Chapter 3

15.4K 1.9K 54
                                    

Keep Vomment please💙

Jangan lupa tekan Vote ya!

Biar Author-lebih semangat dalam membuat cerita. Setiap Vote itu sangat berharga loh!

Jangan jadi Silent Readers ya!💙

Sankyuu💙

.
.
.

"Rasa sepi itu... perlahan menjadi sahabat perihku."
-unknown.

.
.
.
.

.
.
.
.

Hari yang baru kembali menyambut Sakura. Sebagai seorang ninja yang profesional tentunya harus mengutamakan misi dan kerjaan daripada perasaan pribadi. Walau semalam merupakan hari yang berat serta malam yang cukup panjang bagi Sakura, ia kembali menangis karena seorang Sasuke setelah sekian lama memendam rasa. Ekspetasinya akan hubungan yang sedikit normal ternyata sangat meleset.

Sasuke tidak berubah bahkan peduli pun tidak.

Begitulah yang ada di dalam pikiran Sakura.

Pagi ini Sakura tidak mau memperburuk perasaannya dengan memikirkan betapa cueknya Sasuke akan dirinya. Sakura lebih memilih untuk pergi ke laboratorium Konoha yang telah menjadi titik pertemuan antara Sakura dan Shizune. Walau masih memiliki waktu sekitar tiga jam lagi Sakura memutuskan untuk berjalan-jalan santai untuk menenangkan jiwanya.

Orang-orang yang berdagang mulai membuka tokonya. Berbagai macam dagangan, pajangan yang terdapat di etalase toko untuk menarik perhatian calon pembeli. Sakura tersenyum tipis. Hal seperti inilah yang ia sukai. Kedai makanan juga mulai mengeluarkan aroma sajian sarapan yang baik pada pagi hari. Anak-anak yang berlarian sembari menggendong tas ransel berisi bento dan juga buku-buku. Suara sapu yang bergesekan dengan lantai toko dan sapaan setiap pedagang kepada Sakura ataupun orang lain yang lewat.

Sakura memandang seluruh kegiatan yang menenangkan ini. Seluruh rasa resahnya sirna sejenak. Benar, ia harus mengistirahatkan pikirannya dan sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk bergalau ria ataupun berpundung ria.

Sebaiknya memang begini.

Bersikap cuek sedikit sembari menatap satu persatu hilir orang-orang yang beraktivitas. Sakura berjalan tenang dengan kedua tangannya ia lipat di depan dada. Kedua tangannya ia rapatkan agar menciptakan kehangatan. Pagi ini memang cukup sejuk dan dingin, Sakura berangkat terlalu pagi.

Walaupun begitu...

Fakta bahwa Sakura sedang berjalan sendirian seolah menampar telak dirinya sendiri. Ia berusaha untuk tetap kuat padahal batinnya sedang meringis perih.

Lagi-lagi sendirian.

Padahal semua orang harusnya tahu bahwa ia telah memiliki seorang kekasih.

Tidak apa, ucapnya dalam hati untuk kesekian kali.

Langkahnya berirama. Jacket merah muda yang ia pakai untuk menghangatkan diri sedikit bergoyang ditiup angin begitupun surai merah jambunya. Agak lama Sakura hanya berjalan tanpa arah sampai ia berhenti di tepi jalan. Mendapati sahabatnya, Hinata baru saja keluar dari apotek terdekat membawa sekantung plastik hitam.

CWTCH (SasuSaku)Where stories live. Discover now