9. Siapa Dia?

146K 10.5K 522
                                    


"Bar, pesenin gue Bakso sama es kelapa muda, yak?"

"Kenapa nggak pergi sendiri, sih Fan?" tanya Akbar. Dia malas jika di titipi Fano. Ujung-ujungnya harus pake uangnya dulu dan utang.

"Lo kayak nggak tau Fano aja, Bar" jawab Rino.

"Ish! Gue mager," jawab Fano.

"Mager apa utang?" tanya Rangga singkat.

"Gue ada duit kali ini. Nih," kata Fano sambil menyerahkan uangnya.

"Lah.. 5000 mana cukup, bro?"

"Ya pake duit lo dulu. Besok gue ganti,"

"Hello!! Ini yang namanya bukan utang?"

Akbar menghela napas panjang dan mengambil uang itu.

"Tapi janji lo harus bayar," kata Akbar memperingatkan. Fano mengangguk setuju.

"Kalian mau titip juga nggak?" tawar Akbar.

"Huuuu... Kalo yang lain mah  ditawarin. Gue mah apa atuh," lebay Fino.

"Ya kan sekalian,"

"Gue nasi goreng sama Es teh," kata Rino. Diapun menyerahkan uangnya kepada Akbar.

"Lo mau titip juga nggak?" tanya Akbar kepada Rangga.

"Geprek, es jeruk," balas Rangga singkat sambil menyerahkan uangnya.

Tak butuh waktu lama, Akbar pun kembali dengan nampan yang penuh. Setelah itu, mereka memakannnya dengan diselingi candaan.

"Cewe yang pernah gue tabrak, pakaian cabe-cabean. Siapa?" tanya Rangga. Fano, Rino, dan Akbar sontak memperhatikan Rangga.

"Yang mana?" tanya Rino.

"Lo nggak ikut waktu itu. Sibuk tebar pesona,"

"Ada ciri-cirinya, Ngga?" tanya Akbar.

"Waktu itu lo bilang inisialnya 'L'. Yang bajunya ketat,"

"Owh!! Gue inget," seru Fano.

"Namanya La---" ucapannya terpotong karena bel masuk telah berbunyi.

"Lanjutin," pinta Rangga.

Saat Fano ingin menjawab, tiba-tiba ada sendok melayang mengenai kepalanya.

"Anjir!!! Siapa yang lempar?" teriak Fano. Rangga sendiri ikut geram karena dia jadi tidak dapat jawaban dari Fano.

"Sorry, bro. Tadi buat mainan TOD malah jadi terlempar," kata orang itu.

"Sakit, oy" rintih Fano. Rangga dengan tergesa-gesa menuntut jawaban.

"Namanya siapa?" tanya Rangga lagi.

"La---"

BRAKK!!

"Kalian lagi! Denger bunyi bel? Masuk ke kelas!" bentak Pak Yadi.

"Dengerlah. Bapak nggak liat kami punya kuping?" tanya Fano.

"Ya bapak liatlah. Kamu nggak liat kalo saya punya mata?" balas Pak Yadi.

"Ya liatlah. Bapak nggak liat kalo saya juga punya mata?" balas Rino sengit.

"Kan tadi sudah saya jaw--"

"Ssttt... Kami ke kelas," pamit Rangga menghentikan perdebatan itu. Setelah mereka berempat menghilang, Pak Yadi menggumam di tempatnya.

"Kok saya malah bego, ya? Mau-maunya meladeni mereka," katanya sambil menggelengkan kepalanya.

Badgirl, Badboy, and Baby Boy✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang