36. Dag Dig Dug - Rute Kencan yang Klise

9K 1.7K 137
                                    

Jaemin, jangan berpikir macam-macam. Batin Jaemin ketika melihat di sekelilingnya banyak sekali pasangan yang sedang bermesraan.

"Jeno, sepertinya ada yang berbeda denganmu hari ini." ujar Jaemin untuk menetralkan kecanggungan, "Sepertinya ini pertama kalinya aku melihatmu memakai baju berwarna terang."

Jeno melirik Jaemin, "Kau..."

"Apa?" tanya Jaemin. Jeno memperhatikan lelaki manis itu dari kepala sampai ujung kaki. Menurutnya, pakaian dan gaya Jaemin saat ini tampak biasa saja dibanding saat hendak pergi bersama Minhyung.

"Ternyata aku orang yang pengecut." gumam Jeno dengan tatapan kosong yang mana membuat Jaemin kebingungan.

"Aku akan membayar uang tiketku nanti. Kau ingin kuberikan secara tunai atau ditransfer?" tanya Jaemin.

"Sudahlah. Tidak perlu."

"Mengapa seperti itu?" Jaemin terkejut.

"Aku membayarnya menggunakan kupon hadiah."

"Padahal tidak perlu sampai seperti itu!"

"Sudahlah. Tidak apa-apa."

"Harusnya kupon seperti itu kau gunakan untuk janji yang lebih penting! Padahal aku tidak apa-apa—"

Rahang Jeno mengeras karena Jaemin terus saja berceloteh, "Tidak ada yang lebih penting dari hari ini."

"Apa?" Jaemin tertegun begitu mendengar penuturan Jeno.

💓

"Jeno, aku akan membelikan popcorn." ujar Jaemin begitu mereka sampai di dalam gedung bioskop.

"Ingin makan apa?" tanya Jeno tanpa mempedulikan perkataan Jaemin.

"Kau suka apa? Aku apa saja boleh." jawab Jaemin sambil mengeluarkan dompet dari tas selempangnya.

"Double combo satu."

Jaemin terkejut karena Jeno sudah bergerak cepat ke arah kasir, "Apa yang kau lakukan?!"

"Apa?" tanya Jeno tidak mengerti.

Setelah perdebatan yang dimenangkan oleh Jeno, mereka berdua masuk ke dalam studio. Jaemin melirik ke arah Jeno yang duduk di sebelahnya sambil berpikir bahwa lelaki tampan itu selalu membayar semuanya ketika pergi bersama teman.

"Aku jadi merasa tidak enak."

"Apa?" tanya Jeno, "Orang yang melihat bisa menyangka bahwa aku membelikanmu sebuah rumah."

Jaemin baru saja membuka mulutnya untuk menjawab, tetapi Jeno segera menyelangnya, "Lebih baik kau menonton filmnya dulu."

"Nanti aku akan membantu membuat laporan!" sergah Jaemin. Jeno hanya terdiam sehingga membuat Jaemin menjadi canggung, "Tidak butuh bantuanku?"

Jeno tidak menjawab dan memilih untuk fokus menonton. Jaemin juga memilih untuk fokus menonton mulai dari sekarang dan pada akhirnya, ia yang lebih fokus daripada Jeno.

"Barbary Budy." gumam Jeno dengan wajah bersemu setelah sebelumnya memperhatikan Jaemin yang sedang fokus menonton.

"Apa?" tanya Jaemin.

"Tidak. Tonton saja filmnya."

Di ruangan yang remang-remang itu, Jaemin dapat melihat siluet Jeno yang tetap tampan seperti kenyataannya. Ia jadi teringat Minhyung yang pernah menanyakan padanya apakah ia menyukai orang yang tampan atau tidak.

Berani-beraninya aku. Batin Jaemin.

💓

Sinar matahari menyambut mereka begitu keluar dari gedung bioskop yang dingin dan gelap. Jaemin tampak bersemangat membahas film yang baru saja mereka tonton.

"Filmnya bagus sekali! Sepertinya bahan yang dapat ditulis untuk laporan juga banyak, bukan?"

"Seperti itukah?" tanya Jeno agak gugup.

"Iya! Charlize Theron sangat keren, bukan? Aku baru pertama kali melihat karakter perempuan yang seperti itu! Adegan saat ia beraksi sangat penuh dengan energi walaupun agak sadis." Jaemin tersenyum membayangkan salah satu adegan yang menurutnya keren.

"Apakah ada adegan seperti itu?" gumam Jeno. Jaemin menatapnya seolah bertanya-tanya.

Sekarang urusannya sudah selesai. Apakah lebih baik jika kita langsung pulang? Aku merasa tidak enak karena Jeno yang membayar semuanya. Apa lebih baik jika aku membelikannya makanan? Tetapi, apakah boleh jika aku mengajaknya untuk makan? Bagaimana jika Jeno ingin langsung pulang setelah selesai menonton? Batin Jaemin.

"Kau..."

"Ya?!" Jaemin tersentak.

"Suka pasta?"

Dan mereka berakhir di salah satu kafe bernama Jackling (Gelato & Waffle). Jaemin mengagumi tempat itu setelah mereka selesai memesan. Mereka duduk di sebelah jendela besar yang langsung mengarah ke luar.

"Tempatnya cantik sekali! Semuanya terlihat mungil!" ujar Jaemin dengan wajah bersemu, "Kau sering ke tempat ini?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tempatnya cantik sekali! Semuanya terlihat mungil!" ujar Jaemin dengan wajah bersemu, "Kau sering ke tempat ini?"

"Tidak. Ini pertama kali." jawab Jeno.

"Benarkah? Jadi, kau asal masuk ke tempat ini?"

"Kemarin aku mencari di internet. Kupikir kau menyukai hal-hal yang cantik."

Jaemin tertegun. Keheningan menyelimuti mereka selama hampir tiga menit.

"Kau ternyata anak yang baik!" ujar Jaemin agar suasana tidak terlalu canggung, tetapi kenyataannya hal itu justru membuat Jeno bingung.

"Terima kasih. Kupikir kita akan langsung pulang setelah menonton. Bukan! Bukannya aku tidak suka! Pokoknya... Aku ke toilet sebentar!" Jaemin bangkit berdiri.

Di toilet, lelaki manis itu hanya mengguyur tangannya dengan air kran tanpa berniat mencuci tangannya. Ia menopang tubuhnya dengan tangan yang diletakkan di wastafel setelah puas mengguyur tangannya.

Agak mirip. Bukan hanya agak, tetapi sangat mirip dengan saat aku pergi bersama kakak kelas itu. Seperti sedang kencan? Walaupun tidak mungkin, tetapi apakah ia... Jantung Jaemin berdegup lebih keras begitu mengingat dan menyadari perlakuan Jeno terhadapnya selama ini.

💓

Selamat lebaran bagi yang merayakan👐💞

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now