MPL-30

21.1K 1.1K 14
                                    

"Alpha, dari mata-mata kita, informasi yang mereka peroleh bahwa dalang dari semua ini adalah_" ucap bara menggantung.

"Ratu yang memimpin di salah satu wilayah bangsa Vampire," lanjut Fano sangat yakin. "Jessy Angela Martha."

"Jessy?" ucap Devan mencoba mengingat. "Oke, aku ingat. Tapi, untuk apa dia melakukan ini?"

"Seharusnya kau sudah tau sendiri." Mendengar perkataan dari Betanya, pandangan Devan langsung beralih kepada Fano dan Bara yang memberikannya cengiran aneh.

"Oke, kalau begitu. Hanya ada satu cara untuk mengatasi ini," ucap Devan mulai mengerti.

*****

Hening. Rora berdiri di balkon kamarnya. Menikmati malam dengan memandang langit hitam yang bertaburan bintang.

Sudah lama Devan pergi, tapi sampai saat ini ia belum juga pulang. Mungkin ini ia akan tidur sendiri malam ini.

Sebuah tangan melingkar di pinggang Rora. Membuat sang empu mengalihkan pandangan ke badannya. Tanpa melihat siapa pemiliknya pun Rora sudah dapat mengetahui tangan milik siapa itu.

"Kenapa kau berada di luar?" Devan meletakkan kepalanya di bahu Rora. "Menungguku pulang ha?" ucapnya Mengeratkan pelukan di pinggang Matenya itu.

"Memangnya siapa yang menunggumu? Jangan GR," ucap Rora berbohong. Dengan jahil ia mencubit hidung Devan.

Devan menggenggam tangan Matenya itu, menurunkannya, dan membawanya ke dalam pelukan. "Amour?"

"Hm?" jawab Rora masih memandang bintang-bintang.

"Ish, Devan hentikan. Kau membuatku geli." Tak tahan dengan aliran aneh di tubuhnya, Rora berusaha melepaskan dirinya dari ikatan pria yang sedang menciumi lehernya itu.

Devan menghentikan aksinya dan mengeratkan pelukannya. "Oke kalau itu keinginan kamu, tapi kamu harus tebak, apa yang sekarang aku pengenin."

"Em, apa yha." Bola mata Rora mergerak ke atas, berusaha mencari jawaban yang tepat. "Aa, kamu pingin makan," tebak Rora asal.

"Ya, aku pingin makan." Mendengar jawabannya benat, sontak membuat perasaan Rora menjadi lega. Ia akhirnya  mendapatkan alasan untuk bebas dari belenggu itu.

"Baiklah, kalau begitu aku ambil makanan dulu ya." Dengan semangat Rora mencoba melapaskan pelukan Devan, tapi sama saja, kangan pria itu tak lepas sedikitpun.

"Bukan makanan seperti itu yang aku pengenin," ucap Devan membuat Rora memandangnya dengan mengerutkan dahi.

"Makanan yang aku pengenin sudah berada di depanku sekarang ini," ucap Devan mencoba menjelaskan, tapi Rora tampak masih tidak mengerti.

"Aku pengen, makan, kamu," ucap Devan pelan dan hati-hati. "Bolehkan?"

*****

Siang ini dengan sengaja Devan pergi sendirian menuju salah satu kerajaan Vampir. Ada yang harus ia lakukan di sana.

Pintu gerbang langsung terbuka lebar ketika Devan menginjakkan kaki di kastil itu. Ia tampak percaya diri melewati lorong-lorong menuju suatu tempat.

"Devan!" Sebuah pelukan langsung diterima oleh Devan sesampainya di tempat tujuan.

"Aku kangen banget sama kamu." Wanita itu melepaskan pelukannya dan menatap pujaan hati yang sekarang telah berdiri tepat di hadapannya.

My Perfect Luna (COMPLETE)  Where stories live. Discover now