24. Berdandanlah yang Cantik

10.5K 1.9K 196
                                    

Di kampus, Jaemin terus melamun. Ia ingat Yoona pernah mengatakan bahwa cita-cita wanita itu untuk berhenti dari perusahaan dan membuat label sendiri bertabrakkan dengan kenyataan. Jaemin sekarang mengetahui maksud perkataan Yoona itu.

"Keindahan parfum adalah nyata karena keharuman tidak dapat dilihat oleh mata. Bukankah keharuman adalah satu-satunya keindahan yang dapat dirasakan bahkan dengan mata tertutup? Saya percaya kita semua diberkati karena dapat mencintai keindahan tanpa bentuk ini."

Mata Jaemin memerah. Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana perasaan Yoona saat mengatakan hal itu. Jaemin ingin memberitahukannya pada Jeno, tetapi ia bimbang mengingat betapa kesalnya Jeno saat melihat Yoona.

"Jaemin?"

"Ya?!" Lelaki manis itu tersentak saat Guanlin memanggil namanya.

"Mengapa melamun seperti itu?"

"Maaf."

"Hari festival sudah dekat. Ayo konsentrasi! Kita harus berusaha keras!" Guanlin menyemangati Jaemin.

"Iya, maaf."

Jaemin mengarahkan pandangannya ke sebelah kiri Guanlin ketika menyadari bahwa seseorang tengah mengamatinya.

"Ternyata Jaemin cantik juga." bisik Daniel pada Guanlin.

"Apa?" tanya Jaemin.

"Iya, Jaemin. Kau cantik karena ada di sebelah Jeongyeon. Kau jadi terlihat lebih feminin darinya." ucap Daniel asal.

"Hei! Jangan seperti itu dengan Jeongyeon! Jangan berbicara kenyataan secara tiba-tiba seperti itu!" Nayeon tertawa.

"Jeongyeon mengorbankan dirinya demi Jaemin? Pokoknya hanya Renjun yang tidak boleh ada di sebelah Jaemin." sahut Guanlin sambil ikut tertawa.

"Mengapa selalu membandingkanku dengan Jaemin?" Renjun merajuk.

"Jika tidak berbicara seperti itu sehari saja apakah mulut kalian gatal?"

"Jeongyeon, kau pasti tahu kami hanya bercanda." Guanlin lagi-lagi mengatakan hal itu sebagai pembelaan.

"Kau tak memiliki pikiran untuk berdandan layaknya perempuan, Jeongyeon? Walaupun penampilanmu sekarang cocok dengan sifatmu, tetapi apakah kau tidak ingin memiliki kekasih?" kata Daniel.

"Coba kalian dandani Jeongyeon." Nayeon ikut menyahut.

"Terserah padaku mau bagaimana." ujar Jeongyeon datar.

"Aku berbicara seperti itu karena khawatir. Padahal kau pasti populer jika bergaya bia—" Perkataan Daniel terpotong karena Jeongyeon membentaknya.

"Kau tidak pernah bosan mengatakan itu! Mengapa juga aku harus berdandan sesuai dengan selera orang lain hanya untuk menjadi populer?!"

Semua orang yang ada di sana langsung terdiam. Daniel yang pertama kali membuka suara.

"Aku hanya khawatir. Ada apa denganmu?"

Tzuyu menatap Jeongyeon prihatin sedangkan Felix tampak terkejut, apalagi saat Jeongyeon menatap Daniel dengan tajam, bangkit dari kursi, dan keluar dengan membanting pintu.

"Memangnya aku berbicara hal yang bisa membuatnya marah?" tanya Daniel setelah Jeongyeon keluar dari ruang jurusan.

"Sudahlah. Hari ini ia agak sensitif." jawab Nayeon.

"Kau benar-benar tidak tahu bahwa perkataanmu bisa membuat orang lain marah?" tanya Tzuyu yang mulai kehabisan kesabarannya.

"Hei, sebentar lagi festival, mengapa harus bertengkar? Hentikan. Anggota serving, kalian bisa melakukan seperti yang diajarkan tadi?" Guanlin mengalihkan pembicaraan.

"Iya!" Renjun paling semangat menjawab.

"Iya." —Felix

"Ya?" —Jaemin

"Jaemin, kau tidak mendengar karena melamun?" tanya Guanlin.

"Maaf." cicit Jaemin.

"Jadi, apa yang paling menarik dari bar kimia kita? Mengapa para tamu datang ke bar kita? Apakah karena makanan atau bir yang enak? Itu salah. Apa bunga bar kita? Pastinya adalah para pelayan yang cantik! Kalian adalah bunga bar kita! Karena itu, aku meminta tolong pada kalian. Datanglah dengan sudah berdandan cantik, berikan senyuman pada para tamu, dan layani mereka dengan manis. Promosi juga harus dilakukan dengan cantik. Mengerti?"

"Iya!" jawab Renjun.

Jaemin tidak suka konsep seperti itu karena terlihat seperti bar aneh-aneh.

"Mengapa tidak menjawab, Jaemin? Tidak percaya diri?"

"Apa?!" Jaemin tersentak, "Tidak. Aku akan berusaha."

Ruang jurusan terletak berseberangan dengan mesin penjual otomatis. Setelah Jeongyeon keluar, pintu masih dalam keadaan terbuka lebar dan itu memudahkan Jeno untuk melihat Jaemin dan mendengarkan perkataan orang-orang di sana dari mesin penjual otomatis.

👸

"Jaemin, aku benar-benar minta maaf. Kau pasti lelah karena situasi yang begitu kacau." ujar Tzuyu usai rapat anggota komite.

"Tidak apa-apa."

"Biar bagaimana pun, aku harus membawa Jeno. Tetapi, ia tidak akan tahan di sa—" Tzuyu mengikuti arah vpandang Jaemin dan ia langsung berteriak saat melihat Jeno berada di depan mesin penjual otomatis, "Jeno!"

Perempuan jangkung itu berlari kecil menghampiri Jeno, "Kau harus membantu serving!"

"Tidak mau." jawab Jeno santai.

"Aku belum selesai berbicara! Kau benar-benar tidak akan menolong walaupun aku sudah memohon seperti ini?!"

"Iya."

Jaemin tiba-tiba teringat pada Yoona yang terluka saat masih di dalam pernikahan. Ia bimbang untuk memberitahukannya pada Jeno. Itu adalah masalah pribadi Yoona dan ia tak bisa seenaknya.

"Dasar jahat. Ayo pergi, Jaemin."

Jaemin masih saja menatap Jeno yang kini berdiri membelakangi mereka.

"Tidak mau pergi?"

"Ah, ayo pergi." Jaemin sudah mengambil keputusan untuk tidak memberitahukannya pada Jeno karena biar dipikir bagaimana pun, sepertinya itu bukan lagi urusan yang bisa ia campuri. Jika Yoona memang ingin Jeno mengetahui kenyataan itu, harusnya ia sudah mengatakannya sendiri. Jeno juga berkata bahwa ia tak mau berurusan lagi dengan ibunya, tetapi...

"Sekarang tidak akan ada lagi permintaan seperti itu, bukan hanya pada Jaemin. Mulai sekarang, dengan cara apa pun, aku tidak lagi ingin bertemu dengan Jeno. Akhirnya, aku sadar akan keegoisanku."

"Kakak duluan saja. Ada yang harus ku..." Jaemin tidak tahu harus mencari alasan apa. Untung saja temannya itu pengertian.

"Baiklah. Sampai ketemu nanti." Tzuyu berjalan pergi meninggalkan Jaemin yang kini bertatapan langsung dengan Jeno.

"Jeno, ada yang ingin kukatakan." cicit Jaemin dan mereka berakhir di ruang kelas yang kosong.

Jaemin mulai menyampaikan apa yang dikatakan Taeyong padanya, tetapi Jeno hanya menatapnya datar.

"Apa yang kau katakan?"

👸

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now