Chapter 10

13.4K 1.5K 160
                                    

Jangan lupa untuk VOTE dan KOMEN.

Enjoy the story 💕

Sankyuuu!😍

.

.

.
.

"Bagimana jika aku jujur padamu, aku memprioritaskan kamu di atas segalanya. Apa akan terdengar seperti omong kosong?"
-unknown
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

VOTEEEE💕💕
.
.
.
.
.
.
.
.




H • A • P • P • Y • R • E • A • D • I • N • G

Ah-

Terik sekali hari ini. Matahari bersinar begitu terang hingga cahayanya berhasil membuat kulit mereka ini sedikit memerah. Sepasang mata hijau itu menatap sekeliling, ia mengetuk-ngetukkan kakinya, berdiri menunggu sang sahabat yang mengantri membeli minuman. Padahal mereka sudah mundur dan berteduh di bawah atap kedai minuman, tapi sama saja. Perubahan cuaca cukup esktrim. Sebagai ninja medis, Sakura juga telah membekali diri dengan suplemen makanan dan juga vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Tak lupa dia juga mencekcoki sahabat-sahabatnya untuk menjaga daya tahan tubuh. Seperti hari ini juga tentunya.

Ia dan Ino mendapat libur. Meski tidak sepenuhnya libur, sih. Setelah ini Sakura harusnya pergi ke kantor Hokage untuk memberikan laporan tentang perkembangan rumah sakit mental anak yang ia dirikan. Ya, cuma itu saja. Setelah itu seharusnya ia bisa langsung pulang dan melanjutkan aktivitas lainnya.

Semalam, Ino datang menyelinap ke kamar Sakura melalui jendela. Tepat malam sekali, Sakura rasa menjelang tengah malam. Dia sempat terkejut, padahal Sakura sedang merilekskan diri dengan maskeran menggunakan madu yang dicampur dengan teh hijau. Daripada membeli masker berbahan kimia, Sakura lebih suka masker alami seperti ini. Suara ketukan kaca serta chakra yang familiar, kebetulan sekali Sakura masih mengaktifkan perasa chakranya. Ya, setelah itu sosok Ino muncul hampir berteriak melihat wajah Sakura yang dibaluri masker. Untung saja Sakura segera membekapnya, konsekuensi dari gerakan tiba-tiba itu, masker Sakura jadi retak dan sedikit hancur.

Tujuan Ino adalah mengajak Sakura pergi besok. Hampir saja Sakura mengamuk kalau tidak mengingat itu sudah tengah malam.

Usai perdebatan ringan itu, Sakura memang menemani Ino hari ini. Katanya, Ino mau membeli satu novel yang baru saja rilis. Ditulis oleh penulis favorit gadis itu. Sebuah novel romansa untuk usia tujuh belas tahun ke atas, Sakura malas bertanya mengapa Ino jadi demam romansa seperti ini. Anggap saja karena ia telah berpacaran dengan Sai, membuat Ino jadi menggebu-gebu.

Pilihan mereka memang jatuh pada toko buku yang lumayan ramai. Sebelum itu, karena teriknya cuaca juga membuat mereka berdua memilih untuk membeli minuman soda di salah satu kedai minuman. Ralat, hanya Ino yang membeli minuman soda dengan beberapa buah es batu di dalamnya. Sakura sudah lelah melarang Ino meminum minuman dingin di tengah teriknya cuaca, biarlah, pikir Sakura. Sebaliknya, Sakura lebih memilih untuk meminum teh dengan perasan jeruk nipis serta madu. Vitamin C yang tinggi akan membantu Sakura menjaga daya tahan tubuhnya. Ino mencibir Sakura yang terlalu berlebihan, tetapi Sakura hanya membalas dengan gumaman tak peduli.

"Ahh! Kau tahu tidak ada yang lebih nikmat daripada soda dingin ditengah hari terik," Ino berjalan menuju Sakura yang tengah bersender di dinding luar kedai. Ia membawa sekantung plastik transparan, isinya tinggal minuman Sakura saja.

"Jika kau sakit jangan mengadu padaku ya, pig," Sakura terkekeh ringan menerima minuman yang ia pesan. Ino sepertinya hanya mengibaskan tangan untuk menanggapi ujaran Sakura, seperti ia tak terlalu peduli.

CWTCH (SasuSaku)Where stories live. Discover now