Epilog

18.6K 1K 70
                                    

Walaupun gak ada Prolog tapi gapapalah ya pake epilog.

So this is the last chapter of "CWTCH"

Thankyou for always be my loyal readers! I love you so much guys!

Thankyou for always give vote and comment, thankyou for always cheer me up!

Terima kasih untuk semua waktunya selama kurang lebih lima bulan saya berusaha menyiapkan fanfict ini. Terima kasih atas kesetiaan dan semuanya!

Maaf jika ada kekurangan dan juga kesalahan yang saya buat sewaktu menulis cerita ini.

Enjoy your last epilog!

*note: saya update chapter ini bersamaan dengan "Cwtch fact!" Silahkan dibaca!

!!!


"Aku tahu bahwa kamu adalah takdirku. Aku tahu, kamu adalah cinta pertama dan terakhirku. Aku tahu bahwa sampai matipun takkan pernah kusanggup berpaling darimu. Aku mencintaimu, Sakura. Terima kasih atas penantianmu, pengorbananmu, dan segalanya."

-unknown (2) as Sasuke
To
-unknown as Sakura.





.
.
.
.

°°°°°°
•••••

"Kami datang."

Ucapnya pelan. Semilir angin menerbangkan rambut mereka berdua yang berbeda warna. Jarak mereka merapat serta tangan yang saling bergandengan sebelumnya. Jubah mereka mengikuti arah angin, bertiup dan karena jubah ini pula suhu tubuh mereka tetap dalam angka yang bisa ditoleransi. Fajar menyingsing menampakkan bercak orange kemerahan di langit-langit. Kedamaian serta kesunyian di tengah tempat memorial ini.

Sasuke dan Sakura. Pasangan suami istri yang selama enam bulan kurang lebih telah pergi mengembara bersama. Mengelilingi dunia dan menemukan kebahagiaan, cinta mereka yang kuat serta semakin berakar erat.

Sakura meremas tangan Sasuke pelan.  Sasuke menatap lembut sang istri, ia menganggukkan kepala dan dari balik jubah putih Sakura, Sakura mengeluarkan sebuket bunga lili putih. Buket bunga terlihat masih sangat segar, pertanda mereka baru saja mampir dan membeli bunga di toko.

"Maaf kami baru datang sekarang. Kami melewati banyak hal bersama, kali ini kami ingin menemuimu lagi," Sasuke berkata pelan. Ia mengulurkan tangan untuk mengambil buket bunga lili putih itu. Sakura memandangi Sasuke yang maju selangkah lalu meletakkan bunga lili itu di dekat ukiran makam.

"Natsuzawa, aku tidak tahu apa yang kau lakukan sekarang.  Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, kita berbeda alam meski begitu sekalipun..," Sasuke mengusap ukiran makam Natsuzawa. Di matanya tersirat kesedihan juga penuh haru mendalam. Sakura memahami itu.

"Aku dan Sasuke-kun akan selalu mengingatmu, Natsuzawa. Selalu. Beribu terima kasih mungkin tak akan cukup. Kami berharap kau tenang di sana. Terima kasih, Natsu," Sakura mengambil alih pembicaraan Sasuke. Ia mengerti Sasuke sekarang amat emosional. Sebuah hubungan yang Sasuke bangun dengan Natsuzawa walau hanya beberapa hari, nakun mereka terlihat saling memahami.

"Lalu aku...," Sasuke menghembuskan napasnya, ia kemudian melingkarkan tangan di bahu Sakura. Menarik istrinya mendekat. Senyuman tipis Sasuke tercetak jelas di sana. Kilat matanya tak lagi sepenuhnya menggambarkan kesedihan melainkan ada emosi lain. Kebahagiaan itu.

"... Kami mengunjungi desa Kojo ini dan sempat memeriksa kandungan Sakura. Natsuzawa kau... andai saja bisa aku ingin kau menyapa calon putriku. Kami belum menemukan nama yang tepat untuknya, tapi aku merasa kau pasti bisa kenal padanya kelak. Aku yakin kau memantau kami."

"Dia memiliki dua paman yang hebat. Kakakku dan juga kau, Natsu. Andai saja kau ada di sini."

"Terima kasih untuk semuanya. Aku dan Sakura bahagia. Aku berjanji akan selalu menjaganya, menjaga putriku, bukan hanya sekedar karena janjiku padamu tetapi karena aku juga sangat mencintai mereka."

Perasaan haru, emosi yang mendalam dan kesedihan bercampur menjadi satu. Sakura juga karena dalam hormon kehamilan dirinya membuat sisi wanitanya bergejolak begitu saja. Ia lebih rapuh tapi di sisi lain ia bahagia dengan ucapan Sasuke. Juga Sasuke tak akan sesumbar mengucapkan sesuatu. Dia selalu menepatinya, Sakura tahu itu.

Bagi mereka berdua-Sasuke dan Sakura-kehadiran Natsuzawa adalah sebuah keajaiban juga kegagalan melindungi teman. Akan tetapi pilihan Natsuzawa untuk mati dan bertemu keluarganya di surga kelak tak bisa dipungkiri lagi. Natsuzawa berhak menetapkan pilihan begitupun Sasuke dan Sakura yang merelakan segalanya.

Yang mereka yakini adalah mereka bersyukur bisa kembali bersatu, bisa menghadapi semua ini.

Sasuke terutama. Ia kembali memiliki keluarga yang akan selalu terikat dengannya, keluarga yang akan menyambut dia pulang sejauh manapun ia melangkah.

Ia menyadari Sakura yang rapuh. Maka tarikan pelan Sasuke mengantarkan Sakura ke dalam pelukannya. Mereka bahagia. Sangat bahagia. Juga berterima kasih sebesar-besarnya pada Natsuzawa.

Pelukan ini sangat menenangkan.

Untuk Sakura, Sasuke dan juga calon buah hati mereka.

Semakin kencang pula angin berhembus, dedaunan berterbangan di sisi surai Sasuke dan Sakura. Sosok tak kasat mata yang kini bersidekap di depan dada. Arwahnya menyerupai sosok yang sangat Sasuke dan Sakura kenali. Lelaki bersurai hijau terang dan pribadi yang blak-blakan. Tak ada yang tahu bahwa Natsuzawa ada di sini. Ia tersenyum lebar menatap dua orang terdekatnya. Ah, entah sejak kapan ia menganggap bahwa Sasuke dan Sakura adalah orang yang berharga untuk Natsuzawa tetapi ia juga merasa haru akan ini.

Tangannya yang menyerupai roh terjulur untuk mengusap perut Sakura yang membuncit. Natsuzawa memang tak bisa menyentuh secara fisik. Ia hanya ingin menyapa bayi yang ada di dalam itu. Sekilas saja.

"Hai anak kecil... kau pasti akan bangga punya orangtua rupawan seperti mereka. Apalagi ibumu cantik hehe."

Natsuzawa tertawa. Tapi setelah itu sadar bahwa tindakannya sia-sia. Ia melihat Sakura dan Sasuke mulai menjauh, Sasuke merangkul erat Sakura. Mereka berdua menatap senja yang hadir dan Natsuzawa pun tersenyum lembut memandang punggung mereka.

Ia tahu bahwa waktunya tidak lama.

Ia bahagia.

Secepat mungkin sebelum angin meleburnya, Natsuzawa berlari kencang. Ia berupaya untuk menubruk Sasuke dan Sakura. Merangkul mereka berdua dan mengatakan.

"Bahagia selalu, Sasuke Sakura," Bisik Natsuzawa yang hilang ditiup angin. Menyisakan kedamaian bagi Sasuke dan Sakura.

Sore itu semua kembali seperti semula dan akan melangkah maju untuk masa depan Sasuke, Sakura juga buah hati mereka.

End.

Owari.
.

.

.

.
.

Dengan ini selesai sudah "Cwtch" saya akan memposting "Cwtch" Fun fact juga setelah ini. Kalau kalian berkenan untuk menemukan fakta tersirat, maka silahkan dibaca!

Bye bye!

CWTCH (SasuSaku)Where stories live. Discover now