[available on offline/online bookstores; gramedia, shopee, etc.]
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
❝ Dia pergi, membawa dan meninggalkan banyak kesalahan yang seharusnya tidak pernah ada. ❞
- 𝐀 𝐋 𝐀 𝐈̈ 𝐀 - 𝑟𝑎𝑑𝑒𝑥𝑛, 𝟤𝟢𝟢𝟦𝟤𝟢
Fantasy - Romance - C...
dukung terus cerita ALAÏA dengan selalu comment, vote dan follow aku✨ tolong dibaca sampai akhir karena semuanya penting sampe ke akar-akarnya 🖤
⚠️⚠️⚠️ ada satu adegan yang mengandung unsur dewasa (sex, bahasa vulgar, dan lainnya).
happy reading!thanks a lot & God bless you all 🥀
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I can't force myself to stop loving you, Alaia." —Langit Shaka Raja
56. Permainan Langit
Alaia senang Bunda dan Ragas berkunjung ke rumah ini. Meski tadi Alaia sempat cemas karena Langit berkata bahwa Bunda curiga tentang dirinya, tetapi kini perempuan yang berstatus sebagai istri orang itu bersikap tenang seakan tak ada masalah.
Langit duduk di samping Alaia dan sibuk mengamati benda kecil yang pada layarnya menampilkan aktivitas dua bayi mereka.
Alat yang Langit pegang itu disebut Baby Monitor. Cara kerjanya seperti CCTV yang biasa tertempel pada sudut ruang untuk merekam segala kegiatan di ruangan tersebut. Bila CCTV memiliki monitor besar, maka Baby Monitor hanya sekecil ponsel yang bisa dibawa ke mana-mana.
Langit memasangnya di kamar untuk memantau Aishakar dan Atlanna selama tak ada orang di kamar itu. Selain mampu menampilkan video, benda canggih tersebut juga bisa menangkap suara bayi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Anak-anak lagi apa?" Alaia melirik layar itu.
Langit menoleh sekilas. "Bobo. Kalem pisan mereka mah. Nggak rewel."
Ragas yang duduk di seberang Langit dan Alaia tiba-tiba menyambar, "Kalemnya keturunan Alaia tuh! Langit mah waktu kecil boro-boro anteng. Ditinggal Bunda bentar langsung berubah jadi monster kecil. Nangisnya gede pisan kayak geledek jelegar-jelegur!"
