46. 'Alasan Membencimu'

8.6K 1.5K 258
                                    

Ternyata bukan bercanda. Batin Jaemin.

"Mengapa... Mengapa? Tidak mungkin orang sepertimu, mengapa... pada orang sepertiku?" Jaemin menundukkan kepalanya. Hujan semakin deras dan Jeno menatap Jaemin lekat.

"Itu jawabanmu? Apa maksudnya dengan orang sepertiku dan orang sepertimu? Daripada mementingkan bagaimana perasaanmu terhadapku, kau lebih mementingkan bagaimana wajahku?" Jeno menyerahkan payung yang sedari tadi ia pegang pada Jaemin, "Aku anggap kau menolak."

Jaemin tertegun. Payung yang ia pegang terlepas dari tangannya ketika Jeno berjalan meninggalkannya seorang diri di tengah hujan, "Apa yang kulakukan?"

🖤

Lelaki manis itu bagaikan raga tak bernyawa bahkan ketika ia sudah menginjakkan kaki di apartemennya. Ia terus memikirkan perkataan Jeno yang memintanya menjelaskan apa maksudnya orang seperti Jeno dan orang seperti Jaemin.

Aku juga tahu bahwa sekarang aku jauh lebih baik daripada aku yang dulu, tetapi walaupun sudah berolahraga seperti orang gila dan tidak makan seperti orang gila bahkan kadang sampai memuntahkan makanan, melakukan seluruh operasi dan perawatan yang bisa dilakukan, bagaimana pun aku berusaha, sebagus-bagusnya juga aku hanya seorang Gangnam beauty, bukan? Batin Jaemin sambil menatap dirinya di cermin. Ia tidak tahu bagaimana jadinya jika mereka menjadi sepasang kekasih. Bagaimana orang-orang akan memandang mereka? Apa yang akan dikatakan para senior dan teman-temannya? Mereka pasti akan menghujat karena Jeno menolak Renjun dan lebih memilih bersama Jaemin.

Tidak tahu. Aku tidak bisa lepas. Walaupun sudah melakukan operasi, selamanya aku tidak akan berubah. Tubuh kurus itu merosot dengan kepala yang ditenggelamkan di antara kedua lututnya.

🖤

Pagi hari, Renjun menemukan sekaleng soda di mejanya. Ia mengambil soda itu dan berbicara pada Woojin dan Jinyoung yang duduk di meja sebelahnya, "Kalian yang meletakkan ini? Terima kasih."

"Kau yang meletakkannya?" bisik Woojin pada Jinyoung.

"Bukannya kau?" tanya Jinyoung balik. Sedangkan Jisung yang duduk beberapa meja di belakang mereka tersenyum.

JUDUL : KEJADIAN HARI INI DENGAN ORANG YANG DISUKAI
PENULIS : CULUN KIMIA

JUDUL : KEJADIAN HARI INI DENGAN ORANG YANG DISUKAIPENULIS : CULUN KIMIA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini ia meminum minuman yang kuberikan. Pendekatan berjalan dengan lancar, bukan? Sepertinya yang mengatakan jika masuk universitas akan dapat kekasih itu benar, tetapi aku tidak menyangkan akan mendapatkan yang cantik seperti ini. Ternyata yang cantik itu justru tidak melihat wajah laki-laki.

🖤

"Hari ini tatapannya kosong. Ada apa dengannya?" tanya Tzuyu sambil memandang ke arah Jeno.

"Apakah ia terkena musibah tanpa sepengetahuan kita?" tanya Changbin balik.

Tiba-tiba Jaemin datang dan meletakkan tasnya di kursi sebelah Jeno, "Anu, di sini kosong?"

"Iya."

Jaemin tertawa canggung dan segera duduk, "Untunglah."

Kecanggungan menyelimuti mereka setelah itu. Jaemin memutuskan untuk membuka percakapan dengan hal-hal sederhana, "Kau sudah membuat tugas? Oh ya, kelas komputer tidak ada tugas."

"Sekarang jika kau melakukan hal seperti ini dengan pikiran agar kita bisa kembali seperti dulu, maaf, aku pecundang, jadi tidak bisa seperti itu. Melihatmu memperlakukanku seperti teman atau kau tanpa perasaan justru menjadi kekasih orang lain, aku tidak akan bisa tahan. Maaf."

🖤

Jaemin menatap nampan di hadapannya dengan tatapan kosong. Tzuyu yang duduk di hadapannya memperhatikan tingkah laku aneh Jaemin dan memutuskan untuk bertanya, "Jadi, kau menolak Jeno?"

"Apa? Mengapa kakak bisa tahu?!" Jaemin terperanjat.

"Bagaimana bisa tidak tahu jika kita dekat? Itu jelas sekali terlihat."

"Jadi, semuanya tahu?!"

"Tidak perlu khawatir. Orang yang dekat dengan Jeno hanya kita, yang lain tidak akan menyadarinya." ujar Tzuyu frontal.

"Sekarang kami tidak akan bisa bersama selamanya. Jadi, apakah selamanya kami juga tidak bisa berbincang lagi?" tanya Jaemin murung.

"Selamanya? Memangnya kau ingin bagaimana? Jujur, sebenarnya aku juga berpikir kau memiliki rasa pada Jeno."

"Tidak tahu, tetapi aku tidak mau terus seperti ini dengan Jeno. Jika seperti itu, aku akan sangat merindukannya." Jaemin menundukkan kepalanya.

Tzuyu kebingungan, "Apa yang kalian lakukan sebenarnya?!"

Dan Jaemin hanya mampu terdiam. Ia takut jika ia mengakuinya maka semua orang akan menertawakannya.

🖤

"Walaupun sudah seperti ini, kau tetap tidak merasakan apa pun?"

"Kau benar-benar sudah sakit."

Perkataan Jeno itu sukses mematahkan hati Renjun setiap kali ia mengingatnya. Lelaki mungil itu memasang senyuman palsunya ketika Jaemin menghampirinya.

"Jaemin! Sudah datang?"

"Iya."

"Apa yang ingin kau katakan?"

"Itu... Kemarin aku tidak bisa mengatakannya. Aku sepertinya tidak bisa membantumu agar bisa bersama Jeno. Maaf, sepertinya ini bukan hal yang bisa kubantu."

Renjun tersenyum, "Iya. Jika kau berkata seperti itu, aku juga tidak tahu harus bagaimana lagi. Kau ingin membantu sampai sekarang saja aku sudah berterima kasih. Nanti kubelikan makanan!"

"Tidak! Memangnya aku sudah melakukan apa?" Dalam hati Jaemin merasa beruntung karena Renjun mengerti. "Kau cantik, juga dekat dengan banyak orang. Tanpa aku pun pasti bisa..."

Bicara apa aku? Apakah aku benar-benar ingin mereka menjadi sepasang kekasih? Batin jaemin.

"Cantik katamu? Terima kasih! Kau juga cantik, Jaemin."

"Apa maksudmu? Aku—"

Renjun bangkit dari duduknya, "Dipuji cantik itu adalah sebuah berkat, bukan? Karena itu orang-orang yang tidak mendapat berkat melakukan operasi plastik karena ingin mendapatkan keuntungan dari wajah yang cantik. Karena keegoisan mereka, orang yang terlahir dengan berkat itu terkena imbasnya."

"Apa?" Jaemin tidak mengerti mengapa Renjun tiba-tiba berbicara seperti itu.

"Iya. Karena operasi plastik, kelangkaan wajah cantik yang alami jadi menurun, tetapi aku berpikir seperti ini, kebahagiaan orang yang cantik karena operasi bukankah adalah kebahagiaan buatan yang datang dari wajah buatan?" Renjun tersenyum kemudian berjalan meninggalkan Jaemin.

Tidak salah lagi. Renjun membenciku. Batin Jaemin.

🖤

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now