35. Syukuran Ultah Fael 2

92.5K 7.7K 330
                                    


Pukul 18.30, para tamu sudah berdatangan. Aish menyambut mereka dengan ramah. Banyak para tamu yang memberikan Fael hadiah. Acara akan dimulai pukul 19.00.

Sekarang, Fael sedang sibuk membuka kado kecil dari Netta. Aish, Netta, dan Fael duduk di salah satu meja, sembari menunggu tamu lain.

Fael tidak menyerah untuk mencoba membukanya. Entah apa isinya, Fael nampak senang dengan sebuah kotak bergambar mobil tersebut. Fael duduk anteng di pangkuan Aish.

"Makasih tante," ucap Aish menirukan suara anak kecil.

"Kok tante sih, Ai? Lo pikir gue udah tua apa?" Protes Netta.

"Loh? Lo seumuran sama gue, kan? Saat ini Fael panggil gue apa? Manda! Yaudah, jadi lo juga dipanggil tante. Nurut aja apa susahnya?" jelas Aish. Netta pun mengangguk dan sibuk dengan Fael.

"Gilak, ini Fael lucu banget. Tembem lagi," ucap Netta gemas. Fael nampak tampan dengan celana panjang dan kaos panjang berwarna hitam dan abu-abu.

"Iyalah.. Fael gitu, loh. Aku ganteng kan, tan?" Tanya Aish sambil menaruh salah satu tangan Fael di pipinya.

"Ganteng banget. Gendong tante, yuk" ajak Netta menjulurkan tangannya. Fael dengan tegas menggeleng sambil mencebikkan bibirnya, lucu.

"Masa nggak mau, sih? Kan udah tante kasih hadiah?" Tanya Netta pura-pura merajuk.

"Huaaa.. Amaa!" Tangis Fael seketika pecah. Banyak para tamu yang melihat ke arah Aish.

"Fael kenapa nangis, hm?" Tanya Aish lalu menggendongnya.

"Fael kenapa?" Tanya salah satu ibu-ibu sambil mendekat ke arah Aish.

"Nggak papa kok, bu. Cuma kesel aja. Dikasih hadiah sama temen saya, tapi semua dilapisi selotip. Susah bukanya, jadi kesel," jawab Aish.

"Yaudah. Ibu kesana dulu, ya?" Pamit beliau. Fael masih terus menangis. Dia menggigit kado dari Netta dan membantingnya.

"Fael, kenapa dibanting? Nggak boleh gitu, dong" ucap Aish sambil mengambil hadiah tersebut.

"Sorry ya, Net. Lo juga, sih. Kenapa pake diselotip semua? Kan jadi susah,"

"Iya, gapapa. Rencananya mau ngerjain lo. Gue ngiranya lo yang bakal buka, jadi kesusahan gitu," kikik Netta.

"Hey! Kenapa nangis?" Tanya Rangga yang tiba-tiba datang. Malam itu, Rangga terlihat tampan dengan kaos panjang, celana pendek, rambut klimis, dan jam tangan yang bertengger di tangannya.

"Heh! Kenapa ngelamun?" Kata Rangga sambil menjitak kening Aish pelan.

"Sama Papah, yok" ajak Rangga. Fael langsung menyambut tangan Rangga. Rangga juga mengusap air mata di pipi Fael dengan sayang.

"Kenapa namanya diganti?"

"Gue baru sadar kalo nama itu aneh. Gue dipanggil Papah aja gapapa. Gue nunggu temen-temen gue di sana," kata Rangga sambil menunjuk meja pojok yang masih kosong. Aish mengangguk.

"Dulu aja nggak mau," gumam Aish pelan.

"Jangan nangis lagi!" Kata Aish memperingatkan. Rangga pun segera membawa Fael ke tempat yang tadi ia tunjukkan.

"Gila, gila, gila!! Mimpi apa gue semalem bisa ketemu Rangga dengan jarak sedekat ini," kata Netta tertahan, saking senangnya.

"Apa sih, lo? Gaje tau nggak? Kayak ketemu idol Kpop aja," cibir Aish.

"Heh! Apaan lo bawa-bawa idol Kpop? Sok tau aja," ejek Netta.

"Assalamu'alaikum," salam Gia.

"Wa'alaikummussalam," jawab Aish dan Netta bersamaan.

Badgirl, Badboy, and Baby Boy✔ [TERBIT]Where stories live. Discover now