Bertemu Kembali

289K 9.5K 736
                                    

Arjuna Megantara menatap pintu di depannya. Matanya tertuju pada kertas kecil yang sengaja ditempel untuk sebuah peringatan. I'm busy. Sesibuk apakah tunangannya itu, sampai-sampai harus memakai sebuah kertas yang ditempel pada pintu kamarnya?

Tapi Juna tidak peduli, dia tetap masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Saat dirinya masuk, yang ditemukannya bukan tunangannya yang sedang menatap layar laptop atau komputer, tapi sedang tidur meringkuk di balik selimut tebalnya.

Dengan usilnya Juna masuk ke dalam selimut, lalu mengusik kedamaian seorang wanita yang tengah terlelap itu. Awalnya tunangannya itu tak terusik sama sekali, mungkin saking lelapnya. Namun ketika Juna menciptakan sebuah gerakan-gerakan ajaib, tunangannya itu langsung mengerang.

Nghhhh...
Salsa menggeliat di balik selimutnya, merasakan ada yang mengusik mimpi indahnya. "Sibuk tidur ternyata, hm?" Juna terus menggigit rahang tunangannya dengan gemas.

"Juna ihhhh... Minggir! Jangan ganggu, aku ngantuk." Salsa menjauhkan wajah Juna dari radiusnya.

"Bangun gak?! Katanya mau ke Bali?" Juna membenarkan posisinya untuk duduk. Tak lupa dia terus menarik selimut yang menutupi tubuh Salsa, agar Salsa mau bangun.

Tangan Salsa masih aktif untuk menarik balik selimut yang terus Juna tarik. "Aku ngantuk." Sahutnya singkat.

"Ini udah jam tujuh loh, Sal."

Salsa terperanjat kaget mendengar penuturan Juna. Dia bangun lalu melirik jam yang ada di kamarnya. "Mama kok gak bangunin aku sih? Ishh nyebelin!" Buru-buru Salsa masuk ke kamar mandi, lalu mandi dengan cepat. Mandi kilat.

[]

Salsa siap dengan jeans dan kaos putih polosnya, lalu menuruni anak tangga menuju lantai bawah. "Enggak mau sarapan dulu?" Tanya Dewi.

"Enggak, yang ada nanti aku ketinggalan pesawat. Mama juga, kenapa gak bangunin aku?" Salsa terlihat bingung sekarang, dia lupa mau melakukan apa?

"Kamu mau ngapain sih, muter-muter di situ?" Dewi melihat kebingungan anaknya.

"Aku lupa mau ngapain, Ma." Salsa mengacak-acak rambutnya yang telah disisir rapi.
"Oh iya, aku ingat. Koper aku kok gak ada ya, Ma?"

"Tadi dibawa Juna ke bagasi." Ucap Dewi enteng.

"Astaga, terus gak guna dong, aku muter-muter di sini?"

"Ya emang gak guna. Udah berangkat sana, nanti telat loh."

Dewi mengantar Salsa sampai ke depan rumah. Lalu berpesan pada Juna, calon menantunya, "calon mantuku, nanti Princess nya tolong dibelikan makan ya, dia gak sarapan soalnya. Mama takut nanti dia sakit."

"Oh oke, Ma. Nanti Juna beliin makan di bandara. Juna suapin, sekalian kalau perlu."

"Calon suami dan mantu idaman, kamu mah." Dewi mengusap bahu Juna sembari tersenyum.

"Hehehe iya dong, Ma. Megantara gitu loh." Ucapnya membanggakan dirinya sendiri.
"Kita berangkat dulu ya, Ma. Doain selamat sampai tujuan." Juna menyalami tangan Dewi, lalu disusul oleh Salsa.

Dewi tersenyum sambil melambaikan tangan ketika mobil yang mengantar mereka berdua ke bandara itu perlahan meninggalkan pekarangan rumahnya.

[]

Bali

Salsa belum sepenuhnya sadar, karena Juna tadi membangunkannya saat pesawat landing. Sembari tangan kanannya menyeret koper, tangan kirinya melingkar di pinggang Salsa, agar Salsa tidak oleng.

"Masih ngantuk ya?" Juna menunduk untuk melihat wajah murung yang ada di dada bidangnya. Wajah itu melakukan pergerakan, seolah mengangguk membenarkan pertanyaan yang Juna lontarkan.

ABCD GENERATION [Sequel Of Arjuna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang