50. Saling Berhadapan

8.5K 1.6K 263
                                    

"Apa? Apa yang kau katakan?" Ekspresi Renjun berubah marah, "Kau sudah gila? Untuk apa aku melakukan itu? Kau pikir aku adalah orang yang akan melakukan hal rendah seperti itu?!"

Setelahnya, Renjun keluar dari toilet sembari menabrak bahu Jaemin. Lelaki manis itu terkejut karena ia sendiri juga pernah melakukannya walaupun tidak dalam waktu yang lama. Karena itu ia tahu. Anehnya Renjun berkata bahwa dirinya adalah tipe yang tidak bisa gemuk dan berpura-pura hendak menyikat gigi padahal bukan itu yang sebenarnya dilakukan oleh lelaki mungil itu.

"Aku memang tidak berhak memberikan nasihat padamu, tetapi sebenarnya kita tidak tahu jika ternyata anak cantik itu juga tidak ada bedanya denganmu."

Perkataan Yoona terngiang di telinga Jaemin dan sekarang ia baru mengetahui maksudnya. Jaemin terus memikirkan kejadian itu bahkan ketika ia sudah duduk dengan Dahyun di dalam kelas.

Renjun cantik dan sifatnya ceria, populer dan semua orang menyukainya. Hidupnya seperti yang Jaemin impikan dan Jaemin berpikir bahwa hidupnya seperti Renjun, maka ia pasti bahagia.

"Jaemin, sadarkah kau jika wajahmu terlalu serius?"

Lelaki manis itu tersentak ketika mendengar suara Dahyun, "Aku ada sedikit pikiran."

"Seperti itukah? Baguslah jika kau tidak apa-apa."

Jaemin melirik Dahyun sebelum membuka suaranya kembali, "Dahyun."

"Ya?"

"Pertanyaanku memang tiba-tiba, tetapi apakah kau puas dengan wajahmu?"

"Iya!" Dahyun langsung menjawab sambil tersenyum.

"Keren." gumam Jaemin.

"Tetapi, aku juga tidak dari dulu seperti ini. Aku berubah. Waktu kecil, kakakku selalu mengejek dan mengatakan bahwa aku jelek, karena itu aku selalu berpikir bahwa aku jelek. Suatu hari aku merasa jika aku terus berpikir seperti itu, berarti kakakku menang. Karena itu aku lebih giat berdandan lalu melalukan operasi mata juga. Walaupun kakakku mengejek pun aku tidak akan memikirkannya. Entah sejak kapan semuanya menjadi lebih baik, bahkan walaupun aku tidak bertambah cantik."

"Pelajaran hari ini selesai."

Semua mahasiswa keluar dari kelas, termasuk Jaemin yang memikirkan kata-kata Dahyun.

Berubah. Ya, ia harus. Entah dirinya sanggup atau tidak.

🤼

Renjun menoleh ketika pintu ruang jurusan terbuka dan Jeno muncul dari baliknya. Lelaki tampan itu menutup pintu kembali dan berjalan menghampiri Renjun yang tersenyum kecil.

"Sepertinya ada yang ingin kau katakan padaku."

"Dalam suatu arti kau memang hebat. Bisa-bisanya membuat aku sebenci ini pada seseorang." ujar Jeno datar, "Kukatakan dengan jelas. Yang kusukai adalah Jaemin. Aku tidak akan lagi tinggal diam pada kekonyolanmu. Aku memang tidak tahu apa maumu, tetapi hentikan sekarang."

"Tidak akan tinggal diam? Memangnya kau ingin melakukan apa?" Renjun menundukkan kepalanya, "Mengapa kau dingin sekali padaku? Padahal kau sangat baik pada Jaemin. Aku juga sudah lelah. Aku tidak tahu bahwa cinta bertepuk sebelah tangan ternyata seberat ini."

"Kau menyedihkan."

"Menyedihkan?" Renjun mengangkat kepalanya kembali, "Kau bilang aku menyedihkan? Aku?"

Sementara itu, Jaemin tidak sengaja melihat mereka dari kaca yang ada ada di pintu ruang jurusan dan segera pergi. Ia tidak boleh penasaran karena ia memang selalu saja menghindar dari Jeno. Ia selalu takut dengan omongan orang. Tetapi, sisi dirinya yang lain mengatakan bahwa jika ia seperti itu terus, ia tidak akan pernah berubah.

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now