MPL-21

19.4K 1.1K 10
                                    

Kring....!!!

Bel istirahat berbunyi. Semua murid langsung bergegas menuju kantin untuk mengisi perut-perut mereka yang sudah meronta-ronta.

"Jes, Tuh gebetan lo. Cepet sana gih." Seorang cewek menunjuk seorang cowok yang duduk di bangku, menyantap makanannya sendiri.

"Eh iya. Doain gue yha!" ucap seorang cewek kepada kedua sahabatnya seraya merapikan penampilannya.

"Sip!" Setelah mendengar jawaban dan acungan jempol dari kedua sahabatnya, gadis itupun menghampiri cowok yang tengah menyantap makanannya sendiri.

"Hai..! Gue boleh duduk nggak?" Seperti suara yang memecah keheningan, ucapan itu memecah ketenangan cowok di depannya.

Tak mendapat balasan, Jessy langsung menjatuhkan tubuhnya ke bangku yang terletak tepat di depan Devan.

"Enak yha? Minta dong...!" Devan menghentikan sendok dan garpu di tangannya. Ia menatap Jessy sebentar dan kembali menatap santapannya kembali.

Sudah satu bulan terakhir Devan selalu saja diganggu oleh cewek yang bernama Jessy itu.

Jenuh, itulah yang dirasakanya. Setiap hari harus melihat gadis itu dengan tingkahnya yang mencoba mendekati dirinya, membuatnya harus mengatur kesabaran.

"Devan!" Merasa tak digubris Jessy memanggil cowok di depannya dengan meninggikan volumenya.

"Aku dicuekin lagi nih?" Seperti kehilangan semangat Jessy meletakkan kepalanya di atas tangan di meja. Ia memperhatikan Devan yang melahap makanannya dalam diam.

Krang..!!

Suara sendok yang bersentuhan dengan mangkuk mengakhiri makan siang Devan. Tanpa memperdulikan cewek di depannya, Devan langsung saja berdiri dan berjalan menjauh, meninggalkan Jessy yang masih duduk di bangku.

"Gimana hari ini? Dicuekin lagi?" Melihat sahabatnya yang ditinggal begitu saja, kedua sababat Jessy itupun menghampiri Jessy dan duduk di sana.

"Tak apa. Gue belum nyerah kok. Gue bakal terus perjuangin. Sampai kapanpun itu dan bagaimanapun caranya," ucap Jessy penuh dengan keyakinan.

Itulah Jessy. Salah satu primadona di sekolahnya. Banyak cowok yang mengejarnya, tapi entah mengapa hanyalah Devan seorang yang dapat singgah di hatinya.

*****

Brakk....!!!

Tubuh salah seorang gadis menghantam pintu gudang belakang disusul dengan suara tawa ketiga gadis yang menariknya ke sana.

"Tolong kak, maafkan aku," ucap gadis itu memohon ketakutan.

"Maaf? Lo tau salah lo apa ha?" Salah satu dari mereka mendekati gadis itu dan bermain dengan rambut panjang gadis yang dia sandra.

Dengan polosnya gadis itu menggeleng. Ia memeng tak tau apa apa kenapa ia bisa berurusan dengan kakak-kakak kelas yang dia hindari.

"Lo mau tau kesalahan Lo itu apa?" ucap salah satu dari mereka yang lain yang langsung dibalas anggukan oleh gadis kecil itu.

"Kesalahan lo itu__"

Tack...!! Tack...!! Tcak..!!

My Perfect Luna (COMPLETE)  Where stories live. Discover now