60. Bintang

186K 24.1K 52.6K
                                    

masak nasi sambil kayang
vote dan comment yuk sayang
🌙

makan mi rebus pas ujan
enak
🤸🏻‍♀️

Di mana Langit yang dulu,yang selalu peduli sama aku?—Alaïa Narelle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di mana Langit yang dulu,
yang selalu peduli sama aku?
—Alaïa Narelle

60. BINTANG

Kalian terlalu sibuk memikirkan hubungan Langit dan Alaia, sampai melupakan paman bangkotan itu.

Saat ini Kai sedang sibuk melamun di pojok ruang. Rambutnya yang sebatas bahu sudah diikat menggunakan karet dapur. Tatapannya kuyu, tidak kelihatan adanya gairah dalam hidup Kai.

Kai. Arti namanya adalah laut. Sayangnya ia tidak seindah dan semenawan laut.

"Punten, Papi Kai." Seorang anak muda menyapa sambil menggigit gorengan yang ia dapat dari Sipir.

Ia memamerkan bakwan udang yang terdapat sisa gigitan. "Ini namanya seafood cake with whole shrimp. Papi mau?"

Kai berdecih. Ia sebenarnya lapar dan bosan menunggu jam makan siang. Mau minta gorengan ke anak tadi pun rasanya sangat gengsi. Kai tetaplah Kai. Dengan angkuh ia menolak tawaran pemuda bernama Avisena itu.

"Jangan sok bule," ketus Kai.

"Ogut téh emang bule. Blasteran Sunda, Manado, Australia, Rusia, Ambon, dan lain-lain." Avisena bertutur.

"Ngarang." Kai berdecih, kemudian melirik wajah Avisena yang memang asli ganteng seperti orang blasteran pada umumnya. Iris mata dia berwarna karamel terang dengan hidung mancung yang terdapat bekas tindikan.

"Nggak ngarang. Bapakku banyak, Pi. Mamaku lonte," ceplosnya.

Avisena terkikik mendengar omongannya sendiri. Terdengar ngawur, namun itulah yang membuat Avisena berakhir di bui. Batinnya terlalu lelah menampung beban hidup bersama wanita yang ia sebut Mama. Setiap hari Avisena selalu menyaksikan mamanya menghambur uang demi kesenangan sesaat dan nemplok ke banyak lelaki.

Sampai saat ini Avisena tidak tau siapa ayah kandungnya.

Terakhir kali Avisena bertemu sang mama kira-kira dua tahun lalu. Saat itu wanita tersebut menangis melihat anak semata wayangnya ditangkap polisi atas kasus pembunuhan terhadap seorang pria kaya raya dengan 114 tusukan pada dada dan wajah.

Pria itu merupakan kekasih gelap mama Avisena.

Bisa saja kasus Avisena diurus agar masa tahanannya tidak terlalu lama. Tetapi, Avisena menolak dan memilih ingin menetap lama di penjara agar tak bertemu ibunya lagi. Dia lebih bahagia di sini.

ALAÏA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang