Chapter 18

11.2K 1.3K 132
                                    

Chapter 18, update!

Jangan lupa VOTE dan COMMENT!

Jangan jadi SILENT READERS ya!

Unpopular question : Apakah kalian masih respect dengan Sasuke?

---

Happy reading!

Sankyuu!
.
.
.
.
.

"Adakah harapan untuk kita bisa bersama?"
-unknown.
.
.
.



.

.
.
.
.
.

VOTE!

VOTE!
.
.
.
.
.
.
.
.
.







°°°°°•••••••°°°•••••°°°°

"Di sini kau ternyata. Aku mencarimu sejak tadi."

Suara berat yang familiar menyapa telinga Sakura. Sejak tadi, mungkin lima belas menit yang lalu keberadaannya di atas atap rumah sakit, berdiam diri melamun dan memandang ke depan. Menikmati saat-saat sendiri seperti ini dan menenangkan pikirannya yang penat. Langit benar-benar cerah, warna kebiruan bercampur padu dengan awan putih menggumpal. Padahal dua hari yang lalu jelas sekali badai menerjang tanpa melewati satu tempat pun. Sekarang terik matahari yang tak terlalu panas melingkupi suhu udara sekitar.

Posisi semula Sakura berubah, lehernya sedikit memutar ke belakang untuk melihat sosok yang menyapanya dengan lembut. Hikaru. Dalam beberapa hari setelah Kizashi sakit, sebagai orang yang berkontribusi besar dalam proses kesembuhan Kizashi, Hikaru juga menjadi teman bagi Sakura. Atau, lebih dari itu.

Calon suami Sakura.

Senyuman Hikaru sangat teduh. Layaknya tetes hujan yang sangat langka di tengah gurun panas, selalu ada ketika Sakura gundah. Bahkan selalu mengkhawatirkan keadaan gadis itu.

"Apa aku mengganggumu?" Hikaru memiringkan kepalanya.

Sakura menggeleng pelan, "Tidak. Kemarilah."

Sakura memutar badannya untuk menghadap Hikaru, jari-jari Sakura bergerak ke depan dan ke belakang sebagai isyarat agar Hikaru mendekat. Sakura mencoba menghancurkan dinding batas yang ada antara mereka berdua, mereka bukan lagi rekan melainkan calon suami istri.

Hikaru memasang senyum lega, dia pikir Sakura terganggu karena kedatangannya.

"Apa yang kau lakukan di sini? Sendirian pula. Apa kau masih memikirkan hal lain?" Hikaru berdiri di samping Sakura, walau begitu dengan santai ia mencondongkan badan ke depan. Ikut menyangga diri di atas pagar aluminium yang membatasi sekitar wilayah atap.

Sakura menggerakkan kepalanya berlawanan arah, menggeleng pelan tepatnya, tahu bahwa Hikaru masih cemas apakah Sakura menerima pernikahan ini atau tidak? Padahal Sakuralah yang sangat membutuhkan status sebagai Klan Inagawa. Hikaru sangat perhatian padanya.

"Tidak ada. Hanya sedang menyendiri saja menikmati hari yang cerah," Tutur Sakura lembut.

"Apa kau masih memikirkan pernikahan kita? Kita masih bisa membatalkannya. Aku tak mau kau merasa terpaksa," Hikaru menoleh, dan mendekatkan kepalanya. Mengamati wajah Sakura lebih dekat, raut wajah Sakura terlihat amat lelah. Bahkan kantung mata Sakura dan bagian bawah matanya menghitam karena kurang tidur.

CWTCH (SasuSaku)Where stories live. Discover now