17. Kesal dan Khawatir

114K 8.4K 159
                                    

Happy Readings❤

⚽⚽⚽

Hingga...

BRAAKK!!!

Aish langsung membanting tubuh Resya ke depan.

"AISH!!" bentak Rangga. Fano, Akbar, dan Rino juga nampak kaget dengan sikap Aish yang menurut mereka kelewatan.

"Aww!!"

Resya meringis kesakitan menahan nyeri yang amat nyeri di pahanya. Bantingan dari Aish sangat keras dan menimbulkan suara yang keras juga.

"APA??" bentak Aish balik kepada Rangga.

"Lo juga!! Gue udah pernah wanti-wanti sama lo buat nggak nyari masalah terus sama gue!! Lo tetep nggak bakal bisa ngalahin gue. Sekedar ngimbangin aja lo nggak akan pernah bisa!" marah Aish kepada Resya. Aishpun merapikan rambutnya yang masih terasa perih.

Resya tak menjawab, dia masih menahan rasa sakit di pahanya dan terus menangis. Dia merasa jika pahanya ada apa-apanya berkat bantingan keras dari Aish tadi.

"Lo nggak papa?" tanya Rangga lembut kepada Resya. Hal itu dimanfaatkan Resya untuk menarik simpati Rangga.

"Ngga.. Sakit, yang kanan nggak bisa digerakin," ucapnya manja, tapi dia memang merasa sakit.

"Ai, lo nggak mau tanggungjawab gitu?" tanya Rangga. Aish nampak terkejut dengan perkataan Rangga.

"Tanggungjawab apa maksud lo?"

"Setelah apa yang lo perbuat sama Resya? Lo nggak ngerasa bersalah sekalipun? Hebat!!"

"Lo bakal jamin kalo dia juga bakal tanggung jawab sama rambut gue? Nggak, kan? Ini juga bukan kesalahan gue!" kata Aish.

"Heh! Ini 100% salah lo, Ai!!" kata Rangga.

"100% lo bilang? Gue juga nglakuin ini buat nglindungin diri gue sendiri. Lo nyalahin gue sedangkan lo aja nggak ada niatan buat bantuin gue dari serangan mak lampir tadi? Lo juga hebat, Ngga" kata Aish dengan memelankan kata-kata bagian akhirnya. Rangga menggelengkan kepala kecewa dengan sikap Aish.

Rangga pun langsung menggendong Resya, berniat untuk membawanya Ke Rumah Sakit. Rino dan Fano juga mengikuti Rangga.

Kini, tersisa Akbar dan Aish. Aish yang melihat sikap Rangga mengacak rambut frustasi.

"Brengsek," umpatnya pelan.

"Lo ada masalah sama dia?" tanya Akbar hati-hati. Aish menoleh sekilas dan menganggukkan kepala.

"Dia terus-terusan cari masalah sama gue. Kalo dibiarin, sama aja gue nyiksa diri gue sendiri. Kalo dilawan... Yah! Begini jadinya. Dia bakal jadi miss drama yang jika ditayangin di TV akan dapat penghargaan terbaik," Akbar mendekat dan menepuk bahu Aish pelan.

"Seharusnya masalah itu diselesaikan baik-baik. Jangan pake kekerasan,"

"Lo nggak liat tadi dia yang nyerang gue duluan? Bisa gundul gue lama-lama," kata Aish kesal sambil menepis tangan Akbar yang ada si bahunya.

"Gue Akbar," katanya.

"Aish," jawabnya dengan malas-malasan.

"Kalo boleh tahu, lo siapanya Rangga?" tanya Akbar. Aish diam sebentar, memikirkan alasannya.

"Hmm... Gue--guee, baru ketemu tadi, kok" kata Aish gugup. Akbar mengangguk percaya.

"Boleh tolong anterin pulang? Gue capek," kata Aish. Akbar mengangguk dan mengajak Aish untuk ke parkiran.

Di perjalanan...

"Rumah lo mana?" tanya Akbar.

Aish diam sejenak. Dia bingung ingin mengatakan jika dia tinggal di rumah Rangga atau tidak.

Badgirl, Badboy, and Baby Boy✔ [TERBIT]Where stories live. Discover now