20. Susah Ditebak

110K 8.6K 110
                                    

Sugeng Maos❤

⚽⚽⚽

Kini Rangga sudah ada di perjalanan pulang menuju rumahnya. Sesaat berikutnya, dia melihat seseorang yang membuat Rangga khawatir.

Aish menggunakan motor milik Ayah dengan Fael yang berada di gendongan Aish. Fael nampak sangat senang dan bertepuk tangan ria.

Dia mengejar motor Aish tersebut. Rangga takut jika terjadi apa-apa dengan mereka, terutama Fael.

Rangga terus mengejar Aish hingga sampai di Sekolah Cakra dan Ikhwan. Rangga langsung keluar dan menatap Aish tajam. Aish masih tidak menyadari itu.

"Andaa," kata Fael senang sambil menoleh ke arah Rangga. Aish juga spontan mengikuti arah pandang Fael.

Aish mencoba bodo amat melihat

"Fael pulang sama Papanda," kata Rangga tegas.

Fael yang melihat tatapan menusuk Rangga jadi takut. Matanya berkaca-kaca siap mengeluarkan air matanya. Bibirnya juga mulai berkedut menahan tangisan.

"Huaa...,"

Tak lama kemudian tangis Fael pecah. Tangannya memeluk leher Aish erat dan mukanya disembunyikan di bahu Aish. Kakinya menendang-nendang tak bisa diam.

"Sstt.. Kenapa nangis, hm??" kata Aish menenangkan Fael dengan memeluknya sayang. Namun, tangisan Fael tak kunjung berhenti.

Ranggapun mulai berjalan mendekat. Tangannya menangkup pipi embem Fael dan mengangkat kepala Fael yang bersembunyi di bahu Aish.

"Maaf," kata Rangga singkat, namun tulus. Fael menggelengkan kepalanya dan menyembunyikan kepalanya di bahu Aish lagi.

"Ssstt.. Jangan nangis, dong. Tuh, ada Om Ikhwan, tuh" kata Aish menunjuk Ikhwan. Namun, Fael tetap tidak menghentikan tangisnya.

"Rangga, sih. Mending lo pulang sana. Bikin Fael takut aja. Udah sana pulang," usir Aish. Rangga tidak menanggapi dan terus merayu Fael agar bisa memaafkannya.

"Heyy.... Fael kenapa?" tanya Ikhwan.

"Tuh, ada Om Ikhwan. Salim dulu ama Om," kata Aish kepada Fael. Tangan kiri Fael terangkat, namun dengan wajah yang masih bersembunyi.

"Kalo salim itu pake tangan kanan, dong sayang," kata Aish sambil menjulurkan tangan kanan Fael.

"Cium, dong" kata Ikhwan. Faelpun mulai mengangkat kepalanya dan mencium tangan Ikhwan.

Aish menghapus sisa air mata yang ada di pipi Fael dan menciumnya gemas.

"Pulang, yuk" ajak Aish tanpa mempedulikan Rangga.

"Naik mobil aja. Biar Ikhwan yang pake motor Ayah," kata Rangga. Aish mengernyitkan dahinya, bingung.

"Nggak usah. Gue kesini mau jemput Ikhwan. Bukan kasih dia motor buat pulang sendiri," kata Aish dengan ketus. Aishpun mengajak Ikhwan untuk segera pulang.

Namun, Rangga segera menggapai tangan Aish.

"Kalo lo nggak mau, biar Fael aja yang sama gue," sahut Rangga.

"Coba aja kalo bisa," tantang Aish. Aish ingat jika Fael sedang bermusuh ria dengan Rangga. Rangga sendiri tersenyum miring karena dia tahu kelemahan seorang Rafael Airelangga.

"Fael, sayang.. Ikut Papanda pulang naik mobil, yuk" ajak Rangga dengan menunjuk mobilnya yang terparkir di belakang motor Ayah.

Fael diam saja mengamati mobil Rangga. Aish tersenyum senang karena Rangga tidak ditanggapi oleh Fael.

Badgirl, Badboy, and Baby Boy✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang