Chapter 29

11.6K 1.4K 104
                                    

Chapter 29, update!

Jangan lupa VOTE dan COMMENT!

Jangan jadi SILENT READERS ya!

Sankyuu!!
.
.
.
.
.
.
.

VOTE!

VOTE!

.

"Akhir bahagia itu.. seperti apa?"
-unknown

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

°°°°°•••••°°°°

"Apa benar di sini tempatnya?"

Tiga orang Shinobi yang berasal dari Konoha. Lebih tepatnya Naruto, Ino, dan Sai. Untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di desa Kojo. Mereka segera bergegas dari Konoha dengan menggunakan jurus Sai. Dia menciptakan lukisan burung lalu mengaktifkannya agar menjadi alat transportasi mereka. Tak butuh waktu lama, hanya sekitar satu hari. Siangnya mereka berangkat dari Konoha, lalu sekarang tepat jam enam pagi, mereka sampai di sebuah distrik luas.

"Ya, di surat yang Sakura kirim memang ada di sini," Ino menatap ke penjuru distrik. Mereka masih berada di atas elang buatan Sai. Kira-kira sepuluh meter di atas tanah.

Kesan pertama yang muncul adalah distrik ini mengerikan. Bangunan-bangunannya seperti bangunan lama yang tak terawat.

"Kemana semua orang? Bukankah ini masih satu hari setelah pernikahan Sakura-chan, ya?" Naruto merasa ada yang tidak beres. Mengapa distrik kekuasaan Hikaru sepi begini. Seharusnya banyak dayang-dayang atau pelayan. Apalagi, dia dan Sakura adalah pengantin baru.

"Kita turun dulu."

Sai mengarahkan agar elangnya turun. Ino masih mengamati seluruh sudut. Mereka sampai di depan sebuah tugu matahari raksasa dan juga gerbang yang terbuka lebar. Daripada distrik klan, tempat ini lebih cocok disebut sebagai tempat terbengkalai. Tak ada tanda-tanda kehidupan.

Boof!

Setelah Sai melepas Jutsu-nya, elang itu segera menghilang meninggalkan kepulan asap putih. Mereka menunggu sampai beberapa detik lalu mulai melihat lurus ke depan.

Benar-benar megah dan luas.

"Sebesar apa sebenarnya klan mereka? Lalu Hikaru pemimpinnya, dan Sakura-chan sudah menjadi istrinya," Naruto kagum dengan setiap ukiran yang ada. Lalu berpikir kalau Sakura telah menjadi istri Hikaru.

Ino berbeda dari Naruto. Ia tetap merasa tak beres dengan semua ini.

"Kalau memang semuanya berjalan lancar, kenapa Sakura malah memintaku pergi bersama kalian ke sini dan mengambil tumbuhan untuk ayahnya?" Bisik Ino.

"Bahkan paman Kizashi saja sudah membaik. Apa ia masih memerlukan tumbuhan obat itu?" Sahut Sai.

"Itu dia. Tiba-tiba kondisi paman Kizashi berangsur-angsur stabil. Aku senang dengan kesembuhannya, tapi apakah kalian tak merasa aneh?"

Ino berkacak pinggang. Ia mendengus kesal saat mendapati Naruto dan kekasihnya tengah celingak-celinguk.

"Ayo masuk," Ino mengambil langkah di depan. Ia menarik tangan Naruto dan Sai agar segera mengikutinya. Naruto meringis, Ino tak ada kalem-kalemnya sedikitpun. Mungkin karena sudah terbiasa dengan sikap lembut Hinata, Naruto jadi
sedikit terkejut melihat sikap Ino.

"Heiii... Ino, kau yakin masuk? Walaupun Sakura-chan adalah sahabat kita, tapi ini kan wilayah klan suaminya. Kita lebih baik menunggu di gerbang."

CWTCH (SasuSaku)Where stories live. Discover now