3. Kembali ke Rumah

387K 46.8K 23.3K
                                    

FOLLOW IG AKU: alaiaesthetic & radenchedid (cadangan). Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

 Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Kembali ke Rumah

Kepala Lila masih dibungkus handuk ketika mendengar ada yang bertamu ke rumahnya. "Iya, sebentar," seru Lila.

Orang itu hanya mengetuk pintu tanpa mengeluarkan suara. Jadi, Lila bertanya-tanya siapa yang datang. Meski sebenarnya perasaan Lila mendadak jadi tidak enak, ia memaksakan diri untuk membuka pintu.

Lagipula, di rumah ini tak ada orang selain dirinya. Siapa lagi yang akan buka pintu kalau bukan dia?

Saat pintu terbuka, Lila tersentak melihat Bastian berdiri di sana. Tampang Bastian tidak bersahabat, ini pertanda akan adanya tengkar di antara mereka lagi.

Lila mengembus napas lelah. "Apa?"

"Kenapa ga bales chat, ditelpon juga ga angkat?" Bastian berucap cepat, menahan marah.

"Hape aku mati." Lila menjawab.

"Itu alesan paling bego, ga masuk akal." Bastian membalas.

Tidak terima dibilang seperti itu, Lila menyahut lagi, "Apa sih? Emang bener kok hapenya mati dari semalem! Sengaja aku diemin, biar ga ada yang ganggu aku."

"Apa maksudnya?" Bastian mengangkat dagu. "Ga mau dihubungin aku? Mau ngehindar?!"

"Iya!" Intonasi Lila meninggi. "Aku pusing ngadepin kamu."

"Oh gitu?" Bastian semakin terpancing marah. "Sampe sekarang ga pernah sadar ya, kamu selalu ngehindar tiap aku mau kelarin masalah. Kerjaan kamu tuh ngulur waktu. Alesannya juga ga pernah jelas!"

"Maunya ga punya masalah, tapi kamu sendiri yang datengin masalah!" Bastian marah.

"Kenapa jadi aku yang disalahin?" Lila terheran.

"Emang kamu!" sentak Bastian. "Masalah semalem belom selesai, kamu nambahin lagi sama masalah Langit!"

"Ga usah bawa-bawa Langit!" Lila ikut kesal.

"Harus bawa-bawa dia lah! Kamu udah berani main-main di belakang aku, Lila. Masih berani ngelak?" Bastian ngomong sampe urat di lehernya mulai timbul.

"Main-main apaan lagi sih?!" Lila gondok. "Pulang aja deh kamu, makin lama omongannya makin ngawur."

"Sekarang malah ngusir. Aku dateng buat selesaiin masalah bukan buat diusir begitu," tutur Bastian.

"Kamu ngeselin!" Lila memukul dada Bastian, tidak begitu keras. "Kalo mau kelarin masalah ya diomongin baik-baik. Kamu baru dateng aja udah bikin kesel, mood aku langsung rusak!"

ALAÏA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang