin heran.

"Kami meminta maaf." kata Yeeun sekali lagi. Jaemin masih terdiam karena tidak mengerti apa yang sedang Yeeun bicarakan.

"Sepertinya kami harus meminta maaf kepadamu." Perempuan itu menoleh ke arah Woojin seolah menyuruh lelaki itu untuk menggantikannya berbicara.

"Mengingat kejadian yang menimpa Renjun, aku jadi berpikir bahwa aku tidak pernah berbuat baik pada Renjun maupun kau. Aku tidak tahu ini akan meredakan amarahmu atau tidak, tetapi yang pasti aku ingin meminta maaf."

Keadaan menjadi canggung setelah Woojin mengatakan itu. Jaemin pun tidak tahu harus mengatakan apa hingga akhirnya mereka berdua memilih untuk pergi.

"Sampai jumpa!" kata Yeeun sambil tergesa. Jaemin melangkah ke arah lain sambil memikirkan apa yang dimaksud oleh Yeeun dan Woojin. Seumur hidupnya, tidak ada yang meminta maaf padanya selain Jeno.

"Hai, Jaemin!" Jihoon melambaikan tangannya ketika mereka berpapasan. Lelaki montok itu sedang berjalan bersama Jeongyeon.

"Halo, kak!"

"Rambutmu cantik sekali! Memang jika sudah cantik maka semuanya akan cocok!"

"Apa maksud kakak?" tanya Jaemin.

Jihoon tertawa, "Mengapa kau jadi tidak seru? Dulu jika dipuji cantik kau langsung ; apa?! Aku?!"

Jaemin tertawa canggung begitu melihat Jihoon meniru ekspresinya, "Memangnya aku seperti itu?"

"Sekarang kau mulai mengakui jika kau cantik." Jihoon tersenyum.

"Bukan seperti itu!"

"Aku memang belum lama mengenalmu, tetapi kau berubah dari saat pertama bertemu." kata Jeongyeon yang sedari tadi diam.

"Benarkah? Berubah bagaimana?" tanya Jaemin.

Jeongyeon tampak berpikir, "Foto profil?"

Wajah Jaemin memerah begitu mengingat foto profilnya dan ia langsung berteriak karena malu.

👸

Jaemin menopang wajahnya dengan sebelah tangan di atas meja selama dosen menjelaskan di depan kelas. Matanya tertutup dan kepalanya sudah hendak terjatuh ke meja. Hari ini ia benar-benar mengantuk.

"Kita istirahat sepuluh menit." ujar sang dosen. Jaemin pun memutuskan untuk tidur karena ia benar-benar tidak kuat lagi. Ia tertidur hingga kelas selesai dan semua mahasiswa telah keluar tanpa sadar jika Renjun datang menghampirinya. Lelaki mungil itu meletakkan parfum yang dibelinya kemarin dengan perlahan agar Jaemin tidak terbangun.

Begitu Jaemin terbangun dari tidurnya, ia baru sadar jika dirinya tertidur terlalu lama. Ia dapat melihat Jeno memasuki kelas dan menghampiri tempat duduknya.

"Jaemin, kau tertidur?"

"Iya. Aku tidak sengaja tertidur."

"Pantas saja kau tidak menjawab telepon."

"Sepertinya aku benar-benar tertidur nyenyak."

Tiba-tiba saja, Jeno mengarahkan pandangannya pada meja Jaemin, "Apa itu?"

Lelaki manis itu tampak sedikit terkejut, "Ini parfum Pandora. Siapa yang memberikannya padaku?"

"Ada yang meletakkan parfum itu di mejamu ketika kau tertidur? Aneh sekali."

"Mengapa aneh?"

"Memberikan parfum secara diam-diam. Apakah ada yang menyukaimu?"

Jaemin bangkit berdiri sembari menggenggam parfum itu, "Mana mungkin! Aku bahkan tidak pernah berbicara pada siapa pun di kelas ini. Maka itu tidak ada yang membangunkanku."

"Tidak ada perkiraan siapa orangnya? Kau harus lebih menunjukkan bahwa kau memiliki kekasih."

"Bagaimana menunjukkannya? Aku bahkan tidak kenal siapa pun. Tidak mungkin aku bergumam sendiri bahwa aku memiliki kekasih. Apakah orang-orang sedang bercanda?" Tiba-tiba, mata Jaemin membelalak, "Nama parfumnya..."

"Apa?" tanya Jeno.

"Rahasia!"

"Benar. Pasti ada sesuatu, bukan? Kau memiliki perkiraan siapa pemberinya?"

"Kubilang bukan! Benar-benar tidak ada!"

"Bahkan merek parfumnya Pandora. Bagaimana ia bisa tahu yang kau suka? Apakah ia penguntit?"

"Aku tidak populer sepertimu. Tenang saja."

"Aku bahkan tidak menatap mata perempuan atau laki-laki submisif lain."

"Bagus. Kau harus selalu seperti itu." Jaemin merangkul lengan Jeno dan mereka berjalan bersama menyusuri koridor.

Hari itu cuaca cerah. Langit biru, awan putih, dan orang-orang tersenyum di bawahnya.

 Langit biru, awan putih, dan orang-orang tersenyum di bawahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TAMAT

Terima kasih untuk semua yang sudah membaca. Maaf jika ada kesalahan, jika pemerannya kurang cocok, tetapi saya sudah memilih pemeran yang menurut saya cocok untuk setiap tokoh-tokoh di sini bahkan sampai bertanya ke orang-orang. Mungkin ada yang tidak membayangkan pemeran yang sudah saya tentukan dan jujur itu membuat saya sedikit kecewa. Saya tidak masalah jika kalian ingin membayangkan pemeran yang lain, tetapi jangan sampai saya tahu HAHAHA seperti ditulis di kolom komentar gitu karena saya membaca (hampir) semua komentar yang masuk😅 Ah, tapi saya tetap saja sayang kalian😌

Oh ya, terserah mau ada cerita tambahan + spin off atau tidak haha hihi.

🦄nanapoo yang perasaannya campur aduk saat melihat ini


[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now