Chapter 32

14K 1.4K 640
                                    

Chapter 32, update!

Jangan lupa VOTE dan COMMENT ya!

Jangan jadi SILENT READERS!

Sankyuu!!

.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.

"Ya, ini adalah akhir bahagia kita."
-unknown to unknown (2)




°°°°°•••••°°°°

Rasanya canggung sekali. Mereka memang hampir tiga minggu  tak berjumpa jika ditotal sejak awal kepergian Sasuke dan juga sembilan hari dia tak sadarkan diri. Kehadiran Sakura secara tiba-tiba, atau gadis itu yang berjalan pelan hingga berdiri di sisinya. Mata mereka saling menatap, menyorotkan kerinduan mendalam. Meski begitu, masih banyak hal yang ingin mereka ungkapkan satu sama lain.

Sakura pun begitu.

Saat ini perasaan senang itu sangat membuncah. Di satu sisi, hatinya juga serasa ingin meledak. Melihat Sasuke kembali siuman dan kembali bertatap wajah dengannya. Adalah kebahagiaan bagi Sakura, adalah hal yang sejak lama ia impikan. Kesehatan serta keselamatan Sasuke adalah sesuatu yang sangat penting.

Jantung mereka berdebar keras. Tanpa Sasuke sadari, dia sudah meremas selimut biru tipis yang membungkus ujung kaki hingga pinggangnya.

Dia sangat merindukan Sakura.

Sangat, sangat rindu.

Sakura mencengkeram ujung bajunya sendiri. Dia sangat bersyukur melihat Sasuke begini. Tidak lagi pucat seperti kemarin ataupun sekarat. Sosok Sasuke yang diselimuti kutukan, kini sirna. Yang Sakura lihat adalah kondisi Sasuke membaik. Bahkan jika tak mengingat situasi canggung mereka, Sakura pasti sudah berlari menerjang tubuh Sasuke.

Cukup lama mereka saling diam, bertatapan dan melakukan gerakan kecil untuk menepis rasa gugup. Akhirnya Sasuke mengalah. Dia berujar dengan suara pelan dan rendah.

"... A-Apa kabarmu baik-baik saja?"

Sasuke bersumpah ingin merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia malah terbata-bata begitu? Bahkan suara Sasuke terdengar aneh. Ini semua karena dia gugup sekali, tubuhnya panas dingin. Walau begitu, ia masih tetap mempertahankan ekspresi datarnya.

Sepertinya Sakura tak terlalu memperhatikan pertanyaan Sasuke. Ia malah terdiam dengan ekspresi yang tak bisa Sasuke mengerti. Mungkin, ekspresi khawatir? Atau ekspresi apa?

Sakura menggulirkan bola mata hijau beningnya. Pancaran matahari yang memantul, karena Sakura sekarang berada di samping brankar Sasuke yang dekat dengan jendela transparan. Justru menambahkan betapa bersinar sosok Sakura ini. Meski dengan ekspresi tertegun sekalipun.

"Kenapa malah bertanya kabarku?" Lirih Sakura. Ia mengepalkan tangannya. Sasuke malah bertanya hal itu pertama, padahal yang terluka di sini adalah Sasuke. Sekali saja Sakura ingin agar Sasuke tahu kalau dirinya juga berarti. Sakura ingin Sasuke juga memperhatikan dirinya sendiri.

Sasuke mengulum bibir bawahnya sekilas, "....Karena aku khawatir... padamu," Jawab Sasuke dengan jujur. Tidak seperti biasa, Sasuke kali ini mengungkapkan secara terbuka.

Sakura meremas kembali ujung bajunya. Mencoba meraup oksigen sebanyak mungkin, Sakura menghela napas.

"Secara langsung aku ingin menyampaikan permintaan maaf Natsuzawa," Sakura mengingat permintaan terakhir Natsuzawa yang meminta agar Sakura menyampaikan pada Sasuke bahwa Natsuzawa tak bisa bertahan hidup.

CWTCH (SasuSaku)Where stories live. Discover now