15. Di Sekolah Rangga

114K 9K 395
                                    


Bel pulang telah berbunyi. Aish langsung menuju ruang ganti untuk berganti roknya. Namun, dia harus menunggu antrian adik kelasnya yang sedang berganti baju olahraga untuk extrakurikuler.

15 menit kemudian, dia mendapat gilirannya dan langsung berganti. Setelah itu, Aish berjalan menuju parkiran dengan muka yang sok dibuat datar (Biar dekkel pada takut katanya).

Sesampainya di parkiran, dia dikejutkan oleh sesuatu yang terjadi dengan motor kesayangannya.

"What? Siapa yang udah kempesin ban motor gue?" tanya Aish kepada dirinya sendiri. Dia celingak-celinguk mencari seseorang yang sudah mengempeskan ban motornya.

"Kamu cari saya?" tanya seseorang yang kini berdiri di belakang Aish.

"Oh, nggak Pak. Saya cari orang yang kempesin motor saya,"

"Oh.. Iya! Itu saya,"jawab Pak Rahman.

"Jadi bapak? Tega bapak sama saya! Pulangnya saya gimana? Disini jarang ada angkot atau taksi! HP saya juga pake mati lagi," cerocos Aish.

"Kamu lupa sama ancaman saya tadi pagi? Buat bikin kamu nggak pake celana jeans kayak gini. Haha! Saya permisi," pamit Pak Rahman kemudian berlaku meninggalkan Aish sendirian.

"Sumpah! Tu guru emang bikin gue emosi parah. Huh.. Sabar, Ai. Tapi gimana? Disini juga nggak ada angkot sama taksi, lagi. Nggak mungkin, dong gue jalan kaki sendiri dengan jarak yang ulala? HP pake mati lagi. Hih!! Lo kenapa pake mati segala, sih? Pengin gue banting emang," omel Aish pada dirinya sendiri dengan alay.

Aish pun memutuskan untuk keluar dari sekolahnya dan menunggu taksi/angkot yang lewat.

Sudah 10 menit Aish menunggu, namun sia-sia. Dia tipe orang yang tidak suka menunggu. Tiba-tiba, terlintas ide yang bisa membuatnya pulang tanpa harus berjalan. Namun, dia juga agak gensi melakukannya.

"Biarin aja, lah. Daripada gue jalan dari sini sampe rumah?" batin Aish. Aishpun mulai menjalankan rencananya.

Dia berjalan menuju SMA 13 untuk meminta antar Rangga. Jaraknya tidak terlalu jauh dari SMA 14 Unit 2.

Sesampainya di gerbang, dia melihat sekolah tersebut sudah mulai sepi. Terlihat seorang satpam datang menghampiri Aish.

"Ada yang bisa bapak bantu?" tanya beliau.

"Hmm.. Sekolahnya udah pulang dari tadi, ya pak?" tanya Aish. Pak Satpam itupun mengangguk.

"Iya. Mau cari siapa?"

"Tadinya mau cari Rangga, pak. Yaudah, saya permisi dulu," pamit Aish. Namun,

"Rangga yang anaknya ganteng itu?" tanya Pak Satpam.

"Eh? Iya pak," diam-diam Aish mengakui ketampanan Rangga. Pokoknya Rangga nggak boleh denger. Bisa-bisa dia jadi sombong. Wkwk

"Kalo Rangga biasanya masih di dalem, Neng. Main basket. Tuh, mobilnya" tunjuk Pak Satpam.

"Oh.. Boleh minta tolong buat panggilin, pak?" tanya Aish diikuti anggukan Pak Satpam.

🐻🐻🐻

Kini, Rangga dan teman-temannya sedang bermain basket. Rutinitas setiap bel pulang sudah berbunyi.

"Rangga!" panggil seseorang. You know lah!

"Iya?" jawab Rangga singkat.

"Ada yang cari, tuh di depan. Cewek, pacarnya ya?" tanya Pak Satpam.

"Wiih?! Punya pacar nggak bilang-bilang, lo?" ujar Fano.

"Emang ada yang mau sama kutub es?" tanya Rino.

Badgirl, Badboy, and Baby Boy✔ [TERBIT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz