Mafia 10

65.8K 8.1K 1.2K
                                    

"APA KAU TIDAK BOSAN TERUS MEMBUAT MASALAH LEE JENO!"

"KAU ITU SALAH SATU MAHASISWA TERCERDAS DISINI. HARUSNYA KAU BISA MENJADI TELADAN UNTUK YANG LAIN, BUKANNYA MALAH TERUS TERLIBAT MASALAH" bentak kepala bidang kemahasiswaan yang sudah lelah akan banyaknya catatan nama Jeno dibuku merahnya.

"Mark. Kau sebagai kakak harusnya bisa menasehati adikmu"

"Jeno tidak salah. Dia hanya mempertahankan apa yang menurutnya benar" bela Mark seraya menendang kaki Jeno hingga keduanya terlibat aksi injak-injakkan dibawah meja.

Brak!

Suara pintu yang dibuka kasar membuat ketiga orang yang berada didalam ruangan itu kompak menoleh.

"DIMANA? DIMANA BERANDALAN YANG SUDAH MENGHAJAR PUTRAKU!" pekik seorang wanita dengan teriakan hebohnya.

"Tenanglah nyonya. Silakan duduk. Kita bicarakan baik-baik"

"BAIK-BAIK KATAMU? LIHAT PUTRAKU DAN TEMAN-TEMANNYA! WAJAH MEREKA SAMPAI DIPENUHI MEMAR" geram wanita itu yang sekarang melayangkan tatapan tajam kearah Mark dan Jeno yang sejak tadi memilih diam dengan wajah datar mereka.

"Kalian si berandalan itu? Iyakan?!" ucap wanita itu yang menunjuk wajah Jeno yang memang berdiri lebih dekat dengannya.

"Memang aku yang menghajar mereka nyonya dan aku tidak menyesal melakukan semua itu karena mereka memang pantas mendapatkannya" balas Jeno dengan nada tenang yang tentunya semakin membuat wanita itu geram.

Dengan wajah memerah dia melayangkan tangannya untuk menampar Jeno yang sedikit kaget saat tubuhnya ditarik kebelakang oleh Mark yang sekarang mengganti tempatnya.

"Hyung!" seru Jeno saat melihat tangan wanita itu mendarat diwajah tampan sang kakak.

"Tenanglah nyonya-- Kita semua akan membicarakan masalah ini bersama. Aku akan mengundang para orangtua untuk hadir" ucap kepala bidang yang mempersilakan semua tamunya untuk duduk.

"Mark. Jeno. Sekarang telpon orangtua kalian kemari. Ingat harus mereka bukan pamanmu lagi" ucapnya yang justru membuat Jeno bersemangat.

"Baik pak. Aku akan menghubungi Ayah. Hyung kau hubungi Papa" ucap Jeno yang tanpa buang waktu mengotak-atik ponselnya sambil bernyanyi kecil.

Hal itu tentu saja membuat mereka yang melihat Jeno heran sementara Mark memilih tidak peduli seraya berusaha menata bahasa dan kalimat tepat untuk meminta Papa-nya supaya datang ke kampus.

"Akhirnya diangkat" ucap Jeno saat terdengar suara Jaehyun diseberang sana.

"Ayah. Apa Ayah sedang sibuk sekarang?"

"Ayah akan selalu punya waktu untukmu Jeno. Kenapa?"

"Jeno minta tolong boleh?"

"Tentu saja. Kenapa hmmm? Apa kau terlibat masalah?" tebak Jaehyun yang dibalas Jeno dengan kekehan.

"Iya Jeno membuat masalah. Jadi-- apa Ayah bisa ke kampus sekarang"

"Tentu. Limabelas menit, Ayah akan sampai"

"Okey. Jeno tunggu" ucap Jeno seraya memutuskan sambungan telpon dengan senyum lebar.

"Yesss. Berhasil! Kau bagaimana hyung?"

"Tentu saja. Papa akan segera kesini"

"Apa yang dilakukan oleh bocah-bocah berandal ini?" gumam seorang pria cantik berpenampilan modis yang menatap tajam kearah Jeno dan Mark.

"Setelah ini kupastikan kalian berdua akan keluar dari sini dan tidak akan diterima dikampus manapun" ucap wanita yang tadi menampar Mark.

"Ck. Aku sebenarnya penasaran. Berapa mereka membayar anda pak? Karena seingatku. Ini sudah kesekian kalinya aku terlibat masalah dengan Hanbyul dan teman-temannya tapi-- kenapa hanya ada namaku yang tertulis dibuku anda?" tanya Jeno yang mengedarkan pandangannya kearah para orangtua dari Hanbyul dan teman-temannya itu.

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now