32. Karena Trauma

97.7K 8.1K 294
                                    

Kalau ada typo maafkan yoa...

Jangan lupa vomentnya.

Happy Reading❤

⚽⚽⚽

"Jadi gini.." ucapan bapak itu terhenti karena jeritan dari Aish dan tangisan kencang dari Fael karena ketakutan.

"Ca.. Bantuin!!" teriak Rangga. Cakra dan Ikhwan segera mendekat dan membantu Rangga. Rangga mencoba merebut Fael dari pelukan Aish. Namun, itu semua sia-sia karena Aish mendekap Fael dengan erat.

"Jangan!! Jangan rebut adek gue," racau Aish. Rangga yang melihat itu mengacak rambutnya frustasi. Diapun segera memeluk Aish, menyandarkan kepala Aish di dadanya dan mengelus lembut kepala Aish. Namun, Aish terus berontak.

"Sstt.. Ini gue Rangga. Jangan nangis, oke? Tenang.. Faelnya jangan dipeluk kenceng-kenceng, nanti sesak napas," mendengar kata 'Rangga', Aish langsung tersadar dan segera menatap Rangga.

"Rangga," panggilnya sambil menubruk Rangga. Tangisannya kembali pecah. Ikhwan juga mencoba merebut Fael dari gendongan Aish.

"Kasih Fael ke Ikhwan," perintah Rangga dengan nada lembut. Aish pun melepas pelukannya, membiarkan Ikhwan mengambil Fael. Fael masih terus menangis ketakutan. Setelah terlepas, Aish segera memeluk Rangga erat sambil terus menangis.

"Dia.. Dia mau bunuh Fael, Ngga. Dia mau culik Fael . Dia--"

"Sstt.. Udah oke? Fael juga nggak papa, kan? Jangan nangis gitu, dong. Nanti Fael takut," ucap Rangga sambil mengelus bahu Aish yang masih terus menangis.

"Gue takut, Ngga..."ujar Aish. Tangan Aish sibuk menjambak rambutnya.

"Ca.. Lo nanti pake motor, ya? Oh iya! Tolong mobilnya bawa kesini," perintah Rangga yang langsung dilaksanakan oleh Cakra.

"Ini Aish kenapa, sih? Punya trauma sesuatu?"tanya Rangga kepada Ikhwan.

"Nggak!!! Gue cuma takut Fael kenapa-napa. Orang sialan tadi bawa pisau," sanggah Aish sambil menabok punggung Rangga keras.

"Oke, nggak. Lo tenang oke?"

"Dulu gue yang hampir diculik. Pas itu gue umur 6 tahun. Kak Aish juga histeris gitu. Sampai ada bapak-bapak bantuin gue. Bapaknya itu nolong gue yang udah digendong, dan anaknya nolong Kak Aish yang nangis heboh. Entah diapain, gue juga nggak tahu, intinya Kak Aish bisa tenang," jelas Ikhwan.

"Eh? Dimana? Kamu nggak pernah cerita sama Aku?" tanya Karin sambil menepuk-nepuk punggung Fael yang sudah pulas tertidur.

"Di deket Alun-alun, pas halte itu," perkataan Ikhwan membuat alis Rangga bertaut.

"Shit!! Lo kenapa malah ngungkit-ngungkit ini lagi, hah?" teriak Aish sambil memukul-mukul kepalanya agar ingatan itu cepat menghilang. Rangga dengan cepat menahannya dan membisikkan kata-kata yang bisa membuat Aish mendingan.

"Gaun biru bukan?" tanya Rangga yang membuat Ikhwan bingung.

"Apanya?" Tanya Ikhwan heran.

"Alah. Lama lo," kata Rangga. Rangga pun lalu menangkup wajah Aish dan mengangkatnya. Ibu jarinya sibuk mengelus lembut pelipis Aish.

"Jangan nangis, oke? Kalo lo nangis, nanti Fael kebangun, lho..." kata Rangga lembut.

"Ta--tapi,"

"Sstt.. Tenang oke? Sekarang kan udah ada gue? Gue bakal jagain lo sama Fael semampu gue, sebisa gue. InsyaAllah gue bakal terus ada buat lo. Don't cry " bisik Rangga lembut. Tak lama kemudian, kepala Aish ambruk di bahu Rangga. Rangga dengan sigap menangkapnya agar tidak jatuh.

Badgirl, Badboy, and Baby Boy✔ [TERBIT]Where stories live. Discover now