14. Kamu

300K 38.6K 60.3K
                                    

FOLLOW INSTAGRAM AKU: alaiaesthetic & radenchedid (cadangan). Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

 Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14. Kamu

Lila kenyang memakan bubur. Apalagi yang menyuapinya Langit, kenyangnya jadi bertambah.

Langit menaruh mangkuk kosong ke tempat semula, di atas nakas dekat brankar. Awalnya Langit pikir Lila tak akan mengajukan banyak permintaan lagi setelah makan. Tapi ternyata perkiraannya salah besar.

"Langit, bantuin gue." Lila mengangkat kedua tangannya ke arah Langit, seakan minta dipeluk.

"Mau ke sofa." Lila berkata manja. "Susah jalan."

Langit bersedia membantu orang lain kapanpun ia bisa. Termasuk membantu Lila pindah ke sofa. Langit meraih tangan Lila dan membawa cewek itu turun dari brankar secara pelan-pelan.

"Ah, sakit. Susah, Langit. Gendong aja ya?" Lila menyeletuk.

"Kaki lo sakit?" tanya Langit, memastikan.

"Banget. Nyeri lagi. Ga bisa jalan kayaknya." Lila berucap sedih.

Ternyata Langit tidak mampu menolong Lila, apalagi memenuhi permintaannya untuk digendong. Tapi Langit memiliki cara agar kehadirannya tak sia-sia di sini.

Langit menjauh dari Lila, ia menghampiri sebuah benda yang bisa bergerak memakai roda. Langit membawa benda itu ke Lila sambil tersenyum miring.

"Ga usah gendong, pake itu aja." Langit menatap Lila, lalu kembali memandang kursi roda. "Yuk, gue bantuin lo duduk di situ."

Lila mencak-mencak dalam hati. Dia maunya digendong, bukan dipindahkan pakai kursi roda! Ah, rasanya kesal sekali dan mau marah saja.

 Dia maunya digendong, bukan dipindahkan pakai kursi roda! Ah, rasanya kesal sekali dan mau marah saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesudah Lila duduk, Langit mendorong kursi roda ke sofa yang jaraknya cukup dekat dari mereka. Kemudian Lila pindah ke sofa dengan terhati-hati, tentunya dibantu Langit.

"Sini duduk." Lila menepuk space kosong di sampingnya.

Langit menurut, tak masalah. Ia duduk di sebelah Lila. Lila mengambil kesempatan untuk mempersempit jarak mereka. Cewek itu bergeser, lantas bersandar ke badan Langit.

ALAÏA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang