Spin-off #1

9.2K 1.1K 17
                                    

"Saya pesan satu aglio e olio dan satu cube steak."

"Aglio e olio dan cube steak. Baik."

Jeno berjalan ke belakang setelah mencatat pesanan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeno berjalan ke belakang setelah mencatat pesanan. Kedua pelanggan itu mulai membicarakan Jeno setelah ia pergi, "Hei. Sudah kukatakan bahwa ia tampan, bukan?"

"Kuakui itu."

"Ia satu kampus dengan kita."

"Ternyata ada juga yang tampan di kampus."

Jaemin yang duduk tidak jauh dari mereka hanya mampu tersenyum canggung sambil memegang cangkir kopinya.

"Sebentar lagi aku akan selesai. Kau hanya perlu menunggu selama beberapa menit." kata Jeno sembari berdiri di sebelah Jaemin.

"Ternyata punya kekasih." bisik pelanggan yang baru saja membicarakan Jeno, tetapi Jaemin masih bisa mendengarnya.

"Mungkin lebih baik jika kau tidak berbicara denganku."

Jeno tampak heran mendengar perkataan Jaemin.

"Desas-desus bahwa ada part timer yang tampan di restoran ini sudah tersebar. Jangan menunjukkan bahwa kau memiliki kekasih, nanti pengunjungnya berkurang."

Jeno baru sadar setelah Jaemin mengatakan itu, "Apakah aku berhenti saja?"

"Mengapa? Restoran ini menjadi laris karenamu. Pasti pemiliknya tidak mengizinkan kau berhenti. Tenang saja. Aku senang jika kekasihku populer. Lebih baik kau meminta agar gajimu dinaikkan."

"Benarkah? Tetapi, matamu mengatakan yang lain."

🌌

Hari sudah malam ketika Jaemin dan Jeno berpelukkan di depan apartemen Jaemin. Yang lebih kecil mengangkat kepalanya untuk menatap sang dominan, "Apakah ibuku akan melihat kita?"

"Apa?" Jeno kebingungan.

"Ibu!" Jaemin tiba-tiba saja menunjuk ke arah belakang Jeno hingga membuat lelaki tampan itu terkejut, "Bohong."

"Hei." Jeno tampak tak bisa berkata-kata, mungkin terlalu terkejut.

Jaemin tertawa dan kembali memeluk Jeno, "Maaf."

Mereka berpelukan dalam sunyi hingga Jaemin membuka suaranya, "Hei."

Jeno menjawabnya dengan dengungan.

"Sebenarnya dari tadi ada yang ingin kukatakan."

"Apa? Mengapa kau gugup seperti itu?"

Jaemin melepaskan dirinya dari pelukan Jeno, "Kau tidak akan marah?"

"Tergantung." jawab Jeno. Padahal sebenarnya ia memang tidak akan marah.

"Itu... Maaf. Tentang rencana kita untuk menginap bersama di hari ulang tahunku, sepertinya aku tidak bisa." jelas Jaemin dengan mata yang tidak menatap ke arah Jeno dan kedua tangan yang diletakkan di belakang punggung. Karena Jeno tidak menjawab, Jaemin pun menangkupnya kedua tangannya di depan dada, "Aku benar-benar minta maaf! Padahal sebentar lagi aku berulang tahun, tetapi aku justru membatalkan rencana kita."

"Mengapa? Ada masalah?" tanya Jeno.

"Bukan seperti itu. Pokoknya jangan sekarang. Kita pergi nanti saja. Maaf!"

Jeno menatap Jaemin dalam, "Ya sudah."

"Tidak apa-apa?"

"Iya. Tidak apa."

Jaemin tertawa kecil, "Untunglah. Aku akan masuk sekarang. Terima kasih sudah mengantar!"

"Iya."

Ia tidak terlalu kecewa. Baguslah. Batin Jaemin.

🌌

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now