24. Akbar

110K 8.4K 300
                                    


Keesokan paginya, Rangga bangun terlebih dahulu daripada Fael dan Aish. Punggungnya agak sakit karena semalam, dia tidur di sofa. Dia meregangkan ototnya dan mengusap wajahnya. Rangga duduk sebentar, mengumpulkan nyawa terlebih dahulu. Rangga pun bangun dan menuju ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.

Ranggapun berniat membangunkan Aish.

"Bangun.. Udah pagi!! Sekolah, oy" kata Rangga sambil mengguncang bahu Aish. Aish hanya bergumam.

"Susah banget bangunin, nih anak" kata Rangga.

"Bangun, oy!!" kata Rangga lebih keras. Kini, Aish mulai mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Apa, sih? Ganggu, deh" kata Aish dengan suara serak.

"Udah pagi!! Anak perempuan kok bangun siang-siang? Nggak kasian nanti sama suami lo!? Bangun-bangun masih liat muka bantal lo," kata Rangga. Dahi Aish mengkerut.

"Apa urusannya sama lo, ha? Lo tuh, pagi-pagi udah ngrusak mood gue aja. Bikin sebel tau, nggak?" kata Aish dengan muka yang masih mengantuk. Diapun bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.

"Jangan lama-lama!! Nanti telat," kata Rangga di depan pintu kamar mandi.

"Afhaa?? Guweh ngghakh sekholhah," sahut Aish dari dalam. Suaranya nggak jelas karena dia sedang gosok gigi.

"Apa? Nggak denger," kata Rangga. Tak lama kemudian, Aish keluar dengan muka yang lebih fresh.

"Udah, kan? Ayo pulang. Fael biar disini dulu sama suster," ajak Rangga.

"Apa, sih?? Kan gue udah bilang kalo gue nggak sekolah,"

"Kenapa? Bolos ,ya lo?" tebak Rangga.

"Gue diskors," ucap Aish singkat.

"Kenapa nggak bilang? Gue udah lama nungguin lo, juga" kata Rangga kesal. Diapun langsung mengambil kunci mobilnya dengan agak kasar. Aish hanya mengangkat bahu singkat.

🐻🐻🐻

Siang ini, pukul 10.43...

"Udah sembuh, kan?" tanya Dokter Diky kepada Fael dengan keadaan yang mulai membaik.

"Kita copot infusnya, ya.." kata Dokter Diky. Aishpun memangku Fael dan memegangi tangannya yang berontak.

"Sstt.. Sakitnya cuma sebentar, kok" kata Aish memberikan pengertian. Setelah selesai, Fael langsung memeluk leher Aish sambil terus menangis.

"Fael udah boleh pulang, kan Dok?" tanya Aish. Dokter Dikypun mengangguk sambil tersenyum.

"Siang nanti, ya! Sekitar jam setengah 1. Badannya udah nggak panas, kok"

"Yaudah.. Terima kasih ya, Dok" Dokter Dikypun mengangguk dan pamit keluar.

"Yeayy!! Fael nanti pulang," ucap Aish antusias. Fael masih sesenggukan.

"Nangisnya udah, dong.. Kita makan sambil jalan-jalan, yuk" ajak Aish sambil menggendong Fael dan mengambil makan yang disediakan Rumah Sakit.

🐻🐻🐻

"Ehh," ucap Aish saat tak sengaja menabrak seorang laki-laki tinggi.

"Maaf," kata lelaki itu dan memandang Aish yang menunduk dan membersihkan bubur yang tumpah di celana Fael.

"Aish?" panggil seseorang itu. Aish sontak mendongak.

"Akbar, ya?" tanya Aish memastikan. Diapun mengangguk singkat.

"Sorry, ya.. Gue nggak sengaja," ucap Akbar tak enak hati.

"Nggak papa, kok. Santai aja. Yaudah, gue duluan, ya.. Mau ke taman," pamit Aish. Tiba-tiba tangannya dicekal oleh Akbar.

Badgirl, Badboy, and Baby Boy✔ [TERBIT]Where stories live. Discover now