MPL-40

19.5K 1K 3
                                    

"Ra!"

"Hm?"

"Gue mau ngonong sesuatu," ucap Aditya serius.

"Apa?" Rora memalingkan kepalanya, menatap pria yang mengajaknya berbicara.

"Gue minta bantuan lo," ucap Aditya sedikit ragu.

"Gue?" Aditya menganggukkan kepalanya. "Emang gue bisa bantu apa?" kembali Rora mengalihkan pandangannya ke buku-buku di hadapannya.

"Jadi sebenarnya Mate gue itu temen deket lo." Mata Rora beralih menatap pria itu kembali. Apakah ia tidak salah dengar?

"Siapa?"

"Tania," balas Aditya dengan senyuman di wajahnya.

*****

"Hubungannya sama kamu?" tanya Devan setelah mendengar penjelasan dari Rora.

"Yha dia minta bantuanku buat deket sama Tania," ucap Rora jujur. "Cewek itu manusia," lanjut Rora melihat tatapan tajam Devan tertuju kepadanya.

Devan mengalihkan pandangannya dan menghela napas. Tak seharusnya ia mencurigai Matenya itu. Apalagi wanita itu sekarang sedang mengandung buah cintanya.

"Kau sudah tau jenis kelaminnya?" tanya Devan melihat foto yang berada di tangannya. Satu foto di antara foto-fotonya bersama Rora.

"Belum, biar suprise." Sebuah senyuman terlukis di wajah Devan. Ia mengcak-acak rambut wanita yang tengah tertawa hadapannya itu.

*****

Sejak kepergian Jessy sampai sekarang keadaan pack tampak baik-baik saja. Bahkan Rogue pun tak menyerang pack, membuat suasana terasa janggal.

Pengamanan perbatasan tak lagi di perketat. Semua sama seperti awal. Yang membedakan keamanan pack house masih ketat dengan penjagaan.

Merasa bosan di kamar, Rora melangkahkan kaikinya keluar. Dua minggu kemarin Aditya, Rendra, dan Klaresa pulang ke pack mereka. Sedangkan Nesya sibuk mengurus para Maid, membuat dirinya boring sendirian.

"Luna!" Baru saja Rora membuka pintu kamarnya, ia sudah di sambut oleh seorang Maid yang menghampirinya dengan wajah yang sulit dijelaskan.

"Ada apa?" tanya Rora singkat.

"Luna, sebaiknya Anda segera bergegas ke ruang bawah tanah sekarang," ucap Maid itu berusaha menyembunyikan sebaik mungkin ketakutannya.

"Ada apa?" tanya Rora yang membuat Maid di depannya saat ini menunduk ketakutan. Dengan kedua tangan, Rora memegang kedua bahu gadis itu. "Katakan kepadaku ada apa?"

"Hanya itu perintah dari Alpha, Luna," balasnya tak menjawab pertanyaan menundukkan kepalanya yang membuat Rora muak.

Rora menghela napas berat. Perasaan tidak enak secara tiba-tiba menyerangnya. "Tatap aku! Katakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi!" ujar Rora tegas.

"Luna, sebenarnya sekarang ini pack tengah di serang oleh bangsa vampir. Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan bantuan dari para Rogue," ucap Maid itu sedikit ragu. Ia takut jika sang Alpha sampai tau jika ia mengatakan ini kepada Lunanya, entah hukuman apa yang akan dirinya terima nanti.

"Di mana Alpha sekarang?" tanya Rora dingin

"Di balkon depan, Luna." Mendapat jawaban, dengan langkah lebar dan cepat Rora bergegas meninggaklan Maid itu. Tak menuju ruang bawah tanah, tapi ke tempat di mana Devan berada sekarang.

My Perfect Luna (COMPLETE)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang