Chapter 23

9.9K 1.2K 141
                                    

Jangan lupa VOTE dan COMMENT!

Jangan jadi Silent readers ya.

A/N: Di sini ada adegan "fight" SasuNatsu, saya sebenarnya sedikit kesulitan membuatnya. Semoga kalian suka.
.
.
.
.


"Kau berdoa untukku dan aku berdoa untukmu. Kita tidak saling mengetahui tetapi rembulan menjadi saksi."
-unknown (2)
.
.
.
.
.
.

VOTE!

VOTE!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


°°°°°°▪▪▪▪▪°°°

Sepanjang hari setelah melewati berbagai macam kegiatan dan juga rangkaian pemberkatan. Jika diingat-ingat, Sakura dan Hikaru sampai di distrik kekuasaan Hikaru. Klan Hikaru benar-benar besar. Layaknya Uchiha di Konoha, mereka menyediakan distrik tersendiri. Sayang sekali, kematian karena perang dunia ninja kemarin menekan laju perkembangan desa Kojo begitupun wilayah Hikaru.

Meski begitu, Sakura tetap tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap distrik Inagawa ini. Sangat besar. Layaknya Vila keluarga atau lebih besar dari itu. Sakura sejenak melupakan kesedihannya, siang ini dia justru ingin melepas penat.

"Bisakah aku berjalan-jalan setelah pemasangan kalung?" Sakura segera bertanya dengan mimik antusias. Seorang dayang yang Hikaru sediakan berasal dari kasta bawah. Dayang khusus untuk melayani sekaligus menemani Sakura berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat di wilayah kediaman Hikaru.

Memberi senyuman terbaik untuk calon nyonya besar ini, sang dayang mengangguk, "Setelah Tuan Inagawa memberikan kalung, silahkan temui saya setelahnya."

Salah satu tradisi di keluarga Hikaru adalah dipasangkannya kalung liontin berwarna biru gelap. Sakura sendiri tak mengerti mengapa konsepnya berlawanan dengan tres solis, Hikaru bilang warna biru tua memang kontras dengan nama besar klan mereka, tapi itu mengartikan bahwa di dunia ini sekalipun masih ada kegelapan dan merekalah cahayanya.

Perjalanan singkat mereka menuju sebuah ruangan kecil. Sepertinya ruangan khusus Hikaru. Sebelumnya Hikaru menjalankan ritual seperti menerima air suci dan dimandikan dengan itu. Di tempat ini juga, Sakura mengalami hal yang sama semalam.

Kali ini Sakura datang untuk menerima kalung yang menjadi tanda bahwa Sakura menjadi bagian Inagawa. Sebentar lagi setelah pemberkatan ini dan mereka menikah. Lalu membuka barrier di hutan Kojo setelah itu, Kizashi akan bangun. Dan semua akan kembali seperti dulu. Yang berbeda hanyalah status Sakura serta kenyataan bahwa ia akan menikah, menghabiskan waktu bersama Hikaru sampai akhir hayatnya.

Sakura menarik sudut bibirnya. Berusaha tersenyum di depan Hikaru.

"Silahkan masuk nyonya, Tuan Inagawa sudah menunggu di dalam."

"Terima kasih."

Sudah keharusan untuk dayang Sakura meninggalkan tempat ini. Setelah Sakura masuk ke dalam dan menutup pintu kayu itu, Sakura disambut oleh Hikaru yang sedang memejamkan mata. Rambutnya masih basah sisa-sisa pemandian air suci. Tetes-tetes air terlihat begitu jelas menggantung di dagu Hikaru, menambah kesan gagah dan tampan.

Sakura berusaha menumbuhkan kekagumannya pada sosok Hikaru dan berharap suatu saat nanti ia akan mencintai Hikaru sepenuhnya.

Aliran gelombang chakra Sakura yang masih aktif menjadi salah satu faktor yang membuat Hikaru akhirnya memperbaiki posisi duduknya dan membuka mata. Iris hijau gelap Hikaru menatap lembut wajah Sakura. Tak lama kemudian, Hikaru menggerakkan jari-jarinya sebagai isyarat agar Sakura mendekat.

CWTCH (SasuSaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang