MPL-15

25.8K 1.4K 12
                                    

"Berhenti semua!" Semua pandangan beralih setelah teriakan terdengar dari pintu penghubung dapur dan ruang makan, semua aktivitas pun berhenti.

"Apa-apaan kalian?!" Devan berdiri dari duduknya dan mengeluatkan Alpha tonenya membuat semuanya tak berani bergerak sedikitpun.

"Ma..maaf Alpha, salah satu penjaga menemukan salah satu koki yang disekap di gudang belakang." Bara memulai menjelaskan dengan gugup dan kepala menunduk.

"Kami takut bila ada penyusup yang menyamar menjadi koki dan memasukkan sesuatu ke dalam masakannya." lanjut Fano dengan tenang.

"Kau sudah menemukan penyusupnya?" Pandangan Devan tertuju pada Bara dan Fano yang berdiri di sana.

"Kami sudah mencari di dapur, tapi penyusup itu tak berada di sana. Kemungkinan setelah ia menyelasaikan rencananya penyusup itu kabur Alpha," ujar Bara memberi jawaban.

Mendengar percakapan mereka entah mengapa membuat kepalaku menjadi pusing dan sedikit mual serta hidungku menjadi berat.

"Huek," kututup mulutku dengan kedua tangan, mengecilkan suara yang tak bisa ditahan untuk keluar.

Semua mata tertuju padaku. Tatapan tajam seperti mencurugaiku dan tatapan Mama dan Derin tampak cemas.

"Kau baik-baik saja-kan sayang?" tanya Mama khawatir dan aku mengangguk pelan memberi jawaban.

Merasa suara-suara dari mulutku tak akan keluar lagi, aku membuka tangan yang masih menutupi mulutku. Darah.

Pandanganku perlahan mulai kabur. Mataku semakin memberat. Aku mulai kehilangan keseimbangan dan semuanya menjadi hitam.

Author POV

"Luna!"
"Rora!" Mendengar seruan itu sontak Devan menoleh ke arah Matenya yang terhuyung. Ia pun menangkapnya sebelum Rora terjatuh ke lantai.

Geerr..

Eright menggeram di sana melihat darah yang keluar dari kedua lubang hidung dan mulut Rora. "Kenapa kalian tetap diam saja? Cepat cari dia bodoh!"

"Ba..baik Alpha." Fano dan Bara berlari, bergegas melaksanakan perintah Eright yang sudah mengusai tubuh Devan saat ini.

Tanpa menunggu lama Devan angkat tubuh Matenya, bergegas cepat membawanya ke kamar. "Bertahanlah sayang," bisik Devan tepat di telinganya berharap Matenya baik-baik saja.

Devan merebahkan tubuh Rora dengan hati-hati di atas kasur dan mencoba memenangkan Eright yang ingin mengambil akih tubuh Devan lagi setelah Devan berhasil mengurungnya di pikirannya.

"Mama sudah panggilkan dokter," ucap Clara mencoba menenangkan putranya yang  dibalas dengan anggukan oleh Devan.

"Alpha," Tak kurang dari dua menit dokter pun datang berserta perawatnya.

"Periksa dia. Jika kau sampai memberikan kabar buruk, aku akan mencabut gelarmu sebagai dokter. Kau mengerti?" Ucap Devan tajam dan dokter itu pun sedikit gergetar ketakutan.

"Ba..baik Alpha." Mendengar ancaman dari Alphanya dokter tersebut langsung memeriksa Rora hati-hati.

"Permisi Alpha." Pandangan Devan beralih ke palang pintu, terdapat Fano dan Bara yang berdiri disana.

Tak ingin tergangu dengan keberadaan Fano dan Bara, Devan berjalan keluar. "Ada apa?"

"Alpha, kami sudah menemukan penyusup itu. Namun, ia telah tewas bunuh diri, Alpha." Jelas Fano menyampaikan.

"Kalian tau dari mana ia berasal?" tanya Devan dengan mengalihkan pandangan.

"Tidak Alpha, tapi penyusup itu adalah bangsa vampir," sahut Bara kemudian.

My Perfect Luna (COMPLETE)  Where stories live. Discover now