45. Rumit

205K 25.3K 29.1K
                                    

hai selamat 1 juta pembaca ALAÏA!!! ✨👼🏻🌩🍦🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hai selamat 1 juta pembaca ALAÏA!!!
✨👼🏻🌩🍦🤍

jangan lupa bintang & comment yaa!

tolong nanti baca sampe abis, sampe author note, jangan ada yang di-skip. thank you!

— HAPPY READING, BABYGENG —
👼🏻✨🤍

— HAPPY READING, BABYGENG —👼🏻✨🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

45. RUMIT

Awalnya gara-gara Ragas, akhirnya aku ketemu kamu.

Kamu datengin aku, nanya sesuatu yang aku ga tau.

Lucunya, karena itu kita jadi sedeket sekarang ya?

Nggak kepikiran juga kamu yang bakal bantu aku wujudin mimpi aku itu, hahaha.

Alaia, omongan kamu selalu aku inget tentang langit dan laut yang keliatannya deket padahal jauh. Dulu aku yakin banget bisa terima perbedaan kita, tapi ternyata rasa takut kehilangannya lebih gede, Aia ... berat banget ya.

Boleh ga, aku minta kamu buat tetep di sini?

Mungkin segelintir kalimat di atas hanya bisa Langit ucapkan dalam hati. Tidak mampu didengar oleh Alaia yang sudah jauh pergi meninggalkan dia sendiri di sini. Membuat Langit harus kembali terbiasa tanpa perempuannya untuk beberapa waktu ke depan.

Lelaki itu menoleh ke kiri, tak menemukan Alaia yang biasanya terlelap di samping dia. Hampa. Hanya guling dingin yang tergeletak di sana.

Embusan napas Langit berat, suhu tubuhnya lebih tinggi dari biasa. Dia berbalik menatap langit-langit kamar dan menerawang jauh tentang kejadian semalam di pantai. Tangis Alaia seakan masih terngiang di telinganya.

Tepat di dekat bantal Langit terdapat jaket yang malam itu dikenakan Alaia. Aroma manisnya masih melekat di sana, meski hanya tercium samar. Baru berpisah beberapa jam tapi Langit sudah mulai merindukan kehadirannya.

ALAÏA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang