38. Ibarat Perban

87.8K 7.6K 607
                                    


"Amma.. Mammam," oceh Fael sambil mencoba meraih biskuit yang dipegang Aish.

"Mammam.." kata Fael sedikit keras karena tidak mendapat respon dari Aish.

"Ai, Faelnya jangan dicuekin gitu, dong. Lo terlalu serius belajar deh kayanya. Jangan terlalu seriuslah," nasehat Rangga. Aish pun menoleh ke arah Fael yang sedang cemberut.

"Mau Mammam? Nih," kata Aish sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Fael dan memberikan biskuit yang sedari tadi berada di tangannya.

"Fael, sekarang kok panggilnya Amma, sih?" Tanya Aish kepada Fael.

"Amma?" Kata Fael lagi. Aish mengangguk.

"Ni Amma," jawab Fael sambil mendorong hidung Aish dengan telunjuknya. Fael juga langsung tertawa memperlihatkan giginya.

"Panggilan Amma juga bagus, kok" tutur Rangga.

"Emang iya? Amma Appa gitu? Lucu, ya? Kaya panggilannya orang Korea," Tanya Aish yang dijawab anggukan Rangga.

"Yaudah. Fael, Amma mau lanjut belajar dulu, ya?" Ujar Aish yang dijawab tatapan menggemaskan dari Fael.

"Kayaknya aneh deh panggilan Amma," ucap Aish.

"Apaan? Orang biasa aja kok," kata Rangga.

"Terserahlah. Gue mau lanjut belajar," ucap Aish.

"Ternyata lo itu mau belajar juga, ya? Gue kira lo itu bar-bar, suka bolos, dan bodo amat sama pelajaran," sahut Rangga.

"Gue emang suka bolos dan bar-bar. Tapi kalo urusan pelajaran, gue udah tobat," ucap Aish.

"Gue kira lo nggak tau apa itu tobat," celetuk Rangga lagi.

"Kalo nggak tau tentang gue, mending lo diem, deh" kesal Aish karena belajarnya terganggu.

"Yaudah, gih cerita biar gue tau tentang lo," Aish memberi tatapan aneh kepada Rangga.

"Buat apa gue cerita sama lo? Emang lo siapa gue? Sok-sokkan pengen tau tentang gue. Inget, ya lo itu bukan siapa-siapa gue. Jadi, lo nggak perlu tau," ucap Aish.

"Yaudah, lo harus pilih. Gue harus jadi your brother, your boyfriend or your husband biar gue boleh tau tentang lo?" Ucap Rangga tersenyum jahil.

"Apa-apaan sih lo? Gaje tau nggak. Mendingan lo belajar, deh" ujar Aish sambil menutupi kesaltingannya.

"Cielah, blushing" goda Rangga sambil menjawil pipi Aish. Aish pun dengan cepat menepisnya.

"Rangga! Jangan godain gue deh," kesal Aish. Rangga hanya tertawa sejenak, lalu tiba-tiba memasang muka datarnya.

"Kok jadi diem?" Heran Aish. Rangga berdecak.

"Terus gue harus gimana? Senyum salah, ketawa salah, diem juga salah. Emang cowok itu serba salah,"

"Nah, itu tau" sahut Aish. Rangga pun menghela napas panjang dan berdehem.

Beberapa saat kemudian..

"Capek, Ya Allah" ujar Aish sambil merebahkan dirinya di lantai dekat Fael bermain mobil-mobilan. Ia tidak rewel dan asyik bermain mobil-mobilan hadiah ulang tahunnya sambil sesekali mengoceh tak jelas atau sekedar menirukan suara mobil.

"Kira-kira temen sebangku gue siapa, ya? Gila aja kalo cewek," gumam Rangga yang dapat di dengar oleh Aish.

"Emang kenapa kalo cewek?" Pancing Aish.

"Gue yakin gue nggak bakalan tenang. Pasti tuh cewek cerewet dan banyak omong. Apalagi kalo dia sampe pegang-pegang gue, iyuhh. Lo tau kan seberapa populernya gue di sekolah lo?" Ucap Rangga dengan segala kePDannya. (Cerewet sama banyak omong apa bedanya bambank_-)

Badgirl, Badboy, and Baby Boy✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang