Chapter 34

13.9K 1.4K 275
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa Vote dan komen!

Jangan jadi SILENT READERS ya!

Sankyuu!

.
.
.
.
.
.

.
.

"Kamu."
-unknown




.
.
.
.
.
.
.
.



°°°°•••••°°°°°°

Ah....

Siang hari yang cukup tenang. Terlihat dari cahaya matahari tidak terlalu menyengat namun tetap memancarkan sinar hangatnya. Untuk aktivitas siang ini pun berjalan seperti biasa. Bedanya, sejauh mata memandang, karena memang kebetulan latar tempat Sasuke kali ini masih rumah sakit, iris obsidian hitam kelam Sasuke bergulir memandang setiap perawat atau dokter yang lalu lalang.

Wajah Sasuke tetap seperti biasa. Datar. Semua tahu itu, memangnya siapa lagi yang bisa mengubah ekspresi monoton Sasuke? Paling juga hanya Sakura. Sosok gadis yang kecantikannya mekar di usia awal dua puluhan, sosok gadis yang kebaikannya tak perlu ditanyakan serta kesetiaan yang tak ada habisnya.

Jadi tak ada salahnya Sasuke bisa sejauh ini mendambakan pacarnya itu. Ah, benar juga. Mereka telah kembali pacaran. Seumur hidup tak ada yang lebih mendebarkan daripada meminta seorang gadis yang pernah menjadi mantanmu untuk kembali menjadi pacarmu.

Untung saja Sakura mau menerimanya. Keberuntungan yang kedua adalah Mebuki telah setuju dengan hubungan mereka.

Ngomong-ngomong sejak semalam Sakura belum mengunjungi kamar rawat Sasuke. Biasanya gadis itu selalu datang tanpa absen dan membantu Sasuke memakan sarapan sampai makan malamnya. Tapi, mungkin karena kesibukan Sakura yang mulai padat belum lagi semalam Sakura harus menginterogasi Akira salah satu pegawai yang menjadi musuh dalam selimut.

Hilir aktivitas berkeliaran di depan mata Sasuke seperti yang ia lihat sejak ia keluar dari kamarnya. Sasuke tak tahan lagi, siapa orang yang mau berdiam diri di kamar rawat dan hanya memandangi pemandangan dari dekat jendela yang berjarak satu meter dari brankar lalu ditemani dua tangkai bunga camelia di dalam pot berbentuk tabung ramping transparan. Sakura bahkan belum sempat mengganti air bunga itu, menandakan sudah hampir dua hari Sakura tak datang.

Terdapat tiga buku bertema sejarah Shinobi yang sudah usang. Sakura kemarin berkunjung sembari membawa buku-buku itu lalu meninggalkannya di nakas dekat brankar Sasuke. Karena dua hari ini Sakura belum datang, itulah yang menemani setiap detik Sasuke. Walau ia harus melompati beberapa halaman pembahasan nuke-nin, Sasuke seolah merasa tersindir. Mengingatkan dia pada masa lalu. Untung saja Kakashi serta empat kage lainnya sepakat untuk memblokir akses mengetahui informasi kelam Sasuke.

Hahh...

Sudah cukup membahas betapa membosankan hari-hari Sasuke di rumah sakit. Sasuke sebenarnya jika bisa, maka ia memilih pulang dan beristirahat di rumah. Namun, lagi-lagi Sakura menghalanginya. Katanya, lebih baik Sasuke tetap di sini dan mendapat perawatan maksimal. Heh, Sasuke ingin membantah. Rasanya seluruh stamina serta kekuatan Sasuke sudah pulih seperti biasa.

Akan tetapi, kekhawatiran Sakura membuat Sasuke mengalah dan akhirnya menunggu hingga besok hari dimana dia bisa keluar secara resmi dan menghapus namanya dari buku pasien rumah sakit.

Dan di sinilah dia berdiri. Dengan menyeret tiang infus menimbulkan bunyi grek-grek dari roda tiang infus yang bersinggungan dengan lantai kilap rumah sakit. Sasuke memilah-milah langkahnya karena ada beberapa daerah yang sedang dibersihkan oleh cleaning service. Sasuke tak mau menambah kerjaan mereka jadinya untuk kesekian kali Sasuke memutar arah.

CWTCH (SasuSaku)Where stories live. Discover now