MPL-13

26.5K 1.6K 25
                                    

"Kau bisa pergi Bara." Devan mengalihkan pandangannya. Ia mengacuhkan Rora yang masih dia berdiri di sana.

"Kalau begitu saya permisi Alpha, Luna." Bara bergegas pergi keluar, tak ingin mencampuri urusan pribadi Alphanya.

"Kamu mau Fano pergi ke Red Moon Pack?" Dengan frontalnya Rora bertanya kepada Devan.

"Urusan pack," jawab Devan tak acuh.

"Aku nggak setuju."

"Aku tidak membutuhkan persetujuanmu."

"Baiklah." Hembusan napas berat terdengar dari mulut Rora. "Kita tidak akan menikah." Rora melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

Tubuh Rora tertarik ke belakang hingga membentur tembok di sampingnya.

"Kenapa? Karna tak ada keberadaan Fano hm?" Kedua tangan Devan bersandar di tembok, membuat Rora tak ada jalan untuk menghindar.

"Menututmu?" Rora mengangkat kepalanya. Tanpa rasa takut Rora membalas tatapan tajam Devan yang di lontarkan kepadanya.

"Apa rencanamu?" Devan semakin menipiskan jarak antara dirinya dengan Rora. "Apa yang kalian rencanakan?"

"Aku tidak tau apa yang kamu katakan, tapi JIKA KAK FANO TIDAK DAPAT HADIR AKU TIDAK AKAN MAU MENIKAH." ucap Aurora dengan menekan akhir kalimatnya.

Bola mata Devan memerah, kemarahannya sudah memuncak. Pandangannya tertuju pada bibir merah muda yang berada di depannya. Ia menyentuh bibir itu dengan ibu jarinya sebelum melahap rakus bibir yang seperti permen untuknya itu.

Devan melahap bibir Aurora tanpa ampun. Ia menggigit bibir bawah Aurora membuat bibir itu berbuka. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Devan memasukkan lidahnya ke mulut Aurora, mengapsen isi mulut Matenya yang seperti madu itu.

Tak ingin mengulangi kejadian sebelumnya, Aurora mendorong bahu Devan sekuat tenaga hingga tubunnya terdorong menjauh.

Plak...

Pipi Devan memanas. Tamparan keras mendarat tepat di pipinya. Membuatnya terdiam.

*****

Bau anyir tercium di mana-mana. Banyak mayat-mayat tergeletak tak bernyawa membuat genangan darah yang masih segar di sana. Sliver Moon Pack sudah hancur. Tak ada satupun yang tersisa.

"Alpha, sepertinya kita terlambat." Sebuah rombongan terhenti tatkala melihat jasad di mana-mana.

"Iya, kau benar Bily." balas seseorang yang dipanggil 'Alpha' tersebut.

"Apa sebaiknya kita kembali saja?" Tak ada yang dapat dilakukan lagi. Semuannya sudah selesai.

"Tidak, lebih baik kita berkeliling, mencari apakah ada yang masih hidup di antara mereka." Titah Dave sebagai Alpha.

"Baik Alpha," jawab Bily patuh.

"Seperti apa yang diperintahkan Alpha. Semuanya berpencar! Jika ada yang masih hidup bawa mereka. Kita akan berkumpul di sini setelah selesai." titah Bily kepada kepada para Warrior dengan meninggihkan volume suaranya.

"Baik," ucap Warrior serempak.

Semua pergi berpencar. Deve, Bily, dan Arlon(Gama) bergegas bersama. Mereka berkeliling memastikan keadaan aman dari penyerangan pihak munsuh.

"Uhuk- uhuk.." telingan Dave mendengar suara seseorang.

"Siapa di sana?" Mandangan Dave tertuju pada semak-semak yang ditutupi oleh dahan pohon yang cukup besar.

My Perfect Luna (COMPLETE)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang