Chapter 21

10.4K 1.2K 257
                                    

Jangan lupa VOTE dan COMMENT!

Jangan jadi SILENT READERS ya!

.
.

"Aku merindukanmu di setiap detik yang berlalu, berharap waktu bisa kuputar dan maaf ini aku ucapkan secara nyata."
-unknown (2)
.
.
.
.

VOTE!

VOTE!
.
.
.
.
.
.
.

°°°°°••••••°°°°°

Sasuke sudah menduga sebelumnya. Cuaca akan sangat terik dan panas seperti ini. Dia tak lupa bahwa kemarin malam bintang bersinar ramai di angkasa. Tak terkejut bahwa sinar matahari seakan membakar kulitnya. Kehidupan ninja adalah kehidupan yang sulit. Meski sudah akrab terhadap alam liar sekalipun, Sasuke masih mendesah lelah. Memilih untuk menahan keluhannya, Sasuke tetap melangkah membawa tas yang ia sampirkan di bahu.

Dalam pikiran Sasuke bisa dikatakan sedang berkecamuk berbagai hal. Seharusnya dia lebih fokus ya, mengingat Sasuke telah memasuki daerah rawan perampok di dekat sini.

Sasuke memilih untuk menembus suatu wilayah yang arahnya berbeda. Sebelumnya, Sasuke telah melihat sebuah tiang dengan papan yang bertengger di atas. Tertulis Hati-hati rawan ninja perampok. Tak ada yang lebih buruk daripada seorang perampok apalagi dia ninja pula. Bisa menguasai Chakra saja sangat merepotkan rasanya.

Lain hal dengan Sasuke. Sama sekali tak merasa was-was ataupun takut, perampok jenis apapun akan takluk di hadapannya. Yang pasti sekarang suasana hati Sasuke sedang buruk. Jangan macam-macam dengan Uchiha, mereka hanya belum tahu seberapa hebat kekuatan salah satu pahlawan dunia ini.

Akan tetapi, fakta bahwa Sasuke memilih untuk menutupi mata RinneSharingan-nya dengan kain menjadikan Sasuke lebih merasa nyaman. Bukankah dengan ini identitasnya akan sedikit tersembunyikan? Sebenarnya Sasuke tidak takut menghadapi segala macam manusia. Hanya saja bila bisa menghindari pertempuran maka Sasuke lebih memilih untuk diam damai. Daripada dia kelepasan dan malah membunuh orang, yang benar saja. Dia sedang menebus dosa, jangan sampai ada yang memancing amarahnya kan.

Membosankan. Sasuke mengeluh dalam hati. Wajah datarnya masih senantiasa tercetak di sana. Tak bisa dipungkiri bahwa wajah Sasuke memang sangat tampan. Garis rahang tegasnya serta aura cool yang membuat orang-orang bertanya apakah wajah Sasuke ini adalah pahatan sempurna dari Dewa?

Terlepas dari itupun, sebenarnya Sasuke sedang galau. Orang-orang sebaiknya percaya bahwa Sasuke sekarang sedang mengusap-usap fotonya dengan Sakura.

Sudah lebih dari sepuluh menit Sasuke melangkah di tengah jalanan sepi. Di kiri kanannya terdapat rerimbunan pepohonan. Karena merasa sedang sendirian, Sasuke tak ragu mengeluarkan foto itu dan menatapnya.

Haaah ... Sasuke benar-benar berharap dia bisa bertemu dengan Sakura untuk terakhir kalinya. Hanya saja bukankah itu adalah ketidakmungkinan? Naruto bilang Sakura sudah bergegas. Sakura akan pergi dalam jangka waktu dekat. Mereka kan sudah putus, lalu sebagai mantan kekasih yang baik hati, Sasuke telah mengirimkan surat untuk Sakura.

Khayalan konyol, batin Sasuke.

Dia pun menyimpan foto yang ia genggam sejak tadi. Kangen sih, tapi mau bagaimana lagi?

Setelah memasukkannya ke dalam. Sasuke tak mengubah kecepatan langkahnya. Memangnya apa yang ia kejar? Tidak ada. Sasuke mulai melamun lagi, memikirkan hal-hal yang tentu saja bersangkutan dengan Sakura. Seperti ... Sakura sedang apa? Bagaimana kabar detailnya? Apa dia beristirahat cukup?

CWTCH (SasuSaku)Where stories live. Discover now