11. Kewajiban

13.1K 719 7
                                    

Tak terasa lusa adalah hari pernikahan mereka Andra dan Reyhan disuruh untuk tidak masuk sekolah sampai acara pernikahan itu selesai.

Tidak akan ada yang melarang karna keluarga Reyhan lah yang mempunyai sekolah tersebut. Guru dan para staff di sekolah sudah tahu perihal pernikahan tersebut bahkan diundang ke acara.

Kini Andra sedang duduk di bangku taman sambil melamun, semua orang sedang sibuk untuk persiapan lusa. Dia dilarang membantu apalagi Aghata sedang di sekolah.

Bi ijah menghampiri putri majikannya yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri. Selama menikah dengan pak asep, bi ijah tidak bisa memiliki anak. Maka dari itu bi ijah menganggap Andra sebagai anaknya apalagi dia yang mengasuh Andra sejak kecil.

"Non, lusa mau menikah kok sekarang malah ngelamun," tegur bi ijah lembut pada Andra.

"Eh bibi, ngak ngelamun kok bi, Andra cuma bosan ngak ada kerjaan biasanya sekarang Andra lagi di sekolah," Andra menyandarkan kepalanya pada pundak bi ijah dan bi ijah mengelus kepala Andra dengan sayang.

"Sebaiknya sebelum non menikah, non perbaiki semua masalah dengan nyonya dan tuan," saran bi ijah.

"Andra pengennya juga gitu bi, tapi Andra ngak tau caranya gimana," jawab bi ijah

"Dengarin bibi ya non, kita sebagai anak harus patuh sama orang tua walaupun orang tua kita ada salah sama kita, tapi kita ngak boleh benci mereka bagaimanapun mereka adalah orang berjasa dalam hidup kita," nasehat Bi ijah.

"Iyaa bi Andra paham, sebenarnya Andra ngak mau kayak gini," ucap Andra.

"Non coba bicara sama nyonya baik-baik jangan pake emosi percayalah perdamaian lebih indah dari permusuhan. Apalagi kalau non udah nikah sama den Reyhan non bakal sibuk dan nyonya jugak sibuk, ngak akan ada waktu buat kalian ngumpul seperti ini. Selagi nyonya di Indonesia perbaiki semuanya ya non," jelas bi ijah.

"Iya bi makasih ya bi, bibi udah selalu ada buat Andra. Andra sayang bibi sama kayak mama," ucap Andra sambil memeluk bi ijah.

"Iya non, bibi juga sayang sama non Andra kayak anak bibi sendiri," bi ijah mengelus kepala Andra dengan sayang.

Andra pergi menemui Risa yang sedang melamun di kamarnya.

"Ma?" panggil Andra

"Eh sini sayang kenapa?" tanya Risa dan mengajak Andra duduk disebelahnya.

"Maafin Andra ya ma, Andra ngak maksud buat mama sakit hati," ucap Andra tulus.

Setetes air mata meluncur dari mata Risa. Dia langsung memeluk putri satu-satunya ini dengan sayang seolah pelukan itu bisa menyampaikan bahwa dirinya sangat menyayangi putrinya ini.

"Gapapa sayang kamu ngak salah, selama ini mama ngak pernah ngertiin kamu, mama minta maaf yaa," ucap Risa.

"Mama ngak boleh gitu, Andra sayang sama mama," jawab Andra.

Risa tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya. Setelah lama terdiam.

"Kalau kamu ngak mau nikah, kita bisa batalin perjodohan ini," Risa tidak ingin memaksa putrinya lagi.

"Kok mama ngomong gitu sih, Andra akan lakuin semua keinginan mama dan Andra yakin itu yang terbaik buat Andra," Andra sudah memikirkan ini matang-matang dia akan menerima perjodohan ini lagian menurut tidak terlalu buruk hidup dengan es balok itu.

"Kamu yakin?" tanya Risa memastikan.

"Iya maa, Andra yakin" jawab Andra mantap.

"Makasih ya sayang," Risa mencium pipi kanan Andra dan memeluknya lagi.

Jodohku Anak Geng Motor [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang