MPL-36

20.1K 1.1K 20
                                    

Setelah memakirkan mobilnya, tak membuang waktu, Devan langsung saja menuju tempat dimana Matenya berada sekarang ini.

Devan membulatkan matanya. Baru saja ia memasuki caffe, ia langsung dilihatkan oleh kejadian yang tidak ia inginkan.

Gerr..!!

Suara geraman terdengar. Devan tak dapat lagi menahan geraman Eright, dia sendiri pun sedang marah sekarang.

Mata Rora membulat. Dia sudah terlambat. Devan telah barada di belakangnya dan melihat semuanya. Kini ia harus memikirkan bagaimana menjelaskan semuanya sebelum pria itu memporak porandakan tempai ini.

"Lepasin dia!" Mendengar ucapan dingin dari Devan, Juan mengangkat kepalanya, melihat dari mana suara itu berasal.

Dengan usaha yang cukup keras, Devan akhirnya dapat menenangkan dirinya sebelum ia memporak porandakan tempat ini.

Devan dengan tatapan membunuh dan aura menyeramkan sedang berdiri di sana dengan wajah datar, membuat Juan melepaskan pelukannya.

Pria itu menyadari sesuatu. Ia baru menyadari bahwa Rora sudah berbaikan dengan suaminya dan datang kemari dengan pria itu.

Melihat Juan melepaskan Matenya, Devan segera mendekati wanita itu dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang Rora, seolah memperlihatkan kepada pria di hadapannya itu bahwa Rora adalah miliknya.

"Oh iya, kalian mau pesan apa?" tanya Juan untuk mengurangi rasa canggung dan perasaan aneh yang tiba tiba me

"Cappucino gren tea sama americanonya satu," jawab Rora yang langsung dihadiahi tatapan oleh Devan.

"Oke, ditunggu ya." Juan beranjak dari sana ia untuk membuatkan pesanan Rora.

"Kau sudah bertemu dengannya. Sekarang kita pulang," ucap Devan tegas. Ia tak ingin lebih lama lagi berada disini.

"Ayolah, kita bersantai terlebih dahulu. Lagian aku juga masih ingin mengobrol dengan Juan. Boleh ya?" jawab Rora dengan memasang wajah cemberut yang membuat dirinya terlihat sangan menggemaskan. Tak biasanya bertingkah Rora seperti itu.

Sebelumnya Rora tak percaya dengan reaksi yang di berikan Devan melihat dirinya yang dipeluk oleh Juan. Tadinya ia berpikir Devan langsung akan menyerang Juan, tapi ternyata pria itu dapat mengontrol emosinya sekarang.

Devan menghembusakan napas beratnya. Menatap kembali wanita di hadapannya itu dengan mengangkat kedua sudut bibirnya dan sesaat kemudian menganggukkan kepalanya. Yha, Devan mengabulkan permintaan Rora. Di saat seperti ini ia tak dapat menolak permintaan istrinya itu.

*****

Selesai berkunjung ke caffe, Rora dan Devan memilih untuk langsung pulang. Dengan kondisi Rora saat ini Devan tak mengginginkan Matenya itu kecapekan.

Devan mempertajam penglihatannya. Sepertinya ada tamu yang tidak di undang.

"Hai, Dev? Kenapa kamu melihatku seperti itu. Aku ini sepupumu, bukan penyusup," ucap seorang pria yang tengah duduk di samping Dave.

Dia tak lain adalah salah satu sepupu Devan, Aditya. Pangeran dari Red Moon Pack, yang belum menemukan Matenya sekarang ini.

Tak hanya itu, ternyata di sana juga terdapat Rendra bersama Matenya, Klaresa. Memangnya ada acara apakah sampai-sampai mereka datang secara bersamaan?

"Devan, Rora, gabung sini," ucap Clara menyadari putra dan menantunya sudah pulang.

Mendengar ajakan sang mama, Devan mendekat untuk bergabung dengan mereka dengan diikuti Rora dengan sedikit canggung melihat ada seseorang yang belum ia kenali di sana.

My Perfect Luna (COMPLETE)  Where stories live. Discover now